Dilaporkan
Dhaka Tribune, kemarin, 1.500 orang melewati Bochari, wolayah pinggiran di
Bandarban, menuju Bangladesh.
Salah
satu pengungsi bernama Abdul Alim menggendong ibunya berhari-hari agar selamat
dari pembantaian, "Kami telah berjalan selama empat hari. Dan ibu saya
terlalu tua untuk berjalan sejauh itu. Karena itu saya terpaksa
menggendongnya."
Ia
mengaku, selama diperjalanan para pengungsi tidak makan atau minum selayaknya.
Bahkan dalam hari-hari terakhir, mereka kehabisan bahan makanan. Namun begitu,
ia bahagia masih hidup. "Setidaknya kami tak mati," katanya, seperti dilansir Republika.
Pengungsi
lainnya bernama Hasina harus mengungsi bersama suaminya dalam keadaan hamil. Ia
pun akhirnya melahirkan setelah memasuki Bandarban. Mereka adalah satu di
antara 1.500 pengungsi yang melewati daerah Buchira menuju Ukhia pada akhir
pekan lalu. [islamedia/abe]