Seorang bayi Palestina gugur terbunuh pada Jumat (32/7/2015) ini waktu subuh, setelah menderita luka bakar parah, menyusul serangan Yahudi ekstrimis ke sebuah desa di kota Nablus bagian utara Tepi Barat, demikian seperti dilaporkan seorang paramedis kepada Anadolu Agency.
"Bayi laki-laki bernama Ali Saeed Dawabsheh (1 th) itu, dibakar hingga meninggal dunia dalam serangan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap sebuah rumah di desa Duma, kota Nablus," kata Abed Al Rahim Susia, direktur RS Rafedia.
"Tiga anggota keluarga lainnya (orang tua sang bayi dan saudara lelaki sang bayi) tiba dibawa ke rumah sakit dalam keadaan menderita luka bakar tingkat dua dan tiga," lanjut Abed.
Ghassan Daghlas, pejabat Otoritas Palestina setempat, mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh para pemukim Yahudi yang tergabung ke dalam kelompok militan ekstrim bernama "Price Tag."
"Para pemukim Yahudi menyerang dua buah rumah di desa, menggunakan bom Molotov, dan mencoret-coret (tembok-red) dengan slogan rasis dalam bahasa Yahudi, sebelum kabur meninggalkan TKP," tutur Daghlas.
Sementara itu, pihak kantor kepresidenan Palesrina menuntut pemerintah Israel agar bertanggungjawab terhadap serangan tersebut.
"Kejahatan ini tidak akan terjadi kalau tidak ada kengototan pemerintah Israel untuk meneruskan pembangunan permukiman dan memproteksi para pemukim (ilegal Yahudi-red) di Tepi Barat," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara kepresidenan Palestina dalam pernyataannya.
Pada serangan pertengahan tahun lalu ke Jalur Gaza, militer zionis Israel melancarkan serangan udara memberondong empat orang bocah laki-laki yang sedang bermain bola hingga meninggal dunia.
Pada Rabu (29/7/2015) lalu, Sekjen PBB Ban Ki-moon meengutuk keras berlanjutnya program pembangunan permukiman ilegal yang dilakukan pemerintah Zionis Israel di Tepi Barat terjajah.
Kecaman itu muncul setelah Tel Aviv, pada hari yang sama, menyetujui pembangunan 300 unit rumah baru di kawasan pendudukan Beit El, dan juga merencanakan persetujuan untuk pembangunan sekira 500 unit rumah baru di Yerusalem Timur. (aacomtr/ismed)
"Bayi laki-laki bernama Ali Saeed Dawabsheh (1 th) itu, dibakar hingga meninggal dunia dalam serangan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap sebuah rumah di desa Duma, kota Nablus," kata Abed Al Rahim Susia, direktur RS Rafedia.
"Tiga anggota keluarga lainnya (orang tua sang bayi dan saudara lelaki sang bayi) tiba dibawa ke rumah sakit dalam keadaan menderita luka bakar tingkat dua dan tiga," lanjut Abed.
Ghassan Daghlas, pejabat Otoritas Palestina setempat, mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh para pemukim Yahudi yang tergabung ke dalam kelompok militan ekstrim bernama "Price Tag."
"Para pemukim Yahudi menyerang dua buah rumah di desa, menggunakan bom Molotov, dan mencoret-coret (tembok-red) dengan slogan rasis dalam bahasa Yahudi, sebelum kabur meninggalkan TKP," tutur Daghlas.
Sementara itu, pihak kantor kepresidenan Palesrina menuntut pemerintah Israel agar bertanggungjawab terhadap serangan tersebut.
"Kejahatan ini tidak akan terjadi kalau tidak ada kengototan pemerintah Israel untuk meneruskan pembangunan permukiman dan memproteksi para pemukim (ilegal Yahudi-red) di Tepi Barat," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara kepresidenan Palestina dalam pernyataannya.
Pada serangan pertengahan tahun lalu ke Jalur Gaza, militer zionis Israel melancarkan serangan udara memberondong empat orang bocah laki-laki yang sedang bermain bola hingga meninggal dunia.
Pada Rabu (29/7/2015) lalu, Sekjen PBB Ban Ki-moon meengutuk keras berlanjutnya program pembangunan permukiman ilegal yang dilakukan pemerintah Zionis Israel di Tepi Barat terjajah.
Kecaman itu muncul setelah Tel Aviv, pada hari yang sama, menyetujui pembangunan 300 unit rumah baru di kawasan pendudukan Beit El, dan juga merencanakan persetujuan untuk pembangunan sekira 500 unit rumah baru di Yerusalem Timur. (aacomtr/ismed)