![]() |
Kondisi RS Anak Gaza (Foto: Abdullah Onim) |
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Dokter Asyraf al Qadra menjelaskan
dalam pernyataan resminya, Senin 17 November 2014, rumah sakit anak di
Gaza akan berhenti beroperasi dalam 24 jam ke depan. Sebab, rumah sakit
itu kekurangan bahan bakar dan bisa menyebabkan terjadinya tragedi
kemanusiaan.
Al Qadra juga mengatakan bahwa saat ini berbagai pusat medis dan
rumah sakit di Jalur Gaza mengalami krisis bahan bakar yang parah. Pihak
kementerian sudah mengeluarkan seruan khusus ke berbagai organisasi
dunia untuk membantu menangani permasalahan ini.
“Kami sendiri, alhamdulillah beberapa hari lalu telah mendatangi
Rumah Sakit Kamal Udwan dan mendistribusikan makanan bagi para pasien
dari donasi Rp40 jutaan yang dititipkan oleh rakyat dan Muslim
Indonesia. donasi makanan untuk tujuh hari bagi pasien di RS Kamal Udwan
tersebut sudah kami salurkan,” kata Al Qadra dalam rilis yang didapat Okezone, Rabu (19/11/2014).
“Setelah kami berkunjung ke rumah sakit, info yang saya dapat
ternyata tidak hanya satu rumah sakit. Krisis bahan makanan untuk para
pasien, lebih dari lima unit rumah sakit. Dengan demikian bagi seluruh
NGO di Indonesia yang peduli nasib Palestina dan bagi Pemerintah
Indonesia agar dapat mempertimbangkan persoalan ini,” lanjutnya.
Warga negara Indonesia yang menetap di Jalur Gaza pun berharap ada
kiriman bantuan bahan makanan ke rumah sakit yang terdapat di Palestina.
“Jika ada NGO yang ingin membantu memberikan bantuan kepada rumah
sakit berupa donasi bahan bakar minyak dan bahan makanan bagi para
pasien, insya Allah saya siap bantu koordinasikan dengan pihak Menkes di
Jalur Gaza,” tutur Abdillah Onim, WNI yang hingga kini menetap di sana.
Kondisi Jalur Gaza saat ini masih krisis akibat belum dibukanya pintu
Rafah selama hampir satu bulan. Padahal, rakyat Gaza hanya bergantung
pada makanan dan minuman yang melewati pintu Rafah, terutama saat ini
musim dingin.
Selain itu, tentu warga Gaza sangat membutuhkan selimut dan jaket
hangat serta bantuan uang tunai. Rumah warga Gaza yang rata dengan tanah
akibat agresi Israel selama 51 hari hingga kini masih berupa
puing-puing berserahkan dan belum ada pembangunan.
Ribuan mahasiswa yang hingga kini juga terkatung-katung akibat tidak
mampu membayar uang kuliah. Belum lagi nasib anak yatim dan para janda
yang tidak berpenghasilan dalam kondisi krisis.
“Dengan demikian marilah kita lebih peduli. Insya Allah hari ini
Menkes Jalur Gaza akan mengudang Tim Abdillah Onim untuk membahas
persoalan bantuan makanan untuk pasien di rumah sakit dan rumah sakit
anak yang belum beroperasi,” tutupnya. [gie/im/okz]