Palestine Marathon 2015 Alami Lonjakan Peserta 450%, Pendaftaran untuk 2016 Telah Dibuka -->

Palestine Marathon 2015 Alami Lonjakan Peserta 450%, Pendaftaran untuk 2016 Telah Dibuka

admin
Minggu, 30 Agustus 2015

Islamedia - Ketika mendaftar program lari marathon, perjuangan terbesar bagi para pelari biasanya dalam soal menuntaskan program latihan. Tetapi bagi mereka yang mengikuti Palestine Marathon, hambatan terbesar justru bagaimana agar mereka bisa tiba di lokasi lari.


Memasuki tahun keempatnya pada 2016 mendatang, Palestine Marathon akan diselenggarakan di Betlehem dan terdiri dari empat kategori: marathon, setengah marathon, 10km, dan 5 km. Ajang lari marathon itu diinisiasi pertama kali pada tahun 2013 oleh dua orang perempuan Denmark, Laerke Hein dan Signe Fischer. Keduanya dari kelompok HAM Right to Movement. Mereka mengaku bertujuan untuk menarik perhatian publik atas adanya gangguan dari para pemukim dan tembok apartheid Israel, yang benar-benar membatasi kebebasan bergerak warga Palestina.


Namun mereka tidak dapat menemukan jalur lari sepanjang 42km (26,2 mil) di Tepi Barat tanpa melalui pos-pos pemeriksaan Israel. Karena itu, digunakanlah rute lari sepanjang 11km (6,8 mil) yang dilalui para peserta bolak-balik sebanyak 4 kali. Rute dimaksud dimulai dari Gereja Nativity, lalu menyusuri tembok tinggi a la apartheid yang dipasang Israel, kemudian melewati dua kamp pengungsi, hingga ke kota berikutnya, lalu kembali lagi ke depan gereja.


"Aku pikir orang-orang sudah lelah mendengar konflik kami (di Palestina)... tetapi kami tetap memerlukan agar publik memahami bagaimana kami menderita. Maka idenya ialah bagaimana menggunakan suatu cara yang berbeda untuk menyebarkan pesan kami," tutur George Zeidan, panitia marathon dari Yerusalem Timur, kepada Haaretz.


"Orang mulai-mulai mempertanyakan, kenapa (situasi penjajahan ini bisa terjadi)? Ini tembok apa? Ini kamp-kamp pengungsian apa? Kami ingin berbagi kesadaran kepada orang-orang--di mana itu hal paling penting di Palestina."


Pada bulan April lalu, program marathon tersebut menarik peserta 3.000 orang pelari dari 49 negara. Jumlah ini melonjak 450 persen dari hanya 690 peserta pada tahun pertama pelaksanaannya. Untuk pertama kalinya juga, ajang marathon tahun 2015 diikuti oleh 46 warga Gaza, yang sampai harus mempetisi Pengadilan Tinggi Israel agar memperoleh izin pergi ke Tepi Barat untuk berpartisipasi.


Namun bahkan bagi mereka yang tidak berada di bawah penjajahan Israel sekalipun, untuk pergi ikut serta ke marathon itu bukan hal yang mudah. Laman resmi program marathon memiliki bagian menu yang menyediakan informasi bagi para pelari internasional mengenai visa, melewati perbatasan, dan pemeriksaan Israel di Tepi Barat.


Di tengah berbagai kesulitan, program Palestine Marathon, merupakan kesempatan bagi komunitas Right to Movement yang berada di Palestina, Jordan, Denmark, Inggris, hingga Ghana, serta siapa saja di negara-negara lainnya, untuk datang bersama dan merayakan misi bersama: kemerdekaan bergerak bagi semua orang.


Pendaftaran untuk tahun 2016 sudah dibuka dan para peminat dapat mendaftar. (muftah/ismed)