Islamedia - Majelis
Ta'lim Telkomsel (MTT) menggelar agenda kaderisasi yang bertujuan untuk
membangun karakter di lingkungan Kantor Telkomsel, yaitu School of Islamic
Education and Leadership (SHIELD) MTT 2018.
Wawan Budi Setiawan selaku Ketua MTT membuka secara resmi program SHIELD MTT 2018 pada hari Senin (05/03) di Ballroom Telkomsel Smart Office, Jakarta Selatan. SHIELD menawarkan dua jenis kelas yaitu in class (HO) dan Webinar (Regional). “Adapun peserta SHIELD berasal dari karyawan Telkomsel dan Telkom Group, baik dari pusat maupun regional,” ujar Wawan.
Di awal kuliah, Akmal menjelaskan tentang definisi Ghazwul Fikri, yang berasal dari kata “ghazwah” yang berarti perang dan “fikrah” yang berarti pemikiran. “Perang ini terencana, memiliki tujuan penaklukan dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki,” ujar Akmal.
"Layaknya perang fisik, perang pemikiran juga memiliki senjata yaitu menggunakan buku, propaganda, film, lembaga, seminar, beasiswa dan lain-lain. Dan mereka melakukannya melalui tiga modus yaitu melalui media massa, pendidikan, dan sosial budaya," ungkap Akmal lagi.
Wawan Budi Setiawan selaku Ketua MTT membuka secara resmi program SHIELD MTT 2018 pada hari Senin (05/03) di Ballroom Telkomsel Smart Office, Jakarta Selatan. SHIELD menawarkan dua jenis kelas yaitu in class (HO) dan Webinar (Regional). “Adapun peserta SHIELD berasal dari karyawan Telkomsel dan Telkom Group, baik dari pusat maupun regional,” ujar Wawan.
Kuliah
kedua SHIELD pada hari Selasa (06/03) dihadiri oleh 83 orang peserta, dengan
komposisi 74 orang in class dan 19 orang yang kuliah via webinar. Materi
yang disampaikan yaitu “Ghazwul Fikri” dengan menghadirkan pemateri
Akmal, M.Pd.I.
Di awal kuliah, Akmal menjelaskan tentang definisi Ghazwul Fikri, yang berasal dari kata “ghazwah” yang berarti perang dan “fikrah” yang berarti pemikiran. “Perang ini terencana, memiliki tujuan penaklukan dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki,” ujar Akmal.
"Layaknya perang fisik, perang pemikiran juga memiliki senjata yaitu menggunakan buku, propaganda, film, lembaga, seminar, beasiswa dan lain-lain. Dan mereka melakukannya melalui tiga modus yaitu melalui media massa, pendidikan, dan sosial budaya," ungkap Akmal lagi.
SHIELD
MTT 2018 menggandeng Sekolah Pemikiran Islam (SPI) di bawah bimbingan Akmal
dengan mengadopsi seluruh Kurikulum SPI. Saat ini, SPI sudah meluluskan tujuh
angkatan di Jakarta dan memiliki beberapa cabang di luar Ibu Kota. [islamedia/abe/heliana]