
Islamedia - Entah
kenapa, kadang-kadang muncul keputusasaan dalam benak ini ketika harus
berhadapan dengan musuh kemanusiaan bernama Zionisme. Sebuah pertarungan abadi
yang jauh dari jangkauan, beribu-ribu kilometer, ditambah dengan keterbatasan
upaya yang bisa ku lakukan. Namun, setiap ku menyerah dengan keadaan tersebut,
hati kecil ku pun berontak untuk mengatakan pasti ada yang bisa kulakukan untuk
melawan mereka. Walaupun kecil, tapi yang selalu kupastikan sejak dulu adalah,
AKU HARUS MELAWAN MEREKA.
Bagi
kawan-kawan yang terlanjur pesimis dan bahkan berpandangan sinis, mungkin akan
segera lantang berkata dan mencemooh,”
Udah sana ke Jalur Gaza ikut berperang melawan Israel; Ah, paling-paling cuma ngasih doa, ikut demonstrasi ama ngasih sumbangan.
Israel mana bisa dilawan bro..ha..ha..;
Percuma teriak2 di depan Kedubes atau aksi jalanan sejuta umat, ga bakal ngaruh…mending
ngurus urusan dalam negeri aja, masih banyak kemiskinan tuh”. Tapi itu mungkin menurut
mereka, namun bagi saya jauh ataupun dekat jika sama-sama penindasan, semuanya tetap harus
dilawan, semampu yang engkau bisa kawan. Bagi mereka yang di Palestina pun,
dukungan apapun yang diberikan baik dana, doa, demonstrasi, atau bahkan terjun
langsung kesana seperti yang dilakukan kawan2 KNRP, Mer-C, dll, sangat berarti
bagi mereka bagaikan titik-titik air di tengah medan gersang perjuangan yang
sedang mereka lakukan. Setidaknya mereka tidak merasakan sendirian di atas bumi
Allah ini.
Bukankan Islam mengajarkan untuk senantiasa
menjaga ukhuwah dan rasa persaudaraan diantara muslim bahkan non muslim
sekalipun. Jika sesama muslim, Rasulullah bersabda jika diantara muslim itu
ibarat satu tubuh, jika satu bagian disakiti, maka bagian lain juga ikut merasakan
sakitnya. Non muslim pun mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa di dalam
Islam. Dalam dalam satu hadist Rasulullah SAW mengatakan ,”Jika kaum dzinni ‘non muslim yang hidup di
pemerintahan Islam’ diganggu/disakiti, maka berarti telah menggangguku/menyakitiku”.
Demikian ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insaniyah diajarkan Rasulullah SAW (Tolong
dikoreksi jika ada kesalahan,maklum masih perlu banyak belajar agama).
Dari bangsa
Palestina banyak hikmah yang bisa dipetik selama ini. Salah seorang kawan
pernah berkata,” Musuh-musuh ummat mestinya
belajar untuk mengerti bahwa bayi yang dilahirkan ditengah badai tak akan
gentar menghadapi deru angin. Yang biasa menggenggam api jangan diancam dengan
percikan air. Mereka ummat yang biasa menantang dinginnya air di akhir malam,
lapar dan haus di terik siang".
Palestina mengajarkan banyak hal tentang keistiqomahan, tentang kesabaran,
tentang perjuangan, tentang harapan yang tak pernah padam yang selalu mereka
jaga dan tumbuhkan dari waktu ke waktu
Jujur kuakui, postingan-postingan kekejaman Laknatullah
Israel seringkali membuat air mataku terurai. Untuk apa harus malu mengakui
jika hati ini memang sangat terasa rapuh ketika menyaksikan rentetan penderitaan2
tak pernah henti. Visualisasi gambar memang sangat mudah mempengaruhi dan
membuat kita tersadar akan kekejaman yang dilakukan Zionis kepada mereka. Membayangkan
bagaimana kehidupan masa kecil mereka yang terenggut dengan cepat berhiaskan
tetesan ribuan kiloliter darah dari kurun waktu yang smakin panjang. Andaikan
mereka yang ‘berhiaskan’ darah itu adalah anak-anak kita, mungkin kita baru
tersadar dan baru yakin, jika Zionis itu betul2 kumpulan manusia yang sangat
tidak beradab.
Di Palestina sana, aku juga meyakini bagaimana
pada setiap malamnya, dalam sujud-sujud panjang mereka, istri-istri yang ditinggalkan
oleh suaminya karena syahid atau ditahan di penjara Zionis kan selalu terus
mengadu kepada Rabbnya di balik dinding-dinding rumah yang tak lagi berdiri
dengan kokoh. Anak-anak yang terus menangis karena luka-luka yang mereka derita
dan kehilangan orang tua, atau orang tua yang harus rela berpisah dengan
anak-anaknya…Maaf, ini bukan pendramatisiran kawan, tapi itulah kenyataan yg
mereka hadapi dari waktu ke waktu, tanpa kenal lelah
Apa yang harus kuperbuat ya Allah sebagai
amalan nyata dan bukan sekedar doa??? Alhamdulillah, semenjak beberapa tahun
lalu, kami sekeluarga berusaha berbuat untuk mereka. Perbuatan yang mungkin bagi sebagian orang tidaklah berarti apa-apa,
atau bahkan bisa jadi bahan cemoohan tiada henti. Tapi bagi kami sekeluarga, inilah
ladang perjuangan kami, dan kami kan terus bertahan di ladang ini. Dan setiap
kali melakukannya, kami selalu membayangkan senyum-senyum kebahagiaan dari
saudara kami di Palestina. Senyuman kebahagiaan dan simbol terima kasih karna
telah membantu perjuangan mereka, walau terasa sangat kecil. Sungguh ‘tak layak’
juga rasanya jika tak ada perasaan bersalah sedikitpun ketika menikmati
produk-produk mereka, sedangkan hasil dari produk2 tersebut disumbangkan untuk
misi biadab mereka, membantai rakyat Palestina.
Boikot
Produk-Produk mereka!!! Pertanyaan
sinis lain dari beberapa kawan2,”Apa mungkin bisa memboikot?Bukannya hampir
semua produk di sekeliling kita merupakan milik Zionis? FB, Google, dan produk2
lain jelas kamu gunakan setiap saatnya”. Peduli amat dgn kata-kata sinis
mereka, toh mereka tak pernah tau bagaimana bahagianya hati ini ketika mampu
menahan diri untuk tidak memakai produk-produk mereka. Saya meyakinkan hati ini dengan salah satu kaidah
fiqih, “kalau sesuatu tidak bisa dicapai keseluruhan jangan ditinggalkan
semua”. Dengan kata lain, kalaupun toh saya dan keluarga tidak bisa menghindari
semua produk2 Yahudi, paling tidak saya bisa menghindari sebagian daripadanya.
Inilah
kebahagiaan bagi saya, istri, dan anak-anak yang mulai beranjak remaja. Di
dinding kamar dan dinding rumah, sampai saat ini masih ada ‘hiasan nurani’ yang
bertuliskan kalimat-kalimat perlawanan kami kepada zionis. Alhamdulillah,
anak-anak pun bisa mengerti. Misalkan ketika setiap kali melewati makanan ‘beraromakan zionis/yahudi’,
anak-anak kami selalu berkata,”Ini milik Yahudi ya bi, mereka telah membunuh
saudara2 kita di Palestina ya?”. Sekali lagi, inilah definisi ‘perlawanan’
menurut kami, dan disini juga kami bisa menemukan sebuah kebahagiaan yang luar
biasa yang mungkin tidak dirasakan orang lain.
Memang tidak
semua produk-produk mereka yang mampu kami lawan. Tapi, sekali lagi kaidah
fiqih diatas mengajarkan kepada kami, untuk tetap bisa berbuat sekecil apapun
itu. Ada produk-produk yang bisa dihindarkan pemakaiannya dan bisa disubstitusi
kepada produk lain, tetapi jujur harus diakui masih banyak juga produk yang
tidak bisa kami hindari pemakaiannya. Kami sekeluarga pun jujur harus mengakui, ‘perlawanan’
sunyi yang kami lakukan terkadang tidak sepenuhnya berjalan dengan baik.
Sesekali (bukan seringkali) kamipun masih menggunakan produk-produk mereka (padahal
masih ada produk subsituti lain yang masih bisa kami gunakan) dikarenakan
beberapa hal) Tapi tetap saja frekwensinya kecil dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Hari ini, ketika mereka kembali melakukan pembantaian kepada
bocah-bocah/wanita/pejuang palestina, maka daftar produk yahudi laknat tersebut
harus kembali kami rilis ulang, kami catat kembali dengan rapi, dan kami kobarkan kembali semangat perang
ini.
Jika ada Milyaran orang yang akan boikot produk
yahudi, kami sekeluarga adalah diantaranya.
Jika ada Jutaan orang boikot produk Yahudi, kami
sekeluarga diantaranya
Jika ada Ribuan orang boikot produk Yahudi, kami
sekeluarga diantaranya
Jika ada Ratusan orang boikot produk Yahudi, kami
sekeluarga diantaranya
Jika ada Puluhan orang boikot produk Yahudi, kami
sekeluarga diantaranya
Jika hanya ada satu entitas boikot produk Yahudi, maka
kami sekeluarga adalah entitas itu
Yang menjadi pertanyaan
selanjutnya, apa saja produk-produk Yahudi yang kemungkinan besar menjadi
penyumbang bagi penjajahan mereka yang berada di sekitar kita. Banyak referensi
yang bisa kita pakai, dan itu tersebar di berbagai restoran franchise, produk makanan dan minuman,
produk rumah tangga (pasta gigi, sabun mandi, bedak, dll). Beberapa Ulama Islam
dunia, seperti Prof Yusuf Qardhawi, Syeikh Salman bin Fahd Al Audah (Arab
Saudi), Syeikh Muhammad Saed Ramadhan al
Buthi (Suriah), Fatwa Majelis Ulama Sudan, Fatwa Majelis Ulama Palestina,
pernah mengeluarkan daftar-daftar produk mereka yang mungkin ada disekitar
kehidupan kita (coba buka : nfbs.or.id).
JADILAH
PARA PEJUANG, WALAU HANYA DALAM SUNYI
“Bagaimana rupa hati yang Ia
tiada bertahta disana? Betapa miskinnya anak-anak zaman, saat mereka saling
benci dan bantai. Betapa sengsaranya mereka saat menikmati kebebasan semu;
makan, minum, seks, riba, suap, syahwat dan seterusnya, padahal mereka masih
berpijak dibumi-NYA” (Rahmat Abdullah)
Wallahu alam bishawab
“Pojokan Salemba, menjelang
Magrib, 19/Nov 2012”
Firdaus F
Mahasiswa Pasca FE UI
twitter : firdauskoto1