
Islamedia.co - Hari ini langit bersinar cerah seakan-akan baru saja
mendapat tambahan energy dari Tuhannya. Dera seorang gadis labil yang baru saja
menginjakkan kakinya di tingkat Sekolah Menengah Atas atau SMA. Seperti pada
umumnya, Dera tak mngenal satu orangoun di sekolah barunya. Dia berjalan
menenteng tasnya melewati koridor kelas yang terlihat sangat asing dari
pandangannya. Dilihatnya sekelompok orang sedang bergumam riang, tertawa
senyamannya, sepertinya ia akan menjadi seperti mereka yang sedang bercengkrama
itu jika sudah saling mengenal nanti.
“Assalamu’alaikum”,
seseorang dari belakangnya menepuk pundaknya.
Dera menoleh ditemukannya seorang gadis cantik memakai
kerudung yang agak besar atau lebar dibelakangnya. Dera mengangguk dan
tersenyum kearah gadis itu.
“Kamu muslim kan?”,
kata gadis yang belum dikenalnya.
Dia pantas ditanyai seperti itu karena Dia tak memakai
kerudung dan rambutnya pun tak berwarna hitam, melainkan bercampur dengan
cokelat atau pirang. Dera mengangguk sambil tersenyum. Dera memang begini, tak
bisa langsung akrab dengan orang yang baru dikenal.
“Jawab salam dong, kan
wajib”, sentil gadis tu sambil menyikut siku Dera dengan maksud bercanda.
Gadis itu sepertinya gampang beradaptasi atau supel.
“he..he.. iya,
wa’alaikumussalam”, jawab Dera dengan sedikit ragu, malu dan apalah itu
namanya.
Gadis yang saat itu berjalan berdampingan dengan Dera
mengulurkan tangannya.
“Fina”, sambil
tersenyum kearah Dera.
Dera menyambut uluran tangan Fina dengan senang hati,
setidaknya dia mendapat teman baru sekarang. “semoga saja satu kelas dengannya”, gumam Dera dalam hati.
“Fina, kelas x kan?”,
Tanya Dera hati-hati, takutnya Dia kaka kelas karena ukuran tubuhnya sangat
tinggu, jauh lebih tinggi dari Dera.
“iya Der, kelas x,
murid baru nih, masih belia, he.. he.. he..”.
Dera merasa nyaman dengan Fina, karena Fina sangatlah supel,
sepertinya enak diajak bercanda.
“sama dong, kamu kelas
x apa?”, Tanya Dera lagi.
“sepuluh E, kamu?” Wajah
Dera berubah menjadi berseri-seri. Ya, mereka satu kelas.
“Alhamdulillah ya,
kita satu kelas”.
Dera menggandeng erat Fina, rasanya seperti mereka sudah
berteman lama, padahal baru saja, mungkin enam menit yanglalu.
“kita sebangku yaa
duduknya!”, kata Dera reflex.
Hari ini tepat seminggu sudah Fina dan Dera bersekolah. Hari
ini adalah dari ulang tahun Fina dan Dera diundang untuk menghadiri syukuran di
rumahnya. Dera paham sekali bagaimana Fina, tak mungkin Dera datang ke rumahnya
dengan memakai pakaian yang sama seperti pakaian yang biasa ia pakai menghadiri
pesta ulang tahun teman-temannya. Dera memutuskan untuk memakai gamis pemberian
ibunya pada saat lebaran tahun kemarin dengan kerudung segiempat yang sudah
sangat jarang dipakainya semenjak bulan puasa berakhir. Dera membalut rambutnya
yang biasa selalu Nampak tergerai rapi dengan kerudung. Perlahan demi perlahan,
tak sampai sepuluh menit kepalanya sudah terbalut rapi dengan kerudung.
“Assalamualaikum”,
Dera memencet bel yang letaknya di luar pagar rumah Fina. Belum sempat satu
menit Dera menunggu, seorang ibu-ibu berkerudung putih membukakan pagar sambil
tersenyum, senyumnya mirip sekali dengan senyuman Fina. Sepertinya ibunyalah
yang membukakan pintu.
“wa’alaikumussalam.
Subhanallah, cantik sekali. Siapa, temannya Fina ya?” sambut ibu-ibu itu
dengan ramah. Dera pun tersenyum mendengar sambutan yang super hangat itu
“Alhamdulillah,
terimakasih tante. Saya teman sekelas Dera tante, acaranya belum mulai?”,
Tanya Dera dengan suaranya yang sedikit lebih lembut dari biasanya.
“eh, ayo masuk dulu.
Masa iya ngobrolnya di luar”, ibu itu mengisyaratkan tangannya seolah –
olah menyuruh Dera mengikutinya. Dera mengikuti ibu itu dari belakang.
“ayo masuk, tak usah
malu. Anggap saja rumah sendiri. Oiya, kenalkan tante mamanya Fina”
Benar dugaan Dera, ibu tadi adalah mama Fina. Dera duduk di
atas sofa yang disediakan di rumah Fina, rumahnya tertata rapi dan nyaman. Tak
lama kemudian Fina datang membawa nampan yang di atasnya ada satu teko dan satu
cangkir.
“eh Fin! Belum mulai
acaranya?!”, Tanya Dera saat Fina datang.
“apanya, acaranya
mulai jam tiga kan? Kamu kepagian?”, Fina menjulurkan lidahnya sambil
menuangkan the dari tekonya ke dalam cangkir.
“apa? Jam tiga? Lha,
aku piker jam dua belas tadi!”, Dera menyenderkan tubuhnya.
“Der, make kerudung?
Cie, kamu cantik lah. Suerr!”, Fina membentuk jarinya seperti huruf V. Dera hanya tersenyum menanggapinya.
“Fin, kuenya nggak
diturunin ?”, mama Fina membawa kue dengan nampan yang sama.
“oiya mah, lupa. Oiya
mamah, kenalin ini Dera. Teman aku yang biasanya aku ajak foto bareng itu loh.
Pasti mamah udah tau kan?”, Fina
mencemberutkan wajahnya ke arah mamahnya. Sepertinya keluarga ini sangat
harmonis. Dera hanya tersenyum saja menanggapinya.
“oh jadi ini yang
namanya Dera? Yang foto selfienya banyak sama kamu itu? Yang sering kamu
tunjukin ke mamah itu?”, mama Fina mamandang ke arah Dera dengan pandangan
takjub.
“iya mah, kenapa
gitu?”, Tanya Fina pada mamahnya.
“Dera yang nggak pakai
kerudung itu?”, Tanya mama Fina lagi. Dera merundunk malu.
“ye mamah, tapikan dia
udah kerudungan sekarang”, Fina menepuk pundak Dera yang tertunduk malu.
“Subhanallah, beda
sekali ya, yang ini lebih cantik, cantik sekali nak. Terlihat lebih anggun”, mama
Fina mengusap kepala Dera. Dera lagi-lagi tersenyum saja wajahnya bersemua
merah.
“cie, kata mamah aku
tuh. Bukan kata aku lho ya, kamu lebih cantik kayak gini, dan aku gak bohong!,
gak ada niat buat kerudung? Wajib loh Der!”, Fina menimpuk Dara dengan
bantal sofa, Dera tertawa.
Pagi-pagi sekali Dera sudah mandi. Hari ini hari senin, awal
pekan yan harus dinikmati, tak boleh bermalas-malasan. Dera merapikan buku
pelajarannya, dan kemudian memakai seragam sekolah. Namun, ada yang berbeda
sekarang. Dera tak lagi mengambil rok pendek dan baju pendek untuk dipakainya. Dera mengambil
rok panjang dan baju lengan panjang, tak lupa juga dengan kerudungnya.
“Der? Lho kenapa?”, kata
mamanya dari balik pintu.
“Dera mau jadi
muslimah yang baik mah”.
Fathiyyatul Khair
Siswi Kelas IX SMP IT ANIC Banjarbaru, Kalsel