Islamedia - “Intepretasi adalah kemampuan menganalisis atau memaknai
sebuah peristiwa. Kesalahan dalam melakukan intepretasi akan membuat kita
keliru dalam mencari makna sesungguhnya dari peristiwa yang terjadi,” demikian ungkap
Asep Sobari di Aula INSISTS
pada Rabu, 30
Agustus 2017 yang lalu.
Kelas SPI
Jakarta angkatan 2017 kembali digelar. Perkuliahan yang sudah
memasuki sesi ke-13 ini mengangkat tema “Fitnah
Kubra”.
“Utsman, Khalifah ketiga setelah Rasulullah
wafat, kerap digambarkan sebagai sosok yang bengis dan haus akan
kekuasaan. Sahabat Rasulullah ini digambarkan memusuhi dan bertempur dengan sahabat yang lain. Kesimpulan ini diambil
dari seorang sejarawan yang sudah menjadi guru besar di Indonesia,”
ungkap salah seorang peneliti INSISTS ini.
“Bagaimana mungkin seorang Muslim berpendapat seperti demikian, sementara Rasulullah sendiri
mengatakan bahwa Utsman adalah manusia yang dijamin masuk surga? Lantas
bagaimana dengan semua keberhasilan yang dilakukan Utsman selama masa
kepemimpinannya?” ujar Asep
beretorika.
Apa yang terjadi, menurut Asep, adalah kesalahan dalam
interpretasi sejarah. “Hal ini terjadi
karena kegagalan melakukan analisis atau intepretasi yang pada akhirnya
menyebabkan kita melihat sejarah Islam sebagai sebuah sejarah yang penuh dengan
darah,” tambah pria yang berdomisili di Depok ini.
Perkuliahan ditutup dengan penjabaran sederet prestasi
Utsman bin Affan selama memimpin kekhalifahan Islam, salah satunya dalam bidang
ekonomi. Keberhasilan ini terlihat, misalnya, dari kebiasaan negara di
awal tahun yang selalu memberikan
uang secara cuma-cuma kepada warga dengan jumlah paling kecil sebesar 50
dinar atau 100 juta rupiah.
Hal ini adalah bukti bahwa kepemimpinan Utsman sesungguhnya sangat gemilang.
Di tempat yang sama, Ali Faizin,
salah seorang peserta SPI yang berdomisili di Bogor,
mengungkapkan pendapatnya tentang kuliah tersebut. “Pemahaman
terhadap fitnah kubra sangat menentukan persepsi kita terhadap sejarah
Islam. Materi ini kembali meluruskan cakrawala berpikir terhadap sejarah dengan
tetap menjaga kemuliaan para sahabat,” ungkap lelaki
yang sedang menunggu kelahiran putra pertamanya ini. [islamedia/widigdo/abe]