Islamedia - Warga muslim Swedia di kota Malmö, mengisi perayaan Idul Fitri dengan mengadakan festival di Folkets Park pada hari Sabtu (18/7) lalu. Ratusan warga Malmö tumpah ruah memeriahkan festival dengan musik, kuliner, dan tarian. Demikian menurut liputan media The Local, Swedia.
Untuk keempat kalinya secara berturut-turut setiap tahun, komunitas muslim Malmö mengadakan hajatan hari raya. Setelah sebulan menunaikan ibadah shaum, perayaan Idul Fitri yang berlangsung selama tiga hari menjadi ajang untuk saling bertukar hadiah, berkumpul bersama keluarga dan sahabat, serta menggelar festival.
Di tengah cuaca cerah dan bersahabat, para peserta festival dapat menikmati hangatnya sinar matahari, juga musik, area sirkus, komedi stand up, dan tentunya, banyak sekali makanan.
"Senang banget bisa ikut pesta ini," kata Ayaan Abdullaahi Bashr (10 th), yang seperti banyak anak-anak lainnya di festival, mencoba langsung beraksi bak seorang pemadam kebakaran, memegang selang air tekanan tinggi dengan bantuan seorang kru profesional.

"Kami hidup di dalam masyarakat multikultural, dan kami membutuhkan ruang di mana kami semua dapat berkumpul bertatap muka satu sama lain," ujar direktur festival, Andreas Hasslert, dari Ibn Rushd Association.
[caption id="attachment_1418" align="alignright" width="300"]
Fatima Kachroudi melukis henna di tangan.[/caption]
"Ini merupakan cara kami untuk mengundang siapapun ke festivalnya sebuah komunitas besar. Di sini banyak sekali warga ikut serta, baik itu muslim maupun non-muslim. Semua negara ada perwakilannya di sini dan semua orang disambut dengan baik," pungkas Andreas (thelocal/ismed)
Untuk keempat kalinya secara berturut-turut setiap tahun, komunitas muslim Malmö mengadakan hajatan hari raya. Setelah sebulan menunaikan ibadah shaum, perayaan Idul Fitri yang berlangsung selama tiga hari menjadi ajang untuk saling bertukar hadiah, berkumpul bersama keluarga dan sahabat, serta menggelar festival.
"Senang banget bisa ikut pesta ini," kata Ayaan Abdullaahi Bashr (10 th), yang seperti banyak anak-anak lainnya di festival, mencoba langsung beraksi bak seorang pemadam kebakaran, memegang selang air tekanan tinggi dengan bantuan seorang kru profesional.
"Kami hidup di dalam masyarakat multikultural, dan kami membutuhkan ruang di mana kami semua dapat berkumpul bertatap muka satu sama lain," ujar direktur festival, Andreas Hasslert, dari Ibn Rushd Association.
[caption id="attachment_1418" align="alignright" width="300"]
"Ini merupakan cara kami untuk mengundang siapapun ke festivalnya sebuah komunitas besar. Di sini banyak sekali warga ikut serta, baik itu muslim maupun non-muslim. Semua negara ada perwakilannya di sini dan semua orang disambut dengan baik," pungkas Andreas (thelocal/ismed)