Islamedia - Jalan dakwah yang dilalui Mubaligh kondang asal Riau Ustaz Abdul Somad mengalami beragam rintangan mulai dari intimidasi, persekusi, dan yang terbaru adalah fitnah.
Ustadz kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara itu mengakui baru-baru ini diterpa Fitnah dan tudingan bahwa meminta dana besar agar bersedia mengisi jadwal ceramah.
“Mereka memfitnah saya minta honor besar dan lain-lain. Buat pertanyaan, ‘Apakah pakai manajemen? Ada tim survei? Berapa orang bawa tim? Tiket (pesawat terbang) mesti business class? Mesti Garuda? Hotel mesti bintang lima? Jamaah mesti banyak? Pakai DP (down payment, uang muka)? Tarif khusus?’” Ujar Ustadz Abdul Somad seperti dilansir Republika.co.id, Rabu (26/9/2018).
Lulusan S-2 Darul Hadis (Maroko) itu menegaskan tidak pernah menjadikan dakwahnya lahan komersil. Sampai saat ini, jadwalnya berceramah sudah penuh hingga akhir Juli 2020. Seluruh acara tabligh yang telah, sedang, dan akan dihadirinya merupakan tempatnya berdakwah, menyambung tali silaturahim, serta membahas macam-macam persoalan keumatan dewasa ini.
“Saya jadwal full sampai akhir Juli 2020. Saya tidak pernah minta DP. Tidak pernah menentukan tarif. Tidak minta tiket bisnis, hotel VIP. Tidak ada tim survei,” kata dia.
“Klarifikasi ini jelas. Jangan fitnah saya lagi karena beberapa orang yang fitnah saya, saya kasihan menengok nasibnya,” Tegas Ustaz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad juga menegaskan tidak memilah-milah pihak pengundang. Seperti diisyaratkan dalam sebuah hadits, ulama merupakan pewaris Nabi SAW. Salah satu sifat Rasulullah SAW yang sudah selayaknya ditiru adalah tabligh, menyampaikan risalah kebenaran kepada khalayak.
“Mau masjid, mushala, dan lain-lain (yang mengundang), saya datang. Pernah undangan Sultan Perak tidak saya hadiri. Istri Sultan Brunei, (undangannya) pernah tidak saya hadiri. Saya pegang janji (memenuhi undangan yang telah disanggupi),” Tegas Ustadz Abdul Somad. [islamedia].
Ustadz kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara itu mengakui baru-baru ini diterpa Fitnah dan tudingan bahwa meminta dana besar agar bersedia mengisi jadwal ceramah.
“Mereka memfitnah saya minta honor besar dan lain-lain. Buat pertanyaan, ‘Apakah pakai manajemen? Ada tim survei? Berapa orang bawa tim? Tiket (pesawat terbang) mesti business class? Mesti Garuda? Hotel mesti bintang lima? Jamaah mesti banyak? Pakai DP (down payment, uang muka)? Tarif khusus?’” Ujar Ustadz Abdul Somad seperti dilansir Republika.co.id, Rabu (26/9/2018).
Lulusan S-2 Darul Hadis (Maroko) itu menegaskan tidak pernah menjadikan dakwahnya lahan komersil. Sampai saat ini, jadwalnya berceramah sudah penuh hingga akhir Juli 2020. Seluruh acara tabligh yang telah, sedang, dan akan dihadirinya merupakan tempatnya berdakwah, menyambung tali silaturahim, serta membahas macam-macam persoalan keumatan dewasa ini.
“Saya jadwal full sampai akhir Juli 2020. Saya tidak pernah minta DP. Tidak pernah menentukan tarif. Tidak minta tiket bisnis, hotel VIP. Tidak ada tim survei,” kata dia.
“Klarifikasi ini jelas. Jangan fitnah saya lagi karena beberapa orang yang fitnah saya, saya kasihan menengok nasibnya,” Tegas Ustaz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad juga menegaskan tidak memilah-milah pihak pengundang. Seperti diisyaratkan dalam sebuah hadits, ulama merupakan pewaris Nabi SAW. Salah satu sifat Rasulullah SAW yang sudah selayaknya ditiru adalah tabligh, menyampaikan risalah kebenaran kepada khalayak.
“Mau masjid, mushala, dan lain-lain (yang mengundang), saya datang. Pernah undangan Sultan Perak tidak saya hadiri. Istri Sultan Brunei, (undangannya) pernah tidak saya hadiri. Saya pegang janji (memenuhi undangan yang telah disanggupi),” Tegas Ustadz Abdul Somad. [islamedia].