![]() |
Gempa di Nepal tewaskan ratusan orang (foto-getty) |
“Tim akan melakukan assessment awal dan melakukan aksi relief sesuai dengan kebutuhan prioritas warga Nepal pascagempa. Sudah kami siapkan juga Tim kedua plus Tim Medis, yang akan segera berangkat di kesempatan pertama Bandara Katmandu dibuka nanti, “ ujar Senior Vice President ACT yang juga Direktur Global Humanity Response (GHR), N. Imam Akbari.
Imam menjelaskan
Tim akan menuju ke Katmandhu, Ibukota Nepal via jalan darat, dari bandara
negara terdekat yakni bandara Kashmir atau Kalkuta di India atau Pakistan. "Jalan darat terpaksa dilakukan
mengingat Bandara Kathmandu masih ditutup sampai batas waktu yang tidak bisa
ditentukan. Yang jelas, Tim Kemanusiaann ACT untul korban gempa Nepal akan diberangkatkan
hari ini," ujar Imam, Senin (27/4/2015).
Pihak otoritas Nepal sendiri, Sabtu (25/4) telah
resmi menyatakan negaranya dalam keadaan darurat bencana dan mengundang
organisasi kemanusiaan dunia turun memberikan bantuan kemanusiannya. Kementerian Dalam negeri Nepal sampai Minggu petang telah mengonfirmasi
jumlah korban tewas akibat gempa terburuk kedua di Nepal setelah 81 tahun yang
lalu, mencapai 2.263 jiwa dan 5.900 orang luka-luka.
Puluhan ribu warga Katmandu memenuhi jalan-jalan kota, taman, halaman gedung pemerintah atau halaman sekolah untuk mengamankan diri. Mereka adalah warga yang kehilangan rumah atau tak ingin kembali ke dalam rumah karena kuatir dengan gempa susulan berikutnya. Warga membuat tempat bernaung sendiri dengan tenda seadanya atau tanpa tenda sekalipun. Rumah sakit pun kelebihan pasien dan memilih melaukan perawatan di luar bangunan rumah sakit.
Kebutuhan mendesak saat ini untuk membantu para
korban adalah SAR, tenaga medis, kebutuhan medis untuk rumah sakit, tenda rumah
sakit, kantong jenasah, selimut, alas kaki dan distribusi kebutuhan makan. “Bismillah mohon doa dari warga Indonesia semoga misi kami berjalan lancar, dan
mari kita berikan empati kita untuk saudara-saudara kita di Nepal,” tutur Imam.[act/islamedia/YL]