![]() |
Gerakan anti rezim kudeta di Mesir terus berlanjut - foto RASSD |
Otoritas Mesir, Sabtu kemarin (7/3/2015) telah melakukan eksekusi
pertama kali kepada Mahmud Ramadan, akuntin sebuah perusahaan minyak dan
ayah dari dua orang anak. eksekusi ini adalah eksekusi pertama sejak
digulingkannya presiden terpilih Muhammad Mursi, dengan tujuan mengirim
pesan politik kepada para pendukung Mursi dan kaum revolusioner
pendukung legitimasi dan anti kudeta. Mahmud Abdun Nabi Ramdhan dihukum
gantung dengan tuduhan melempar bocah dari atas bangunan yang terjadi
saat bentrokan antara pendukung dan penantang penggulingan Mursi pada
Juli 2013 di Provinsi Alexandria, Utara Mesir, seperti dilansir portal
alaraby.co.uk, Ahad (8/03).
Hukum mati ini mendapat perlawanan besar dari para oposisi. Gerakan 6
April menyatakan, "jika kalian ingin melakukan hukum mati massal, kami
juga siap!".
Salah satu pendukung gerkan 6 April yang tidak ingin disebutkan
identitasnya mengatakan, "eksekusi mati yang dibuat booming oleh
berbagai media yang mempertontonkan proses eksekusi - jika hal itu
dilakukan - adalah pesan terselubung yang sengaja dipublikasikan dengan
tujuan tertentu. Rezim kudeta mengira mereka mampu menakut-nakuti rakyat
anti kudeta dan berharap dapat meminimalisir demo-demo. Tidak, hal itu
tidak akan terjadi!".
Sementara itu, seorang petinggi dari partai FJP Mesir menyoal terkait
'rentetan pembunuhan massal' sejak digulingkannya Presiden Mursi,
"apakah pembunuhan dan pembakaran ribuan orang warga Mesir yang sudah
mereka lakukan, dapat menghentikan gerak revolusi kami? Tidak akan. Hal
itu tidak akan menghentikan kami, melainkan rakyat malah semakin serius
dan tidak akan mundur untuk menggapai kemerdekaan mereka dan untuk
mewujudkan martabat kemanusiaan mereka, sehingga hukum mati Mahmud
Ramdhan malah akan menjadi bensin yang akan mengobarkan dan membakar
semangat serta penerangjalan kami menuju cita-cita kami". [Islamicgeo/islamedia/YL]