Kemenlu Republik Indonesia: "Kita Berutang kepada Palestina" -->

Kemenlu Republik Indonesia: "Kita Berutang kepada Palestina"

admin
Rabu, 16 Desember 2015
Islamedia - Malam Budaya Palestina telah digelar tadi malam (15/12) di Gedung Balai Sarbini, Jakarta. Acara tersebut diselenggarakan atas kerjasama Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menaungi 57 negara muslim sedunia. Dari pihak OKI, hadir Sekretaris Jenderal OKI Iyadh Madani dan Direktur Lembaga Kebudayaan OKI IRCICA Halit Eren. Sedangkan dari Palestina, selain dipandu langsung oleh DUbes Fariz Mehdawi, juga hadir Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina Riyadh Al-Maliki. Dari pemerintah Republik Indonesia sendiri, hadir Wakil Menteri Luar Negeri Mochamad Fachir. Mantan Dubes Indonesia untuk Mesir itu juga didapuk memberi sambutan pembukaan.

"Kita berutang kepada palestina," kata Fachir. "Kita berutang kemerdekaan, karena paragraf pertama pembukaan Undang-undang Dasar 1945 sudah menegaskan, bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan," lanjut Fachir yang malam itu tampil mengenakan syal Palestina.

Ia pun menapaktilasi kembali memori Konferensi Asia Afrika 1955, di mana Palestina satu-satunya negara yang hingga kini belum meraih kemerdekaan.

Dalam sambutannya, Fachir bercerita bahwa di Indonesia, pemerintah dan rakyatnya berlomba-lomba membantu Palestina. "Mungkin sedikit atau bahkan satu-satunya negara, di mana banyak sekali LSM-LSM yang fokus membantu perjuangan Palestina," tandas Fachir.

Ia mengisahkan bagaimana ketika pemerintah berkomitmen untuk membangun fasilitas kesehatan di Palestina, rakyat Indonesia memobilisasi diri dan gotong-royong menggalang dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, hingga bisa terwujud. Pemerintah sendiri, menurut Fachir, telah membangun fasilitas kesehatan jantung di salah satu rumah sakit di Palestina.

"Kemerdekaan tidak bisa dirundingkan"

Mengutip pernyataan Menlu Riyadh Maliki, Fachir bersepakat bahwa kemerdekaan tidak bisa dirundingkan. "Palestina sebagai bangsa sudah tidak bisa dirundingkan dan harus merdeka," tegas Fachir langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Ia juga menyampaikan kata mutiara dalam bahasa Arab, ditujukan kepada rakyat Palestina. "Engkau memang berjauhan jarak di sana, tetapi (engkau) Palestina selalu di hatiku."

"Kita akan perjuangkan sampai mereka meraih cita-cita. Insya Allah dalam waktu dekat, cita-cita itu akan terwujud," ujar Fachir menutup sambutannya.

Pameran foto

Sementara itu, Menlu Otoritas Palestina Riyadh Maliki mengaku, bahwa penampilan kebudayaan yang akan disuguhkan malam itu merupakan dimensi kehidupan lain dari Palestina, "dimensi yang menunjukkan kerianggembiraan, yang juga terintegrasi dengan dimensi lainnya."

"Kami menggunakan kebudayaan sebagai cara halus melakukan perlawanan," kata Riyadh.

Panggung yang diisi pelantunan sya'ir, musik, dan pentas tari rakyat tersebut, ditampilkan oleh 14 orang kru dari Asayel Folklore Troupe.

Menurut penjelasan Dubes Palestina Fariz Mehdawi, nama grup kesenian itu memiliki makna tersendiri. "Kata asayel berasal dari assail yang berarti kuda. Bukan sembarang kuda, melainkan kuda pilihan yang energik penuh keberanian."

Fariz juga mengingatkan kembali bahwa status Jakarta ialah sebagai twin city of Jerussalem. "Kami benar-benar bangga terhadap rakyat dan pemerintah Indonesia," kata Fariz berkaitan dengan dukungan Indonesia kepada Palestina selama ini.

Dalam kesempatan itu. diserahkan pula cinderamata dari Lembaga Seni Budaya OKI IRCICA untuk pemerintah Indonesia. Koleksi foto-foto bersejarah Palestina itu diserahkan langsung oleh Halit Eren kepada Mochamad Fachir, disaksikan oleh Sekjen OKI Iyadh Madani & Menlu Palestina Riyadh Maliki.

Selain itu, Fariz menginformasikan pula bahwa koleksi foto Sultan Abdulhamid II saat ini tengah dihadirkan di Gedung Galeri Nasional. Koleksi langka milik khalifah Utsmani itu dipamerkan bersama dengan koleksi pilihan lainnya yang dimiliki lembaga seni budaya OKI IRCICA. (ismed)