
1. Kenali permasalahan anak
Sebelum kita memulai untuk mengubah perilaku anak, terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa saja perilaku yang ingin kita perbaiki dari seorang anak. Buatlah sedetail mungkin apa yang kita rasakan berikut pencapaian yang ingin diraih dari masing-masing permasalahan.
Perbaiki : meninggalkan kamar berantakan
Capai : simpan pakaian kotor di keranjang laundry
Perbaiki : tertidur tanpa gosok gigi
Capai : gosok gigi sehabis shalat isya
Perbaiki : meminta dengan merengek
Capai : menggunakan kata santun dalam meminta
Kita membutuhkan kesabaran dalam meluruskan perilaku anak. Berharap mengubah mereka dalam waktu singkat pada beberapa kesalahan hanya akan menimbulkan konflik diantara orang tua dan anak. Anak akan merasa dituntut berlebihan dan orang tua akan merasa kecewa karena hasilnya jauh dari apa yang diharapkan. Terkadang hal yang membuat para orang tua frustasi adalah ketika melihat begitu banyak ketidak idealan pada diri anak dalam satu waktu. Untuk sementara waktu, abaikan sebagian masalah dan fokus pada permasalahan tertentu yang yang ingin kita perbaiki.
Dari sebuah permasalahan yang tengah kita perbaiki, perubahan pun membutuhkan proses. Jarang keberhasilan dicapai hanya dalam semalam setelah memberi satu atau dua kali nasihat. Hargailah setiap peningkatan yang diraih oleh anak. Sebagai contoh jika biasanya ia selalu lupa setiap hari untuk menaruh barang bawaannya sepulang sekolah, maka apresiasilah saat kita menemukannya merapihkan barang tanpa diminta meski hanya 1 atau 2 kali dalam seminggu. Jika balita anda selalu makan disuapi, maka mulailah dengan mengajak mereka makan sendiri 5-10 suap kemudian kita bantu. Jika anak sering tertinggal bus jemputan sekolah karena telat bangun. Hargailah saat ia bisa lebih cepat mempersiapkan diri untuk pergi sekolah, dan jangan menambah tugasnya dengan meminta membereskan tempat tidur juga. Tingkatkan kuantitas dan kualitas perbaikannya sedikit-sedikit sampai kelak menjadi sebuah kebiasaan.
Konsistensi adalah hal yang sangat penting dalam keberhasilan pengasuhan anak. Konsisten berarti kita melakukan apa yang kita katakan, kita mengatakan apa yang kita lakukan, serta memastikan bahwa semua pihak mengatakan yang sama. Sekali orang tua tidak konsisten, orang tua akan kehilangan kewibawaan di hadapan anak-anak sehingga mereka kurang hormat terhadap kebijakan yang disampaikan orang tua. Bahkan seorang anak akan cenderung meminta sesuatu dengan cara yang pernah dilakukannya saat orang tua menjadi luntur dan tidak konsisten antara perbuatan dan ucapannya. Konsistensi adalah hal yang sangat berat dalam dunia pengasuhan anak. Maka pastikan kita dapat mengukur bahwa apa yang kita ucapkan benar-benar mampu kita lakukan. Jika seorang anak merengek berguling-guling di supermarket untuk meminta sesuatu yang awalnya dilarang orang tua, namun karena malu orang tua akhirnya membelikannya, maka ia akan cenderung memakai cara yang serupa untuk meminta hal yang ia inginkan dilain waktu. Konsisten dalam pengasuhan anak tidak hanya harus dilakukan oleh orang tua namun berlaku untuk semua orang yg berada dalam lingkaran pengasuhan anak seperti guru, nenek, kakek atau baby sitter. Jika tidak, anak akan cenderung berlari pada pihak yang paling mengutungkan baginya
Sadarilah bahwa tidak semua yang ada pada diri anak itu tidak kita sukai. Setiap anak pasti memiliki kebaikan dalam dirinya. Hanya saja orang tua lebih sering terpusatkan perhatianya pada hal-hal yang menjadi kekurangannya. Pastikan anak tau bahwa kita mencintai mereka. Apresiasilah setiap kebaikan mereka dan pastikan mereka tau bahwa kita bahagia melihat perilaku tersebut. Apresiasi positif akan lebih bermakna dalam proses perbaikan diri seorang anak dibanding kritikan. Tidak menyukai perilaku anak bukan berarti tidak menyukai anak. Konsep ini akan menghindari kita dari perbuatan terus menyalahkan sang anak. Gunakan kalimat positif dalam berkomunikasi dengan anak. Misal: "ibu sangat suka jika kamu membantu ibu menaruh pakaian kotor di keranjang cucian". Hindari penggunaan kalimat negatif seperti "aaaa... jorok banget sih, pakai kotor berserak dimana-mana!"
Setelah kita memilih apa yang kita ingin perbaiki terlebih dahulu, komunikasikan hal ini dengan anak. Biarkan anak mengetahui apa yang kita inginkan. Hindari penggunaan kalimat yang masih bersifat abstrak seperti "ibu ingin kamu lebih bertanggung jawab" tetapi pilih kalimat yang lebih spesifik per kasus agar lebih mudah dicerna anak, misal "mulai sekarang dan seterusnya ibu ingin kamu selalu mengerjakan PR dan mengumpulkannya tepat waktu". Sampaikan hal ini dengan penuh cinta dan rasa persahabatan. Biarkan anak mengerti bahwa kita adalah satu tim dalam perbaikan mereka. Satu tim yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran seperti yang Allah firmankan dalam Al-Quran surat Al-Asr.
1. Demi masa
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang yang beriman dan orang-orang yang yang mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat dan menasehati supaya menetapi kesabaran.
Kiki Barkiah