Islamedia - Dikenal sebagai pegiat lingkungan hidup, seorang muslim keturunan Pakistan berpeluang menjadi walikota Oslo berikutnya. Itu terjadi setelah partainya, Green Party, menjadi pihak kingmaker menyusul kesuksesan di pemilu lokal Norwegia. Demikian seperti dikabarkan laman The Local pada Selasa (15/9/2015) lalu.
Setelah memenangkan 5 kursi di Dewan Kota Oslo pada pemilu lokal Senin (14/9/2015) lalu, Green Party (MDG) menjelma jadi pihak penentu. Pihak Green Party bersikukuh untuk mencalonkan kandidatnya, Shoaib Sultan, untuk posisi walikota, dalam negosiasi dengan partai-partai lainnya.
"Ia bakal menjadi walikota yang hebat bagi segenap warga Oslo, ia bakal menjadi walikota paling representatif bagi rakyat Oslo," ujar pemimpin partai MDG, Rasmus Hansson, pada Selasa (15/9/2015) lalu.
Baik itu kelompok sayap kanan yang sudah berkuasa di Oslo selama 18 tahun, maupun kelompok kiri, telah menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi dengan Partai MDG, dalam rangka memperoleh angka mayoritas di dewan kota.
"Posisi walikota tentu akan menjadi bagian dari paket negosiasi," lanjut Hansson.
Shoaib Sultan (41 tahun) ialah seorang mantan sekretaris di Dewan Islam, sebuah organisasi payung yang mewakili umat Islam di Norwegia. Sultan juga bekerja di sebuah pusat anti-rasisme. Sultan datang dari Pakistan ke Norwegia ketika ia berumur satu tahun.
Terbiasa mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari-hari, Sultan tidak memandang agama sebagai hambatan menuju posisi puncak di kota Oslo itu.
"Saya pikir itu merupakan sebuah tantangan yang luar biasa. Oslo merupakan kota yang luar biasa dengan banyak tantangan, sekaligus juga banyak peluang," ujar Sultan seperti dilaporkan IINA mengutip Aftenposten.
Pada pemilu lokal di kota Oslo yang baru dilakukan, sayap kanan mendapatkan 28 kursi, sedangkan sayap kiri memperoleh 26 kursi. Sementara itu, Partai MDG menyodok ke urutan ketiga dengan 8,1% suara atau 5 kursi. Total ada 59 kursi yang diperebutkan.
Partai MDG menyatakan pihaknya independen dari kedua blok kanan dan kiri itu.
Pemilu lokal pada Senin lalu menjadi momen kekalahan partai yang sedang berkuasa di pemerintahan. Termasuk di dalamnya Partai Konservatifnya Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Partai Progresif, dan aliansi partai-partai kanan-tengah. Di sisi lain, Partai Buruh dan aliansi partai kiri lainnya memenangkan mayoritas di banyak kota besar. (thelocal/iina/ismed)
Setelah memenangkan 5 kursi di Dewan Kota Oslo pada pemilu lokal Senin (14/9/2015) lalu, Green Party (MDG) menjelma jadi pihak penentu. Pihak Green Party bersikukuh untuk mencalonkan kandidatnya, Shoaib Sultan, untuk posisi walikota, dalam negosiasi dengan partai-partai lainnya.
"Ia bakal menjadi walikota yang hebat bagi segenap warga Oslo, ia bakal menjadi walikota paling representatif bagi rakyat Oslo," ujar pemimpin partai MDG, Rasmus Hansson, pada Selasa (15/9/2015) lalu.
Baik itu kelompok sayap kanan yang sudah berkuasa di Oslo selama 18 tahun, maupun kelompok kiri, telah menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi dengan Partai MDG, dalam rangka memperoleh angka mayoritas di dewan kota.
"Posisi walikota tentu akan menjadi bagian dari paket negosiasi," lanjut Hansson.
Shoaib Sultan (41 tahun) ialah seorang mantan sekretaris di Dewan Islam, sebuah organisasi payung yang mewakili umat Islam di Norwegia. Sultan juga bekerja di sebuah pusat anti-rasisme. Sultan datang dari Pakistan ke Norwegia ketika ia berumur satu tahun.
Terbiasa mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari-hari, Sultan tidak memandang agama sebagai hambatan menuju posisi puncak di kota Oslo itu.
"Saya pikir itu merupakan sebuah tantangan yang luar biasa. Oslo merupakan kota yang luar biasa dengan banyak tantangan, sekaligus juga banyak peluang," ujar Sultan seperti dilaporkan IINA mengutip Aftenposten.
Pada pemilu lokal di kota Oslo yang baru dilakukan, sayap kanan mendapatkan 28 kursi, sedangkan sayap kiri memperoleh 26 kursi. Sementara itu, Partai MDG menyodok ke urutan ketiga dengan 8,1% suara atau 5 kursi. Total ada 59 kursi yang diperebutkan.
Partai MDG menyatakan pihaknya independen dari kedua blok kanan dan kiri itu.
Pemilu lokal pada Senin lalu menjadi momen kekalahan partai yang sedang berkuasa di pemerintahan. Termasuk di dalamnya Partai Konservatifnya Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Partai Progresif, dan aliansi partai-partai kanan-tengah. Di sisi lain, Partai Buruh dan aliansi partai kiri lainnya memenangkan mayoritas di banyak kota besar. (thelocal/iina/ismed)