Mengendalikan Hawa Nafsu -->

Mengendalikan Hawa Nafsu

Jumat, 24 Maret 2023
Islamedia - Sepulang dari sholat Jum’at, sewaktu memasuki lapangan parkir kantor, benda berwarna merah kinclong itu langsung menarik perhatianku. Akupun turun dari mobil dan menghampiri dua orang teman yang juga tertarik kebenda tsb. Mobil sport baru berwarna merah dengan slip hitam itu memang sangat menarik perhatian. Kami kemudian terlibat perbincangan, sambil mengamati mobil sport itu dari berbagai sisi. Tidak lupa kami juga mencoba duduk didalamnya dan juga membuka kap mesin untuk melihat jeroannya.

So, what are you gonna do with your old truck? Did you trade it in with this one? Demikian tanyaku kepada teman yang baru saja mengambil mobil sport itu dari dealer. “Oh No, I’ll keep my truck, I’m not gonna use this one for commute.” jawab temanku. Dengan keheranan aku bertanya lagi, kalau begitu buat apa kamu beli mobil sport ini, kalau kamu tidak akan memakainya? Ternyata kemudian teman yang lain yang menjawab, “Well my friend, that’s the way around here, American buy thing because they want to buy it. Not because they need it."

Hm, american capitalist style atau memang begitu gaya hidup jaman sekarang? Apakah kita sebagai muslim akan bersikap seperti itu juga? Bagaimana juga dengan muslim yang ditanah air? Bagaimanakah sikap muslim sebaiknya dalam hal “want versus need” ini? 

Firman Allah dalam Al-Qur’an,

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian ”. (QS. al Furqaan : 67)

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”. (QS. Al Israa` : 29)

Dapat kita simpulkan, bahwa muslim diperintahkan Allah SWT untuk bersikap tidak berlebih-lebihan, tidak boros, tetapi juga tidak kikir, tidak menahan. Muslim diperintahkan untuk bersikap sewajarnya dipertengahan. Dan tentunya juga Muslim diperintahkan untuk mencari penghasilan dengan cara yang halal. Jangan sampai kita termasuk orang yang seperti hadits Rasulullah S.A.W,

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan datang suatu masa, ketika itu orang tidak lagi mempedulikan apa-apa yang dia dapatkan, apakah termasuk yang halal atau yang haram”. (HR. Bukhari)

Karena hendak mengejar sikap hidup yang berlebih-lebihan dan boros, kita lupa dan mencari penghasilan dengan cara yang tidak baik, curang dan haram, kita lupa bahwa Allah SWT maha melihat dan Malaikat tidak pernah alpa dalam mencatat tingkah laku anak adam. Padahal kita diperintah Allah SWT untuk memakai cara-cara yang baik dan halal,

Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. Al-Israa' : 35)

Lebih lanjut dalam Allah SWT juga berfirman dalam Surat At Taubah ayat 24,

Katakanlah, “Jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga, harta kekayaan, yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Alloh dan Rosul-Nya, dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan keputusan-Nya. Dan Alloh tidak memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik”. 

Dalam firman Allah SWT ini kita diingatkan untuk tidak mencintai harta kekayaan ataupun dunia secara berlebihan. Bahwa hendaklah kita ingat tujuan kita hidup didunia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Bukanlah semata mengejar keinginan atau hawa nafsu semata.

Dan dalam rangka mengingat tentang Ramadhan yang salah satu hikmah puasa adalah kita dilatih untuk mengendalikan keinginan kita. Bahkan pada siang hari kita dilarang untuk menikmati hal-hal yang halal. Kalau kemudian dalam training kita berhasil mengendalikan diri, sehingga untuk hal yang halal tapi dilarang kita dapat menghindari, apatah lagi kemudian sikap kita terhadap barang-barang yang subhat, terlebih lagi yang haram. Apakah kita akan memilih daging zabihah dibanding daging walmart misalnya? Apakah kita akan mengambil sesuatu yang bukan hak kita, bbm subsidi atau obat subsidi misalnya? Insya Allah, kalau untuk hal-hal kecil ini kita dapat memaksakan diri untuk memilih yang lebih baik, yang kita lebih berhak walaupun harus berkorban cost, untuk hal-hal yang lebih besar, kita juga akan mampu. Dan itulah muttaqin yang terejawantah dalam kehidupan nyata.

Dan kalaulah seluruh muslim Indonesia yang 85% dari total penduduk Indonesia berhasil dalam training ini, Insya Allah Indonesia akan maju pesat. Tidak ada yang akan korupsi, tidak ada lagi yang kolusi, menyuap atau minta komisi, tidak ada lagi yang mencuri, merampok atau perbuatan lain yang merugikan sesama. Akan tercapailah Indonesia yang adil dan makmur. 

Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang bertakwa, amin y.r.a.
 
Kurniawan Alfizah
Anggota IMSA, tinggal di Houston, Texas