Islamedia.co - Muhamad Mursi, Presiden Mesir yang dikudeta
Jenderal Abdul Fatah As-Sisi menegaskan, tuduhan melakukan tindakan
mata-mata yang ditujukan kepada dirinya hanyalah sebuah lelucon.
Hal itu disampaikan saat Mursi bersama 10 terdakwa lainnya menjalai persidangan atas tuduhan melakukan kegiatan spionase untuk Qatar dan negara sekutu Teluk pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih satu tahun.
Dari dalam penjara kaca kedap suara, Mursi menyebutkan seharusnya lembaga peradilan tidak menjadi bagian dari proses pengadilan yang seperti sebuah lelucon ini.
“Apa yang terjadi pada 3 Juli adalah sebuah kudeta militer dan dalang dari semua itu yang seharusnya ada dibalik jeruji sekarang.“ terangnya, dalam persidangan yang digelar Minggu (15/2) itu. Pernyataan Mursi mengarah pada pemimpin kudeta militer pada musim panas tahun 2013.
Hakim Mohamed Fahmi yang tidak senang atas penggunaan kata “lelucon” mematikan mikrofon Morsi. Hakim menganggap kata yang digunakan itu merupakan sebuah penghinaan terhadap pengadilan.
Pemerintah Mesir saat ini menuduh para terdakwa telah membocorkan dokumen rahasia mengenai keamanan nasional Mesir kepada aparat intelejen Qatar dan stasiun televisi Al Jazeera, yang dianggap bisa membahayakan militer Mesir serta status diplomat dan kepentingan nasional.
Namun, Mursi dan terdakwa lainnya menegaskan bahwa tuduhan yang mereka hadapi saat ini semuanya bermotif politik. [tajuk.co/islamedia/YL]
Hal itu disampaikan saat Mursi bersama 10 terdakwa lainnya menjalai persidangan atas tuduhan melakukan kegiatan spionase untuk Qatar dan negara sekutu Teluk pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih satu tahun.
Dari dalam penjara kaca kedap suara, Mursi menyebutkan seharusnya lembaga peradilan tidak menjadi bagian dari proses pengadilan yang seperti sebuah lelucon ini.
“Apa yang terjadi pada 3 Juli adalah sebuah kudeta militer dan dalang dari semua itu yang seharusnya ada dibalik jeruji sekarang.“ terangnya, dalam persidangan yang digelar Minggu (15/2) itu. Pernyataan Mursi mengarah pada pemimpin kudeta militer pada musim panas tahun 2013.
Hakim Mohamed Fahmi yang tidak senang atas penggunaan kata “lelucon” mematikan mikrofon Morsi. Hakim menganggap kata yang digunakan itu merupakan sebuah penghinaan terhadap pengadilan.
Pemerintah Mesir saat ini menuduh para terdakwa telah membocorkan dokumen rahasia mengenai keamanan nasional Mesir kepada aparat intelejen Qatar dan stasiun televisi Al Jazeera, yang dianggap bisa membahayakan militer Mesir serta status diplomat dan kepentingan nasional.
Namun, Mursi dan terdakwa lainnya menegaskan bahwa tuduhan yang mereka hadapi saat ini semuanya bermotif politik. [tajuk.co/islamedia/YL]