Islamedia - Perkuliahan Sekolah
Pemikiran Islam (SPI) Jakarta
kembali digelar.
Kali ini mengusung tema “Jurnalistik Dasar”, dibimbing oleh Erwyn Kurniawan,
Rabu malam (27/12/17).
Pimpinan Redaksi sebuah portal berita dunia Islam
ini mengupas dasar-dasar
jurnalistik yang disimak dengan baik oleh para peserta kuliah pada
malam itu. Saat membahas ‘matematika
berita’,
Erwyn
menjelaskan bagaimana suatu berita bisa menjadi viral di tengah-tengah masyarakat.
“Satu orang biasa ditambah satu kehidupan biasa, itu bukan berita. Satu orang biasa yang menerima dana E-KTP 2,3 Triliun, itu baru berita. Satu orang biasa yang terima dana E-KTP 2,3 Triliun dan kemudian diselewengkan, nah itu baru top news,”
jelasnya dengan memberi contoh secara gamblang.
Erwyn juga sempat memberikan tugas kepada
peserta untuk membuat reportase dalam waktu sepuluh menit. Hal ini
dimaksudkan agar peserta semakin matang dalam membuat berita yang layak dibaca
banyak orang.
“Jika ingin pandai menulis maka
lakukanlah PBB, alias Paksa,
Biasa, dan nanti akan Terbiasa,” kata penulis buku Jejak Langkah
Menuju Indonesia Emas 2020 ini.
Venny, salah seorang peserta kuliah, merasa bahwa materi yang
diangkat kali ini
sangat bermanfaat untuk mengerjakan tugas dari SPI, yaitu membuat reportase setiap kali
selesai perkuliahan dan
juga untuk membuat berita bila sewaktu-waktu diperlukan. “Saya jadi lebih memahami dan tahu cara
menulis reportase yang baik,”
ujarnya.
Usaha SPI untuk membangun
tradisi ilmu dalam peradaban Islam, serta mencetak generasi Islam
berintelektual tinggi, seperti dinyatakan dalam akun twitter @SPI_Pusat serius
dibuktikan, salah satunya
diwujudkan dengan kajian seputar jurnalistik ini.
“Oh,jadi ini yang bikin peserta SPI pinter
nulis berita. Memang
rupanya diajarkan dan
dipaksa untuk mengerjakan tugas reportase sepekan sekali,” kata Lucky, yang juga peserta SPI Angkatan ke-7.
[islamedia/abe/nurshabrina]