Islamedia - Fenomena hujan es menerjang Jakarta pada bulan Maret 2017, tepatnya selasa sore (28/3/2017). Berdasarkan pantauan di akun twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, beberapa wilayah di Jakarta Timur seperti Ciracas dan Cipayung mengalami hujan es.
Apa sajakah tanda-tanda terjadinya hujan es? Berikut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui rilis yang diterima JawaPos.com terkait fenomena hujan es.
Kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Sedangkan, indikasi terjadinya hujan es, hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat yakni:
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (lebih dari 60 persen)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis–lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu–abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
- Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
- Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba–tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1–3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi atau pancaroba atau penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Sementara, sifat-sifat putting beliung atau angin kencang berdurasi singkat yakni:
- Sangat lokal
- Luasannya berkisar 5 – 10 km
- Waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit
- Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba)
- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
- Bergerak secara garis lurus
- Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0.5–1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda–tandanya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen
- Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya), tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung
- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
sumber : jawapos
[islamedia]