Islamedia - Partai baru yang tanpa tedeng aling-aling mengusung sekulerisme, hendak didirikan di Mesir. Partai baru bernama Secular Egyptian Party itu, menurut Hisham Owf selaku pendiri, bertujuan untuk "mengenyahkan identitas Islam dari Mesir", demikian seperti dilaporkan alamatonline dan dikutip Middle East Monitor (MEMO) pada Senin (4/5) kemarin. Kaum sekuleris tersebut mengklaim, bahwa Islam adalah penyebab bentrokan sektarian dan bertentangan dengan HAM.
Ketika berbicara kepada media pro-kudeta Al-Watan, Owf mengatakan, "Kami menyerukan agar negara memperbolehkan penganut Hindu untuk mempraktikkan ritual keagamaan mereka di manapun di Mesir ini." Seraya menambahkan bahwa tidak ada orang Hindu di partainya.
Partai tersebut dalam prinsip-prinsip utamanya mengaku akan berjuang menghapuskan Pasal 2 Konstitusi yang menyebutkan syariah Islam sebagai sumber hukum. Selain itu, Partai Sekuler Mesir juga memiliki agenda pengubahan sistem hukum termasuk dalam hukum perkawinan, hukum status personal, dan hukum waris sekuler.
Owf juga mengatakan bahwa partainya akan mengusung penghapusan kolom agama di KTP, menghapuskan undang-undang yang menghukum tindakan pelecehan agama, serta mendukung kebebasan kreativitas dan berkesenian.
Pendirian partai sekuler ini menjadi upaya terbaru dalam konteks penghapusan identitas Islam dari negara Mesir. Dahulu pada awal abad ke-20 tepatnya tahun 1919, pernah didirikan Partai Sekuler (Hizb 'Almani), tetapi kemudian berganti nama menjadi Partai Wafd. Belum lama, berkali-kali serangan terhadap ajaran Islam dan para Islamis dilakukan oleh mereka yang tersemangati kudeta militer. Sehingga kesemuanya tampak jelas sebagai serbuan pelecehan yang sistematis dalam bentuk kampanye melawan Islam dan para pemeluknya, demikian diutarakan MEMO.
Islamis di Mesir sebelumnya menang besar dalam Pemilu bebas pertama yang diselenggarakan di Mesir menyusul kebangkitan Revolusi 25 Februari. Namun pihak militer, dibekingi Israel, AS, Barat, dan beberapa negara Arab, kemudian melakukan kudeta terhadap presiden yang sah dan memasang jenderal selaku presiden boneka.
Ribuan Islamis dan para pendukungnya telah gugur sejak kudeta tahun 2013, sedangkan ribuan lainnya dimasukkan ke penjara, dengan sebagian di antara mereka dianiaya secara keji hingga mati. Ratusan dari mereka kini dijatuhi hukuman mati secara massal, resiko dari tuntutan reformasi demokratis di Mesir. (memo/albawaba/madamasr/ismed)
Foto: Demonstran Islamis pro-demokrasi berdoa di Rabaa
Ketika berbicara kepada media pro-kudeta Al-Watan, Owf mengatakan, "Kami menyerukan agar negara memperbolehkan penganut Hindu untuk mempraktikkan ritual keagamaan mereka di manapun di Mesir ini." Seraya menambahkan bahwa tidak ada orang Hindu di partainya.
Partai tersebut dalam prinsip-prinsip utamanya mengaku akan berjuang menghapuskan Pasal 2 Konstitusi yang menyebutkan syariah Islam sebagai sumber hukum. Selain itu, Partai Sekuler Mesir juga memiliki agenda pengubahan sistem hukum termasuk dalam hukum perkawinan, hukum status personal, dan hukum waris sekuler.
Owf juga mengatakan bahwa partainya akan mengusung penghapusan kolom agama di KTP, menghapuskan undang-undang yang menghukum tindakan pelecehan agama, serta mendukung kebebasan kreativitas dan berkesenian.
Pendirian partai sekuler ini menjadi upaya terbaru dalam konteks penghapusan identitas Islam dari negara Mesir. Dahulu pada awal abad ke-20 tepatnya tahun 1919, pernah didirikan Partai Sekuler (Hizb 'Almani), tetapi kemudian berganti nama menjadi Partai Wafd. Belum lama, berkali-kali serangan terhadap ajaran Islam dan para Islamis dilakukan oleh mereka yang tersemangati kudeta militer. Sehingga kesemuanya tampak jelas sebagai serbuan pelecehan yang sistematis dalam bentuk kampanye melawan Islam dan para pemeluknya, demikian diutarakan MEMO.
Islamis di Mesir sebelumnya menang besar dalam Pemilu bebas pertama yang diselenggarakan di Mesir menyusul kebangkitan Revolusi 25 Februari. Namun pihak militer, dibekingi Israel, AS, Barat, dan beberapa negara Arab, kemudian melakukan kudeta terhadap presiden yang sah dan memasang jenderal selaku presiden boneka.
Ribuan Islamis dan para pendukungnya telah gugur sejak kudeta tahun 2013, sedangkan ribuan lainnya dimasukkan ke penjara, dengan sebagian di antara mereka dianiaya secara keji hingga mati. Ratusan dari mereka kini dijatuhi hukuman mati secara massal, resiko dari tuntutan reformasi demokratis di Mesir. (memo/albawaba/madamasr/ismed)
Foto: Demonstran Islamis pro-demokrasi berdoa di Rabaa