Akmal Sjafril : Masalah Kita Ini Berat ! -->

Akmal Sjafril : Masalah Kita Ini Berat !

Senin, 01 Oktober 2018
Islamedia Kuliah Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta untuk Angkatan ke-9 kembali digelar pada hari Rabu, 26 September 2018, bertempat di Aula INSISTS, Kalibata, Jakarta Selatan. Pertemuan kedua ini dihadiri oleh 74 orang peserta yang terdiri dari berbagai latar belakang, antara lain aktivis mahasiswa, guru dan karyawan swasta.

Tema kuliah kali ini adalah tentang ghazwul fikri atau perang pemikiran. Materi perkuliahan disampaikan langsung oleh Akmal Sjafril, Kandidat Doktor Ilmu Sejarah dari Universitas Indonesia (UI). Akmal membedah fenomena ghazwul fikri berikut modus-modusnya, seraya menjelaskan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh umat saat ini sangat berat dan tidak sederhana.

Permasalahan kita saat ini sudah berat. Kalau saya diminta menyampaikan materi kajian yang tidak berat, berarti saya bohong. Karena faktanya, masalah yang kita hadapi memang berat,” ujarnya tegas.

Untuk lebih memperjelas maksudnya, Akmal menguraikan makna ghazwul fikri kepada peserta kuliah. “Perang pemikiran itu adalah konfrontasi yang terencana, memiliki tujuan penaklukan dengan segala sumber daya yang dimiliki. Kenapa yang diserang pemikiran? Karena tubuh manusia dan segala potensi yang dimiliki seseorang itu dikendalikan oleh pikirannya. Itulah sebabnya, menguasai dan menaklukan pemikiran itu menjadi penting,” tandasnya.  

Dalam kuliahnya, Akmal juga menjelaskan perbedaan antara perang fisik dan perang pemikiran. Dalam usahanya menghancurkan cara berpikir umat, musuh-musuh Islam bisa menggunakan berbagai modus, antara lain melalui media, lembaga pendidikan dan produk budaya seperti film.

Sekalipun agak terlambat dimulai, para peserta tetap antusias menyimak materi yang disampaikan dalam perkuliahan. Hal ini disampaikan oleh Adnan, salah seorang peserta SPI yang berasal dari Semplak, Bogor. “Materi perkuliahan kedua ini menyadarkan saya tentang perang pemikiran dan cara-cara yang dilakukan untuk merusak pemikiran kita (umat Islam),” ujarnya. [ahmad/abe/islamedia]