Islamedia - Sejak kemaren saya mendengar laporan dari teman-teman bahwa sinetron
sekarang menempatkan Islam sebagai “tersangka” kejelekan. Meski
sebenarnya saya tidak menyukai sinetron, tapi akhirnya saya sempatkan
menonton sinetron Haji Medit di SCTV agar bisa lihat sendiri.
Setelah menonton sinetron tersebut, saya risau dan malu. Saya juga
pernah menonton Islam KTP, Haji Muhidin, dan Ustada Fotocopy. Saya pun
malu menontonnya. Di sinetron itu Islam digambarkan kejam, jahil, bodoh,
tamak, kikir dan sifat tercela lainya. Saya sempat berfikir apakah ada
agenda TV tertentu merendahkan agama mayoritas negeri ini?.
Saya sebagai Muslim jelas risau, tidak suka, kecewa dengan sinetron
SARA yang ditayangkan. Jauh dari nilai Islam yang sesungguhnya. Dulu
juga pernah ada sinetron tentang Pesantren Rock, dicitrakan pesantren
tempat pacaran. Dulu pernah dilarang tampilan Ustad/Kyai yang dikesankan
hanya sebagai pengusir setan. Fungsi kyai dan ustad hanya sebatas
dipanggil untuk melawan makhluk halus. Padahal ulama adalah penerus
risalah para nabi.
Sinetron sekarang, jauh dari unsur pendidikan. Tapi malah justru
bertentangan dengan akhlak terpuji. Sekarang muncul lagi sinetron
dengan simbol-simbol Islam tapi berkelakuan jahiliyah. Judul filmnya
Haji Medit. Saya bertanya, dimanakah KPI Pusat?
Medit itu artinya adalah kikir, pelit, tidak suka berbagi, yang
artinya jauh dari akhlak terpuji. Sinetron jaman sekarang bawa
istilah-istilah Islam. Kalo ada jeleknya, Islam yang kena cap jelek.
Apakah sutradaranya tidak mempertimbangkan bahwa Ustad, Haji, Kyai
adalah simbol Islam, yang dihormati, karena guru dan pendakwah. Bukan
simbol agama lain.
Saat ini ada skenario TV untuk memfitnah Ustad atau Haji.
Seakan-akan yang dapat gelar ustadz atau haji adalah nista. Justru
secara tidak sadar saat ini yang dijelek-jelekkan oleh sinetron SARA
bukan Ustadz/Haji, tapi ISLAM.
Setelah Islam KTP yang menggambarkan si Madit sebagai haji yang
kikir dan pelit dan suka menghina, citra Islam menjadi buruk. Kini ada
sinetron SARA tentang Haji Muhidin yang akhlaknya tidak terpuji.
Seolah-olah Islam mengajarkan begitu. Apa manfaat sinetron Ustadz
Fotocopy? Saya lihat aneh, itu bukan karakteristik ustadz. Ustadz/guru
agama tidak untuk becandaan. Bagaimana reaksi KPI Pusat jika ada
sinetron dengan cerita pendeta atau biksu yg jahat, antagonis &
bodoh?
KPI bisa menghentikan program walisongo di indosiar karena
masyarakat hindu Bali protes dengan karakter jahatnya dari orang hindu.
Sialakan buka www.kpi.go.id.
Atas protes Parisada Hindu Dharma, KPI juga pernah menegur sebuah
program yang menyebut adanya pembantaian hewan oleh masyarakat hindu
bali untuk kepentingan ibadah. KPI juga pernah menegur OVJ karena
menggunakan properti berupa patung Ganesha dari styrofoam yg dijadikan
candaan oleh pemainnya. Kapan KPI menegur sinetron yang mendowngrade,
figur ummat islam? Ketika ustadz hanya dijadikan pengusir jin, di acara
gentayangan, dan bahan olok-olok.
Komisi Penyiaran Indonesia sangat cepat memproses protes dari kaum
minoritas. Giliran ummat Islam di-down grade, lama bertindak.
Paradigma
sinetron SARA harus segera di ganti, banyak cerita lain yang membuat
orang tertarik menontonya. Mohon maaf kepada para producer, ulama adalah
pewaris para nabi, dan Haji identik dengan tokoh Islam, jangan
nistakan. Terimakasih.
Bayu Prioko