Islamedia.co - Pada
dasarnya waktu adalah baik, dan Mahakuasa Allah Ta’ala dengan segala
pengaturan-Nya. Dia memberikan kepada manusia apa yang dibutuhkannya.
Dia memberikan karunia kepada yang Dikehendaki dan menahan apa yang Dia
kehendaki. Kuasa-Nya meliputi segala sesuatu, di seluruh penjuru langit
dan bumi.
Allah Ta’ala yang
memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah, Dia pula yang memberikan
pahala dan banyak bonus kepada siapa yang mau menjalankannya dengan
ikhlas serta sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw. Dalam semua jenis
ibadah, Allah Ta’ala melimpahkan banyak pahala di dalamnya. Baik itu
ibadah yang wajib, maupun disunnahkan. Allah Mahaadil dan tidak pernah
menyalahi janji-Nya.
Di antara jenis
ibadah itu, ada yang diperintahkan tahunan, bulanan, waktu-waktu
tertentu, pekanan, setiap dua hari sekali, beberapa kali dalam sepekan
ataupun harian hingga setiap waktu. Dari masing-masing ibadah tersebut,
Allah Ta’ala memberikan keleluasaan kepada hamba-Nya untuk melakukan
ibadah apa yang disanggupinya, tanpa paksaan. Tentu, sesuai prioritas
wajib, sunnah dan mubah.
Di dalam sepekan,
misalnya, ada ibadah puasa sunnah Senin dan Kamis. Dalam dua hari ini,
Allah Ta’ala menerima laporan setiap amal hamba-Nya. Imam Tirmidzi
meriwayatkan, “Setiap pekannya, amal seorang hamba dilaporkan sebanyak
dua kali, yakni pada hari Senin dan Kamis.” Karenanya, lanjut beliau,
“Aku suka jika amalku (Rasululah) dibawa ke hadirat Allah Ta’ala dalam
keadaan berpuasa.”
Senin dijelaskan oleh
Nabi Saw memiliki tiga momen penting: hari ketika Nabi dilahirkan,
waktu saat beliau diutus dan masa ketika wahyu diturunkan. Sedangkan
hari Kamis merupakan momen yang beliau pilih sebagai awal untuk memulai
safar, perjalanan.
Imam Bukhari
meriwayatkan, “Rasulullah Saw memulai safar di hari Kamis menuju
(Perang) Tabuk dan amat menyukai bahwa beliau dapat berangkat pada hari
itu.”
Hal lain yang menjadi
salah satu penyemangat akan mulianya hari ini adalah dibukanya pintu
surga. Pintu surga dibuka dua kali dalam setiap pekan, sebagaimana
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
“Pintu-pintu surga
dibuka pada hari Senin dan Kamis,” sebagaimana dikutip Salim A. Fillah
dalam “Lapis-Lapis Keberkahan”, “Kemudian dikaruniakan ampunan bagi
setiap orang yang tidak mempersekutukan Allah sedikit pun.” Kecuali,
lanjutnya, “Seorang lelaki yang antara dia dengan saudaranya terdapat
persengketaan.” Kemudian dikatakan, “Tangguhkan sampai dua orang ini
berdamai.” Beliau Saw mengulangi kalimat terakhir ini sebanyak dua kali.
Demikianlah
keberkahan hari Senin dan Kamis. Pada dua haru itu, pintu surga dibuka,
amalan kita dilaporkan. Semoga Allah Ta’ala memberi kekuatan kepada kita
untuk senantiasa beramal shaleh di hari itu dan hari-hari lainnya.
Aamiin.[kisah hikmah/IM/MT]