Bila Waktumu Tiba

Islamedia.co - Di sebuah kampung di pinggiran kota. Seorang wanita tua duduk termenung di teras rumahnya. Matanya lurus menatap kearah jalan di depan rumahnya. Sesekali melirik keujung jalan disisi kanannya. Sesekali memejamkan mata, seolah berkonsentrasi pada pendengarannya. Lalu seulas senyum mulai tergambar diwajahnya. Diujung jalan riuh suara anak - anak bercanda. Wanita tua itu lalu berdiri, berjalan pelan kearah pagar rumahnya. Anak - anak berseragam sekolah menghampirinya, lalu mengucapkan salam. Satu per satu maju, mencium tangan wanita tua itu. Mereka lalu berdiri dengan sikap takzim, seolah menunggu sebuah fatwa. Wanita tua itu lalu berkata, “ Sayangi guru dan teman - teman kalian. Ucapkan terima kasih pada guru kalian hari ini ya, Assalamu’alaikum.” Anak-anak serempak menjawab salamnya, sambil tersenyum dan melambaikan tangan mereka berkata, “ Sampai besok pagi ya, Nenek Guru!” Wanita tua itu tersenyum sampai anak - anak menghilang dari pandangan matanya, lalu perlahan masuk kerumahnya. Anak–anak memanggilnya Nenek Guru. Sebuah panggilan kehormatan baginya. Dulu, ia merasa betapa sepi hidupnya kelak, saat usia merambat lanjut. Menjadi guru adalah sebuah keramaian hidup yang ia rindukan setiap hari, bahkan saat libur sekolah. Sekolah adalah hidupnya, saat rumah adalah tembok - tembok tanpa kata dan sapaan. Sepi adalah teman lainnya saat usianya merangkak naik dan Allah tak jua mempertemukannya dengan seseorang yang bisa berbagi hidup dengannya. Hidupnya pernah diujung pilihan. Merana dan meratap sendiri dalam sepi, ataukah mengembangkan senyum dan menatap hidup dengan prasangka baik pada Allah. Dan inilah yang ia pilih, menjadi “ Nenek Guru “ setiap pagi bagi anak - anak di sekitar rumahnya. Di ujung jalan lain. Serombongan anak - anak tiba - tiba menghentikan langkahnya, lalu salah seorang dari mereka berseru, “ Ssstttt, teman - teman kita sudah dekat, diam dulu !” Mereka berjalan dengan pelan tanpa suara. Beberapa bahkan berjingkat seolah berharap kehadiran mereka tak disadari oleh seseorang. Sesampainya didepan sebuah rumah, salah seorang dari mereka memberi isyarat tangan untuk tidak mengeluarkan suara dengan meletakkan telunjuk jarinya didepan bibirnya. Mereka berjalan dengan pelan, berharap segera menjauh dari rumah itu, lalu tiba- tiba, “ Hai, tunggu ! Wah payah nih, masak kalian lupa denganku. Tunggu !” Anak - anak itu saling memandang, wajah mereka berubah tegang dan panik, lalu seperti telah mereka duga, akhirnya terdengarlah suara itu. “ Dasar anak - anak pemalas ! Kalian tahu jam berapa ini ? Sudah terlambat masih saja bercanda. Jaga suara kalian di jalan ! Pergi sana ! Mengganggu saja ! Macam apa guru kalian itu, hah ?!! “ Seorang wanita tua berdiri di depan pagar rumahnya sambil memegang sapu lidi menatap tajam kearah anak - anak itu. Tanpa membantah anak - anak itu berangsut menjauh sambil menunduk. Anak yang tadi berteriak memanggil berjalan cepat menyusul temannya, matanya sembab menahan tangis. Tangis untuk rasa takut dan rasa bersalah pada teman-temannya. Sesampainya diujung gerbang sekolah, mereka saling berpandangan, dan menghembuskan nafas dengan berat seperti telah menahannya sangat lama. Tak satupun komentar meluncur dari mulut mereka, sampai akhirnya anak yang berteriak tadi berkata, “ Maaf ya, aku lupa. “ Seorang anak yang berbadan lebih besar maju dan berkata, “ Sudahlah, tak apa, besok lagi kita harus berhati - hati saat lewat rumah Nenek Galak itu. Ayo masuk, sudah mau bel !” Anak-anak memanggilnya “Nenek Galak“, sebuah panggilan yang tidak menyenangkan. Hidup yang sepi menyeretnya pada pilihan bahwa tak seorangpun yang peduli padanya. Hatinya teriris rasa ditinggalkan. Putus asa pada prasangka baik telah menuntunnya, bahwa setiap orang yang melihatnya pasti merasa kasihan atau mencibir menyalahkan. Semua berawal saat hidupnya seperti keinginannya, menjadi wanita mandiri. Uang dan kesenangan hidup melenakannya. Sampai tibalah ia pada saat semua orang bertanya “ kapan ? “ Sebuah pertanyaan yang lalu muncul setiap saat, seakan hidupnya tak tenang lagi. Waktu seperti mengejarnya, hingga ia lelah dan menyerah. Sudahlah, kalau Allah memberinya hidup yang sepi, maka sepi adalah pilihannya. Ia tak akan membiarkan seorangpun meramaikan hidupnya, lagi. Bahkan selirih apapun suara itu. Menjadi tua adalah keniscayaan. Sendiri pun adalah keniscayaan. Karena, saat hidup kita beralih ke alam penantian (baca:barzah) kita hanya akan sendiri. Tak ada seorangpun yang bahkan dulu selalu mengucapkan kata cinta pada kita setiap hari bersedia menemani kita saat kita adalah jenazah. Nenek Guru memilih untuk melukis senyum dan menyiapkan kesendiriannya dengan cara yang indah. Sedangkan Nenek Galak menjadikan sepi sebagai teman, bahkan untuk selirih suarapun ia menjauhinya. “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (QS. Ar Rum: 54) Pertanyaannya adalah, “ When you get old, what kind of life you choose ? “ Dan jawabannya adalah seperti apakah kita saat ini Tya Arini Solo, Jawa Tengah

Islamedia.co -  Di sebuah kampung di pinggiran kota. Seorang wanita tua duduk termenung di teras rumahnya. Matanya lurus menatap kearah jalan di depan rumahnya. Sesekali melirik keujung jalan disisi kanannya. Sesekali memejamkan mata, seolah berkonsentrasi pada pendengarannya.
Lalu seulas senyum mulai tergambar diwajahnya.

Diujung jalan riuh suara anak - anak bercanda. Wanita tua itu lalu berdiri, berjalan pelan kearah pagar rumahnya.

Anak - anak berseragam sekolah menghampirinya, lalu mengucapkan salam. Satu per satu maju, mencium tangan wanita tua itu. Mereka lalu berdiri dengan sikap takzim, seolah menunggu sebuah fatwa.

Wanita tua itu lalu berkata, “ Sayangi guru dan teman - teman kalian. Ucapkan terima kasih pada guru kalian hari ini ya, Assalamu’alaikum.”

Anak-anak serempak menjawab salamnya, sambil tersenyum dan melambaikan tangan mereka berkata, “ Sampai besok pagi ya, Nenek Guru!”

Wanita tua itu tersenyum sampai anak - anak menghilang dari pandangan matanya, lalu perlahan masuk kerumahnya.

Anak–anak memanggilnya Nenek Guru. Sebuah panggilan kehormatan baginya. Dulu, ia merasa betapa sepi hidupnya kelak, saat usia merambat lanjut. Menjadi guru adalah sebuah keramaian hidup yang ia rindukan setiap hari, bahkan saat libur sekolah.

Sekolah adalah hidupnya, saat rumah adalah tembok - tembok tanpa kata dan sapaan. Sepi adalah teman lainnya saat usianya merangkak naik dan Allah tak jua mempertemukannya dengan seseorang yang bisa berbagi hidup dengannya.

Hidupnya pernah diujung pilihan. Merana dan meratap sendiri dalam sepi, ataukah mengembangkan senyum dan menatap hidup dengan prasangka baik pada Allah. Dan inilah yang ia pilih, menjadi “ Nenek Guru “ setiap pagi bagi anak - anak di sekitar rumahnya.

Di ujung jalan lain. Serombongan anak - anak tiba - tiba menghentikan langkahnya, lalu salah seorang dari mereka berseru,
“ Ssstttt, teman - teman kita sudah dekat, diam dulu !”

Mereka berjalan dengan pelan tanpa suara. Beberapa bahkan berjingkat seolah berharap kehadiran mereka tak disadari oleh seseorang. Sesampainya didepan sebuah rumah, salah seorang dari mereka memberi isyarat tangan untuk tidak mengeluarkan suara dengan meletakkan telunjuk jarinya didepan bibirnya. Mereka berjalan dengan pelan, berharap segera menjauh dari rumah itu, lalu tiba- tiba,

“ Hai, tunggu ! Wah payah nih, masak kalian lupa denganku. Tunggu !”

Anak - anak itu saling memandang, wajah mereka berubah tegang dan panik, lalu seperti telah mereka duga, akhirnya terdengarlah suara itu.

“ Dasar anak - anak pemalas ! Kalian tahu jam berapa ini ? Sudah terlambat masih saja bercanda. Jaga suara kalian di jalan ! Pergi sana ! Mengganggu saja ! Macam apa guru kalian itu, hah ?!! “

Seorang wanita tua berdiri di depan pagar rumahnya sambil memegang sapu lidi menatap tajam kearah anak - anak itu.

Tanpa membantah anak - anak itu berangsut menjauh sambil menunduk. Anak yang tadi berteriak memanggil berjalan cepat menyusul temannya, matanya sembab menahan tangis. Tangis untuk rasa takut dan rasa bersalah pada teman-temannya. Sesampainya diujung gerbang sekolah, mereka saling berpandangan, dan menghembuskan nafas dengan berat seperti telah menahannya sangat lama.

Tak satupun komentar meluncur dari mulut mereka, sampai akhirnya anak yang berteriak tadi berkata, “ Maaf ya, aku lupa. “

Seorang anak yang berbadan lebih besar maju dan berkata, “ Sudahlah, tak apa, besok lagi kita harus berhati - hati saat lewat rumah Nenek Galak itu. Ayo masuk, sudah mau bel !”

Anak-anak memanggilnya “Nenek Galak“, sebuah panggilan yang tidak menyenangkan. Hidup yang sepi menyeretnya pada pilihan bahwa tak seorangpun yang peduli padanya. Hatinya teriris rasa ditinggalkan. Putus asa pada prasangka baik telah menuntunnya, bahwa setiap orang yang melihatnya pasti merasa kasihan atau mencibir menyalahkan. Semua berawal saat hidupnya seperti keinginannya, menjadi wanita mandiri. Uang dan kesenangan hidup melenakannya. Sampai tibalah ia pada saat semua orang bertanya “ kapan ? “

Sebuah pertanyaan yang lalu muncul setiap saat, seakan hidupnya tak tenang lagi. Waktu seperti mengejarnya, hingga ia lelah dan menyerah. Sudahlah, kalau Allah memberinya hidup yang sepi, maka sepi adalah pilihannya. Ia tak akan membiarkan seorangpun meramaikan hidupnya, lagi. Bahkan selirih apapun suara itu.

Menjadi tua adalah keniscayaan. Sendiri pun adalah keniscayaan. Karena, saat hidup kita beralih ke alam penantian (baca:barzah) kita hanya akan sendiri. Tak ada seorangpun yang bahkan dulu selalu mengucapkan kata cinta pada kita setiap hari bersedia menemani kita saat kita adalah jenazah.

Nenek Guru memilih untuk melukis senyum dan menyiapkan kesendiriannya dengan cara yang indah. Sedangkan Nenek Galak menjadikan sepi sebagai teman, bahkan untuk selirih suarapun ia menjauhinya.

“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (QS. Ar Rum: 54)

Pertanyaannya adalah, “ When you get old, what kind of life you choose ? “ Dan jawabannya adalah seperti apakah kita saat ini

Tya Arini
Solo, Jawa Tengah 
Nama

#2019GantiPresiden,5,#cabutpermendikbudno.30,1,#kejahatanseksual,4,#palestina #aqsa #smart171 #aaw #aqsaawarenessweek headline nasional,1,#permen,1,#Permendikbudno.30,1,#seksbebas,4,#zina,1,212mart,1,aa gym,4,aadk,1,Aaw,1,ACN,4,ada apa dengan konsen,1,adara,1,ahmat davutoglu,1,ahzami samiun jazuli,1,aid al-qarni,1,aidit,1,air zam zam,1,ajat syaikhu,2,ak parti,1,akhrawi,1,akmal sjafril,4,AKP,6,aksi 112,1,aksi 115,1,aksi 212,2,Aksi 64,2,Aksi Bela Baitul Maqdis,1,aksi bela palestina,6,aksi kemanusiaan,1,aksi peduli aleppo,1,aktivitasdakwah,146,Aku Kamu Adalah Kita,2,al aqsha,4,al irsyad,1,al zawari,1,al-aqsa,1,al-qarni,1,al-qassam,1,al-qur'an,5,al-quran,4,alamislami,926,alaqsa,4,alasan logis mengelilingi ka'bah,1,alasan nikah muda,1,aleppo,6,aleppoisburning,1,alexis,3,alkhusairi,1,Allah,3,Almuzzammil Yusuf,2,alquds,1,alqur'an,2,alquran,41,Alvin,1,ambulans,1,amerika,7,amerika serikat,1,amien,1,Amien rais,5,anak,2,anak dilarang ke masjid,1,Anak Inggris Hafal Al-Qur'an,1,anak kembar,1,anak masjid,2,anak masjid ribut,1,anak palestina,2,anak pendeta,1,anak TK CHina baca Al Quran,1,anak-anak masjid,1,analisa,24,anggota dewan PKS,2,anggota dewan sederhana,2,anggota dprd bekasi,1,anggota odoj meninggal dunia,1,anggota parlemen,1,anggota PKI,1,Anggota TNI,1,anggota TNI Hafal Al Qur'an,1,anggota TNI Hafal Qur'an,1,angsuran bank,1,ani yudhoyono,1,anies baswedan,57,Anies sandi,8,anjing,1,anti lgbt,2,anti vaksin,7,Anya,1,aqsha,2,arab,1,arab israel,1,arab saudi,7,arab saudi jamin kesehatan warga yaman,1,arabic,3,ari purbono,1,arie untung,1,arifin ilham,3,artefak,1,as-sisi,1,asma nadia,2,asyuro,1,ataturk,1,ateisme hanya kenakalan saja,1,atheis,1,Aung San Suu Kyi,2,australia,1,Awkarin,1,ayah,8,ayat ayat cinta,2,azan,1,azan pengeras suara,1,azan turki,1,bachtiar nashir,1,bachtiar nasir,2,bahasa arab,1,baliho KB,1,bandara paris,1,bandung,4,bangkok,1,banjir,2,banjir Jakarta,1,bank riba,2,bantuan,1,bantuan kemanusiaan,1,bantuan turki,1,bantuan turki gaza,1,barat,1,barokah,1,basar asad,1,bashar asad,1,batik trusmi,1,bayan,4,bayar puasa,1,bds,1,bebas hutang,1,Begin Again,1,Belanda,1,belum hamil?,1,Bencana Purworejo,1,bendera,1,Bendri Jaisyurrahman,1,beras maknyus,2,berau,2,berita,4933,berita duka muhammad ali,1,berita nasional,4,beritafoto,51,bermain di masjid,1,bhiksu budha,1,bid'ah,1,bila ingin disebut Allah,1,bin,1,binali,1,birokrasi,1,bisnis,2,boikot,1,boikot starbuck,2,bom,1,bom depok,1,brasil,2,Britain,1,brunei,5,budha,2,bukan negero dongeng,1,buku,19,bunda yoyoh,15,burqa,2,buruh,1,busana,1,buya hamka,5,cadar,5,caesar,1,cagub jabar,1,cahyadi takariawan,1,caisar,1,cara mendidik anak,1,charles darwin,1,Charlie Hebdo,1,chelsea,1,China,4,cicak,1,cincin,1,cinta masjid,1,cirebon,1,corona,9,covid19,2,crane,2,cupink topan,2,daerah,7,dahlan iskan,4,dakwah,147,dakwahkantor,1,davutoglu,1,Deen Mohammad Shaikh,1,dembaba,2,demokrasi,1,demokratis,1,denny indrayana,1,denny JA,1,depok,2,derajat,1,dewan dakwah,1,Dibutuhkan Masjid Ramah Anak,1,Didin Hafidhuddin,1,dina lorenza,1,diskriminasi,1,Dk pbb,1,doa,1,doa gempa,1,dokter pembersih sepatu,1,dokter Tirta,1,Domingus Roudolsifa,1,Donal Trump,1,donald trump,3,Dosen Amerika Masuk Islam,1,dosen FMIPA UNY,1,dosen katolik masuk islam,1,dprd semarang,1,Dr Zakir Naik,5,dropship dalam Islam,1,Dropship halal,1,dropship haram,1,dsp pks,1,dunia,60,dunia islam,235,duniaislam,13,duta besar israel,1,duterte,1,e-ktp,1,egi john,4,Egyptair,1,ekonomi syariah,1,ekonomisyariah,90,ektp kepercayaan,2,elang gumilang,1,embunpagi,29,Entertainment,2,erdogan,57,Erez,1,eropa,3,Esebius Pomats,1,etika membutuhkan agennya,1,Eurasia,1,event,50,facebook,3,fahmi salim,1,farid nu'man,1,Fariq Zakir Naik,1,fatih,1,fds,1,felix siau,1,felix siauw,9,Feminisme,2,feriza,1,fethullah gulen,1,film 212,6,film islami,1,film pendek,3,fiqih,1,firanda adireja,1,FISIP Universitas Indonesia,1,flp,1,forum,1,foto,1,fpi,5,FPI Gaza,1,FPI Palestina,1,FPI peduli Palestina,1,FPKS,2,fpks dprd jakarta,2,fpks Jakarta,1,freemansory,1,gadis gereja masuk islam,1,gaji halal,1,gaji kecil,1,gardu listri,1,garuda,1,gatot,3,gay,1,gaza,26,gema keadilan,1,gempa,4,gerakan,14,gereja,1,gereja katolik,1,gerhana bulan,2,gerhana bulan total,1,ghazwul fikri,6,ghilad salit,1,gnpf mui,3,gnpf ulama,1,gojek,1,good governance,1,gpmp,1,Grand Metropolitan Mall Bekasi,1,gulen,2,gus nur,1,habib rizieq,10,habib salim,2,hadits,12,hafal al-qur'an,2,Hafalan Surat Yasin,1,hafidz anah,1,hafidz anak,1,hafidz quran,1,hafiz indonesia,1,Hafiz Indonesia RCTI,1,hagia sophia,2,haji,22,hak allah,1,halal haram dropship,1,hamas,7,hamil,3,hamka,2,handhphone ViTELL,1,hary tanoesoedibjo,1,hasan al banna,1,hasyim asyari,1,headline,8050,headline nasional,4,Helvy Tiana Rosa,1,hidayah,4,hidayatullah,1,hidup,1,hidup sederhana,1,hijab,2,hijrah,20,hikmah,27,Hindu Masuk Islam,2,Hizbut Tahrir,5,Hizbut Tahrir Indonesia,1,hmi,1,hoax,4,hti,11,hti dibubarkan,1,hukum dropship,1,hukum sropshipping,1,hukuman mati,1,hutang,1,ibadah haji,1,IBF 2918,1,ibnu mubarak,1,Ibnu Riyanto,1,ibu,2,ibu walikota padang,1,icc,1,idul adha,5,idul fitri,3,idul Fitri,4,idul Fitri Muhammadiyah,1,idulfitri,2,ikhwanul muslimin,2,iklan,15,ikrar syahadat,2,ikrar syahadat di yogyakarta,1,ikrimah,1,ilmu syar'i,1,ilmuan,1,IM,2,imam,1,imam malik,1,imunisasi,1,Indahnya Masjid MALL,1,indonesia,50,indonesia abstain suriah,1,Indonesia PBB,1,Indonesia salah PKI,1,indonesia tanpa jil,2,indosat,1,infoumat,20,injil barnabas,1,innalillahi muhammad ali,1,inspirasi,737,internasional,1836,intifadhah,1,Intifaha 3,1,intoleransi,1,irak,1,iran,1,Irfan Hakim Hafiz Indonesia,1,Irjen Pol. Prof. Dr. Iza Fadri,1,irwan prayitno,3,irwansyah,1,isbal,1,isil,1,isis,1,islam,11,Islam Bersatu,1,islam bukan agama arab,1,islam liberal,1,islam papua,1,islam-download.net,1,islamediaredaksi,38,islamophobia,1,Ismail Yusanto,1,israel,26,Israel hentikam bantuan luar negeri,1,Israel pasang kamera pengintai,1,istambul,1,istiqlal,2,istiqomah,1,istri,2,Italia,3,itikaf,3,itj,3,itj bandung,1,ITJ Jakarta,1,jamaah,1,Jamaah Tabligh,1,jamin kesehatan,1,jangan ada tebang pilih dalam kasus penistaan agam,1,jangan lakukan ini,1,janji kampanye,1,janji pemerintah,1,jepang,1,jidat hitam,1,jihad,2,jihad islam,1,jilbab,3,jilbab diskriminasi,1,jilbab pramugari,1,JK,1,jodoh,1,jomblo,1,jordania,1,jual cincin,1,jurnal ramadhan,1,jurnalistik,3,jurnalistik dakwah,1,Jusuf Kalla,2,Juventus,1,ka'bah,3,kairo,1,kajian,29,kalender arab saudi masehi,1,kalender hijriah,2,kalender masehi,1,kanada,1,kangen band,1,Kapan Muhammadiyah Lebaran,1,kapan nikah,2,Kapolda Sumsel,1,karikatur,8,kaset,1,kashmir,1,kasunanan surakarta,1,Katharina Sutarni Sutanty,1,Katharina Sutarni Sutanty masuk islam,1,katolik,1,katolik masuk islam,2,katolik merapi,1,katolik papua,1,kawin,1,kdm,1,kebakaran,1,Kebangkitan,2,kedaulatan rakyat,1,kejam,1,kekejaman PKI,1,keluarga,183,kemenag,1,kenaikan upah,1,kepala suku papua,1,Kepanduan,1,kepenulisan,1,kesehatan,44,kesultanan yogyakarta,1,ketahanan keluarga,1,Kevin James,1,KH Arifin Ilham,1,khalid,1,khalid misy'al,1,Khilafiyah,1,khitbah,1,khusuf,1,khutbah,3,khutbah idul adha,1,khutbah idul fitri,1,khutbah jumat,1,Kiai Idham Chalid,1,kiamat,1,kiblat,1,kislap,1,kitab suci,1,kitabisa,1,kiyai slamet,1,KMGP,1,knrp,20,knrp jawa timur,2,kodam,1,koin,1,komnas,1,komunis,3,komunis china,2,Komunitas aci,1,konsep diin,1,konsep kebahagiaan dalam islam,1,konstantinopel,2,korban tragedi mina asal indonesia,1,korea,1,korupsi,3,korupsi e-KTP,1,KPK,3,krl,2,kronologis penembakan al-qarni,1,kudeta,2,kudeta gagal,1,kudeta militer turki,1,kudeta turki,4,kultwit,226,kurban,2,Kuwait,1,larangan mendidik anak,1,Letkol I Wayan Arta,1,Letkol I Wayan Arta Hafal Al-Qur'an,1,LGBT,14,LGTB,1,Libya,2,Lifestyle,1,logo HTI,1,logo palu arit,2,logo pki,1,london,2,lowongan,1,LPOI,1,lukis wajah nabi,1,lukman hakim saifudin,2,ma,1,Maariya Aslam,1,mabit,2,Madinah,2,madrasah,1,mahathir,4,maher zain,1,mahmud,1,mahram,1,Mahyeldi Ansyarullah,1,Makanan,1,makkah,2,malaysia,3,malik,1,Mall Pasar Raya Manggarai,1,Malta,1,mandi wajib,1,mandul,1,manggarai,1,manhaj,16,manusia dan kebahagiaan,1,marah,1,marbot masjid,1,maroko,1,Mas Gagah,1,masjid,4,Masjid Ahmet Akseki Camii,1,masjid al aqsa,2,Masjid Al Latief,1,Masjid Al Latief Pasar Raya manggarai,1,masjid blom m square,1,masjid di turki,1,masjid gede kauman,2,masjid kokas,1,masjid nabawi,1,Masjid Pasar Raya Manggarai,1,masjid turki,2,masjidil haram,3,masuk islam,4,mata uang,1,mavi marmara,1,MCI,2,membawa anak ke masjid,1,Memeluk Islam,1,menang,1,menangis,1,mendagri tjahjo kumolo,1,mendidik anak,2,mengelilingi ka'bah,1,menghormati yang tidak berpuasa,1,menikah muda,1,meninggal dunia,3,menteri agama,3,mentoring,1,menulis,2,menuntut ilmu,1,menyebabkan stroke,1,merasa benar,1,merdeka,1,mesir,161,messi,2,Mesut ozil,1,mie babi,1,mie instant korea,1,migran,1,milad fpi,2,militer turki,1,mimpi,1,mimpi bertemu Rasulullah,1,mina,4,minta maaf PKI,1,minta maaf ramadhan,1,misyal,1,MLM haram,1,MLM itu haram,1,modern,1,mogok,1,Mossad,1,mtq,1,mts walisongo,1,MTT,2,mualaf,46,mualaf Budha,1,mualaf center indonesia,1,mualaf hindu,1,Mualaf Hindu Masuk Islam,2,mualaf kristen,1,Mualaf Pakistan,1,muallaf,14,mudik,1,Muhamad Ali meninggal dunia,1,Muhammad Abduh Tuasikal,1,Muhammad Al Fatih,1,muhammad ali,5,muhammad ali bicara kematian,1,muhammad ali masuk islam,1,muhammad ali mati,2,muhammad ali meninggal dunia,2,muhammad ali wafat,2,Muhammad badie,1,Muhammad Najeeb Abdur Razzaq,1,Muhammadilah Idul Fitri,1,muhammadiyah,8,muhammadiyah idul fitri 2016,1,Muhammadiyah Idul Fitri 6 Juli,1,Muhammadiyah Lebaran Rabu,1,muharam,1,MUI,5,munajat 212,1,murabithun,1,mursi,7,mursyid am,1,museum,1,museum nasional,1,Muslim,11,muslim bosnia,1,muslim myanmar,2,Muslim Paris,1,muslim perancis,2,muslim rohingya,3,muslimah,48,mustafa kemal pasha,1,mutabaah harian ramadhan,1,muzammil hasballah,6,myanmar,6,Nabawi,1,nabi,2,nama foundation,2,nandang burhanudin,1,nasihat,96,nasioanal,1,nasional,774,nasional. palestina,1,nasional. pilgub jabar 2018,1,nasional. pks,1,nasional. spi Jakarta,3,nasonal,2,nasyid,74,nativisasi,2,nato,1,Nazia Ali,1,nenek ikrar syahadat,1,Nenek Katharina Sutarni Sutanty,1,nenek katolik masuk islam,1,nenek masuk islam,1,neno warisman,1,netanyahu,2,new york times,1,ngo,1,Nico Ardiansyah,1,nikah,109,nikah 17 tahun,1,Nikah massal gaza,1,nikah muda,1,nikah murah,1,nikah tanpa pacaran,1,nimr al nimr,1,novel baswedan,8,november,1,NU,3,nusantara,1,obama,2,odoj,18,oemar mita,1,ok oce,1,oki setiana dewi,2,Okoso Zukin,1,opini,269,orang benar,1,orang merasa paling benar,1,ormas seragam tni,1,oslo,1,ottoman,3,pahlawan,1,palestin,1,palestina,1047,palestina suruah,1,palestinaterkini,64,pangeran saudi,1,pantai padang,1,panti wreda,1,papua,3,parenting,12,paris,1,parlemen,1,partai 212,3,partai berkuasa,1,partner,2,Pasar Raya Manggarai,1,PBB,3,PBB Suriah,1,pedang,1,peduli,208,pemakaman muhammad ali,1,pembunuhan ahli drone,1,pemeluk katolik masuk islam,1,Pemerintah Turki,1,pemilu,2,pemilu 2019,1,pemilu turki,1,pemimpin serbia,1,pemkot,1,pemuda papua ikrar syahadat,1,pemuda papua masuk islam,1,pemukim ilegal,1,pemukim yahudi,1,penakhlukan konstantinopel,1,Penaklukan Konstantinopel,1,penembakan,1,penemu,1,Pengadilan Surambi,1,pengajian,1,pengeras suara,2,Penghafal Al-Quran,1,pengungsi,2,pengungsi suriah,1,pengusaha golf masuk islam,1,pengusaha muslim,1,penista agama,1,penjahat peranng,1,penjajah israel,1,penyimpangan asyuro,1,peradaban,1,perancis,3,perasaan,1,perempuan peradaban,1,Peringatan Milad ke 563 Tahun Penaklukan Konstantinopel,1,pernikahan,2,perppu ormas,2,Persahabatan,1,persatuan islam,1,Persatuan Ulama Muslim Internasional,1,persis,2,philipina,1,pilgub jabar,2,pilkadadki,5,pilpres,1,Piprim Basarah Yanuarso,2,pki,4,PKI menyerang Gontor,1,pks,75,PKS Kota Tegal,1,pksmuda,1,PLN,2,plularitas,1,poligami,2,polisi sholeh,1,polisi tilawah al quran,1,politik,19,potong kuku,1,PPP,1,prabowo,1,prabowohatta,1,prancis,1,prasasti,1,Prasetyo Budi .W,1,presiden,2,presiden mesir,1,presiden pks,1,presiden Turki,1,pria suriah,1,proklamasi,1,puasa,2,puasa senin kamis,1,puasa syawal,1,puisi,3,pulung sampah padang,1,purwokerto,1,putin,3,Putra Arifin Ilham,1,putri yusuf mansur,1,putri Yusuf Mansur Mimpi Bertemu Rasulullah,1,qatar,8,qunut,2,Qunut Shubuh,2,qur'an,3,qurban,6,r4biah,8,rabia,1,rabiah,1,Rabithah Alawiyah,1,radio,1,Radovan Karadzic,1,raja arab,1,raja faisal,1,raja salman,5,rakyat,1,ramadan,1,ramadhan,99,ramadhan 1437,1,Ramadhan di Paris,1,ramah anak,1,referendum,1,referendum turki,2,rekaman kajian,1,rekaman kajian ilmiah,1,Relawan PKS,1,remaja,46,resensi,3,resepsi mahal,1,resepsi pernikahan,1,resolusi,2,resolusi dk pbb,1,reuni 212,14,Revolusi,1,reyhan,1,reza noah,1,rezeki,1,rezeki milik siapa,1,riba,3,ridley,1,ridwan kamil,13,ridwan tulus,1,Rimpu Bima NTB,1,Rimpu Colo,1,Rimpu Mpida,1,rindu sang murabbi,1,Rodrigo Duterte,1,rohingya,14,rohis,2,rokok,1,ronaldo,1,rumah makan,1,Rumah Tangga Sakinah,1,rumah zakat,2,rusia,4,Ruu kk,1,ruu pks,4,ruutpks,2,RZ,1,sabana,1,sadiq khan,4,sakinag,1,salah alarouri,1,salaman,1,salim a fillah,4,salim segaf,1,Sally Giovani,1,Sally Giovanni,1,samuel etoo,1,sandiaga uno,8,saptuari,5,saptuari sugiharto,1,sari roti,2,sarjana,1,sastra,163,saudi,2,sby,2,SDIT,1,sedekah,1,sedih,1,sejarah,12,sejarah islam,4,sejarah palestina,1,sekolah,5,sekolah pemikiran islam,7,selfie,1,semarang,1,seni,9,senyum,1,setya novanto,1,shalit,1,shamsi ali,1,shaum,1,SHIELD,3,shoes and care,1,shola idul fitri,1,sholat,2,sholat ashar,1,sholat berjamaah,2,silatnas 2017,1,sim gratis,1,sirah,1,siroh,52,smart171,1,Smartphones,1,soeharto,1,soekarno,1,sohibul iman,4,solo,2,somalia,2,Sonia Ristanti,1,sosial,2,spanduk,1,spi,12,spi bandung,11,Spi fatahillah,1,spi jakarta,38,SPI Tangerang,1,spj,1,sri lanka,1,steven indra wibowo,1,suami sholeh,1,suara ibu,1,suara pembaca,1,suarapembaca,107,sudah hamil?,1,Sudan,2,sudrajat syaikhu,2,sukmawati,18,sukmawatii,1,suku pedalaman,1,suku wana,1,sulawesi tenggara,1,suleiman,1,sultan murad,1,sumbar,1,sundar,1,surah,1,surahman hidayat,1,suriah,26,suster katolik,1,swedia,1,swiss,2,syafii antonio,2,syahadat,3,syahid,1,syaikh yusuf al-qaradawi,2,syam,1,Syamsul Falah,1,syariah,146,syariat,1,syawal,1,syeik al-qarni,1,Syeikh Al-Qarni,1,syekh,1,syiah,7,Syiekh Sholah al Budair,1,taaruf,2,taat suami,1,Tabloid Indonesia Barokah,1,tabrakan mobil di saudi,1,tahuidullah,1,takdir,1,tanpa riba,3,tanyajawab,75,tarbawi,45,tarhib,1,tato,1,taujih,2,taujih online,53,Tausyiah,17,Tech,6,tedc,1,teheran,1,teknologi,4,teladan,91,Telkomsel,2,tenggelam,1,tentang dahlan iskan,1,Tentang Oki Setiana Dewi,1,Tentara,1,tentara israel,1,Tentara Korea,1,tepi barat,1,tere liye,2,teror,2,teuku wisnu,4,thulabiy,133,tidur,1,tidur sahur stroke,1,tidur setelah sahur,1,tikam,1,tilawah,3,time,1,timur tengah,1,tinggalkan riba,1,tips,9,tips menulis,1,tips trik menulis,1,Tirta Mandira Hudhi,1,TNI,4,togutil,1,tokoh,15,tol bawah laut,1,toleransi,1,tolikara,1,tqd,11,tradisi bid'ah,1,tragedi,2,trump,7,Tsabit bin Ibrahim,1,tsaqofah,140,tsunami,2,tukang sayur,1,tuna rungu mualaf,1,tunahan kuzu,1,tunisia,1,turki,72,tvone,1,ubn,1,uganda,1,uighur,3,ukhuwah,11,ukmi,1,ulama,1,ulil,1,Ulil Abshar Abdala,1,umahat,62,umar,1,umar bin abdul azis,1,umat,14,Ummi Pipik,1,Unesco,2,uni eropa,1,Univsersitas Islam Gaza Palestina,1,upah minimum,1,usradz Firanda adirja,1,ustadz,66,ustadz abdul somad,20,ustadz adi hidayat,8,Ustadz Arifin Ilham,4,ustadz Felix,4,ustadz hanan attaki,1,Ustadz Hasan Lubis,1,ustadz hilmy,1,ustadz zulkifli,1,utang,1,utsmani,1,vaksin,8,van damme,1,video,18,vitell logo pki,1,wahabi,1,wahyu dan kenabian,1,wali kota padang,1,walid,1,Walikota Bogor Bima Arya,2,walikota muslim london,1,walikota padang,1,walimah murah,1,wanita amerika,1,warga amerika ikrar syahadat,2,warga gaza,1,warga palestina,1,warga suriah,1,warga yaman,1,wawancara,37,White helmet,1,wilders,2,wirausaha,17,Wirda Salamah Ulya,1,Wirda Yusuf Mansur,1,worldview islam,2,xinjiang,1,Yaminah Elsyaib,1,Yasser arafat,1,Yerussalem,3,yudas iskariot,1,yunani,1,yusuf alqaradawi,1,yusuf mansur,1,Yusuf Qaradawi,1,yvonne,1,zakat,6,Zakir Naik,7,
ltr
item
Islamedia - Media Islam Online: Bila Waktumu Tiba
Bila Waktumu Tiba
Islamedia.co - Di sebuah kampung di pinggiran kota. Seorang wanita tua duduk termenung di teras rumahnya. Matanya lurus menatap kearah jalan di depan rumahnya. Sesekali melirik keujung jalan disisi kanannya. Sesekali memejamkan mata, seolah berkonsentrasi pada pendengarannya. Lalu seulas senyum mulai tergambar diwajahnya. Diujung jalan riuh suara anak - anak bercanda. Wanita tua itu lalu berdiri, berjalan pelan kearah pagar rumahnya. Anak - anak berseragam sekolah menghampirinya, lalu mengucapkan salam. Satu per satu maju, mencium tangan wanita tua itu. Mereka lalu berdiri dengan sikap takzim, seolah menunggu sebuah fatwa. Wanita tua itu lalu berkata, “ Sayangi guru dan teman - teman kalian. Ucapkan terima kasih pada guru kalian hari ini ya, Assalamu’alaikum.” Anak-anak serempak menjawab salamnya, sambil tersenyum dan melambaikan tangan mereka berkata, “ Sampai besok pagi ya, Nenek Guru!” Wanita tua itu tersenyum sampai anak - anak menghilang dari pandangan matanya, lalu perlahan masuk kerumahnya. Anak–anak memanggilnya Nenek Guru. Sebuah panggilan kehormatan baginya. Dulu, ia merasa betapa sepi hidupnya kelak, saat usia merambat lanjut. Menjadi guru adalah sebuah keramaian hidup yang ia rindukan setiap hari, bahkan saat libur sekolah. Sekolah adalah hidupnya, saat rumah adalah tembok - tembok tanpa kata dan sapaan. Sepi adalah teman lainnya saat usianya merangkak naik dan Allah tak jua mempertemukannya dengan seseorang yang bisa berbagi hidup dengannya. Hidupnya pernah diujung pilihan. Merana dan meratap sendiri dalam sepi, ataukah mengembangkan senyum dan menatap hidup dengan prasangka baik pada Allah. Dan inilah yang ia pilih, menjadi “ Nenek Guru “ setiap pagi bagi anak - anak di sekitar rumahnya. Di ujung jalan lain. Serombongan anak - anak tiba - tiba menghentikan langkahnya, lalu salah seorang dari mereka berseru, “ Ssstttt, teman - teman kita sudah dekat, diam dulu !” Mereka berjalan dengan pelan tanpa suara. Beberapa bahkan berjingkat seolah berharap kehadiran mereka tak disadari oleh seseorang. Sesampainya didepan sebuah rumah, salah seorang dari mereka memberi isyarat tangan untuk tidak mengeluarkan suara dengan meletakkan telunjuk jarinya didepan bibirnya. Mereka berjalan dengan pelan, berharap segera menjauh dari rumah itu, lalu tiba- tiba, “ Hai, tunggu ! Wah payah nih, masak kalian lupa denganku. Tunggu !” Anak - anak itu saling memandang, wajah mereka berubah tegang dan panik, lalu seperti telah mereka duga, akhirnya terdengarlah suara itu. “ Dasar anak - anak pemalas ! Kalian tahu jam berapa ini ? Sudah terlambat masih saja bercanda. Jaga suara kalian di jalan ! Pergi sana ! Mengganggu saja ! Macam apa guru kalian itu, hah ?!! “ Seorang wanita tua berdiri di depan pagar rumahnya sambil memegang sapu lidi menatap tajam kearah anak - anak itu. Tanpa membantah anak - anak itu berangsut menjauh sambil menunduk. Anak yang tadi berteriak memanggil berjalan cepat menyusul temannya, matanya sembab menahan tangis. Tangis untuk rasa takut dan rasa bersalah pada teman-temannya. Sesampainya diujung gerbang sekolah, mereka saling berpandangan, dan menghembuskan nafas dengan berat seperti telah menahannya sangat lama. Tak satupun komentar meluncur dari mulut mereka, sampai akhirnya anak yang berteriak tadi berkata, “ Maaf ya, aku lupa. “ Seorang anak yang berbadan lebih besar maju dan berkata, “ Sudahlah, tak apa, besok lagi kita harus berhati - hati saat lewat rumah Nenek Galak itu. Ayo masuk, sudah mau bel !” Anak-anak memanggilnya “Nenek Galak“, sebuah panggilan yang tidak menyenangkan. Hidup yang sepi menyeretnya pada pilihan bahwa tak seorangpun yang peduli padanya. Hatinya teriris rasa ditinggalkan. Putus asa pada prasangka baik telah menuntunnya, bahwa setiap orang yang melihatnya pasti merasa kasihan atau mencibir menyalahkan. Semua berawal saat hidupnya seperti keinginannya, menjadi wanita mandiri. Uang dan kesenangan hidup melenakannya. Sampai tibalah ia pada saat semua orang bertanya “ kapan ? “ Sebuah pertanyaan yang lalu muncul setiap saat, seakan hidupnya tak tenang lagi. Waktu seperti mengejarnya, hingga ia lelah dan menyerah. Sudahlah, kalau Allah memberinya hidup yang sepi, maka sepi adalah pilihannya. Ia tak akan membiarkan seorangpun meramaikan hidupnya, lagi. Bahkan selirih apapun suara itu. Menjadi tua adalah keniscayaan. Sendiri pun adalah keniscayaan. Karena, saat hidup kita beralih ke alam penantian (baca:barzah) kita hanya akan sendiri. Tak ada seorangpun yang bahkan dulu selalu mengucapkan kata cinta pada kita setiap hari bersedia menemani kita saat kita adalah jenazah. Nenek Guru memilih untuk melukis senyum dan menyiapkan kesendiriannya dengan cara yang indah. Sedangkan Nenek Galak menjadikan sepi sebagai teman, bahkan untuk selirih suarapun ia menjauhinya. “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (QS. Ar Rum: 54) Pertanyaannya adalah, “ When you get old, what kind of life you choose ? “ Dan jawabannya adalah seperti apakah kita saat ini Tya Arini Solo, Jawa Tengah
http://2.bp.blogspot.com/-nHuPjP9Qfic/VMBpGtZLpOI/AAAAAAAARrE/q-ku9UxZi5s/s1600/bokeh-photo-15.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-nHuPjP9Qfic/VMBpGtZLpOI/AAAAAAAARrE/q-ku9UxZi5s/s72-c/bokeh-photo-15.jpg
Islamedia - Media Islam Online
https://www.islamedia.id/2015/01/bila-waktumu-tiba.html
https://www.islamedia.id/
https://www.islamedia.id/
https://www.islamedia.id/2015/01/bila-waktumu-tiba.html
false
4462325520328585611
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content