IBU BEKERJA bukan vs IBU RUMAH TANGGA

Islam edia - Ini merupakan tulisan yang sudah lama saya rencanakan, tapi tertunda terus karena berbagai kesibukan. Tulisan yang lahir k...

Islamedia - Ini merupakan tulisan yang sudah lama saya rencanakan, tapi tertunda terus karena berbagai kesibukan. Tulisan yang lahir karena saya miris dengan saling tuding-menuding. Ini paling baik, itu tidak! Padahal keduanya adalah pilihan.

Sebelum masuk ke hal yang lebih serius, mari sejenak bayangkan dunia ini tanpa ibu-ibu yang mau bekerja di sektor publik. Nggak ada dokter kandungan perempuan, yang ada laki-laki atau dokter yang masih gadis. Nggak ada ibu guru, yang ada pak guru atau bu guru yang masih muda-muda. Nggak ada pembantu rumah tangga perempuan (yang sekedar menyuci nyetrika lalu pulang), karena mereka rerata juga adalah ibu. Nggak ada pedagang perempuan, kecuali yang masih gadis-gadis seusia SPG-SPG itu. Nggak ada psikolog perempuan, konsulnya dengan bapak-bapak psikolog aja. Nggak ada bidan perempuan yang senior, melahirkan pun dengan bidan muda yang baru lulus, atau dokter SpOG yang laki-laki.

Ini memang ekstrim banget ya. Sampai ada yang gemes bilang ke saya, “Sekalian aja dibilang, andai tak ada laki-laki di dunia ini!“. Hoho. Tetapi, kadang, kita perlu berpikir ekstrim untuk melihat, bahwa harmoni kehidupan itu ada justru karena keragaman. Ada ibu yang bekerja, ada ibu yang tak bekerja. Tak ada siapa yang lebih baik dari siapa, kecuali siapa yang paling banyak amalnya. Masing-masing ada peluang dan ada ancamannya. Ibu bekerja relatif sedikit memiliki waktu dengan anak. Namun, ibu di rumah pun tak otomatis lebih baik, karena bisa jadi tidak bekerja di luar tetapi juga belum sepenuhnya perform dalam mengasuh anak, atau sibuk dengan hal lain, termasuk menjadi sosialita, atau bersosmed ria, meskipun di dalam rumah.
Jadi mari, saling bersinergi, bukan saling menghakimi.

Gambar

Memang kadang terlihat bahwa rumput tetangga lebih hijau. Ibu bekerja (Working Mom, WM) tetaplah ibu, yang juga ingin selalu dekat dengan anak-anaknya. Namun kondisi tiap orang tak sama. Ibu di rumah (Full Time Mother, FTM) pun, juga adalah pilihan, yang kadang tak semua orang memiliki peluang. Dalam keseharian, ibu di rumah kadang juga menginginkan waktu yang tenang, ‘me time’ lebih banyak, tak melulu disibukkan urusan anak-anak. Ibu bekerja kadang iri pada ibu di rumah , ibu di rumah kadang iri pada ibu bekerja. Ini normal saja. tanda bahwa saling cinta :).

Pada tiap rumah tangga, banyak latar belakang yang melahirkan sebuah keputusan. Ada yang suaminya di-PHK, ada yang suaminya tiba-tiba invalid dan tak mampu bekerja. Ada juga ibu yang harus menyantuni dua orang tuanya yang makin renta, sedang penghasilan dari suami tak cukup untuk itu semua. Dan ada pula yang bekerja karena keberadaannya dibutuhkan oleh kaumnya, ibu-ibu dan anak-anak lain. Sepanjang semua bukan sekedar ‘asal bekerja’, berniat membantu sesama, bukankah itu mulia?

Sedang jenis pekerjaan yang lalu mampu dilakukan, tentu tak semua sesuai keinginan. Tak semua ibu bisa mendapatkan penghasilan dengan cara persis seperti apa yang diimpikan. Tapi demi membantu sesama, apa yang di depan mata, itulah cara Allah mengantarkan rizki padanya. Lha opo kantore/juragane mbahe, bisa milih kerjaan sakpenake dhewe? Lantas sepanjang itu halal, kenapa diperdebatkan?

Gambar

Ada kisah menarik yang ingin saya ceritakan. Tentang bu A, ART yang biasa bekerja di rumah saya setiap harinya lebih kurang 3 jam untuk mencuci, menyetrika & memasak; pekan lalu minta diri. Dia mendapatkan tawaran untuk bekerja full time di tetangga, tentu dengan gaji berlipat. Tawaran itu dia ambil, karena dia memikirkan keinginan anaknya yang sebentar lagi lulus SMA, ingin kuliah. Sementara dia berhitung dari penghasilannya dan penghasilan suaminya yang tukang bubur ayam, belum mencukupi untuk itu. Padahal saya tahu, fisik ibu ini sebenarnya agak lemah, sering sakit kalau kecapekan. Tapi dia nekad menerima tawaran itu, agar anaknya nanti bisa kuliah. Lalu, ART ini akan digantikan seorang ibu B, yang baru datang dari kampungnya di Jawa Tengah. Suaminya stroke, sedang anak-anak tetap butuh makan dan sekolah.

Jika bisa memilih, mungkin para ibu lebih senang untuk mengelola uang pemberian suami, dan mengelola sebuah usaha yg dapat dikelola dari rumah. Tetapi, kesempatan dan peluang tidak berlaku seragam pada tiap orang. Maka apa yang dilakukan ibu A dan B, juga banyak ibu bekerja lainnya, adalah justru wujud MENCINTAI anak-anaknya, wujud tanggung jawabnya pada keluarga.

Bekerja, adalah satu sarana mencintai anak-anak, dengan cara yang tak harus sama. Pahala tetap tercurah karenanya, sebagaimana ibu yang stay di rumah menemani anak-anaknya sepanjang waktu. Kecuali kalau ada ibu bekerja, karena hanya tak betah di rumah saja, hanya untuk pergaulan, atau gengsi semata. Nah yang seperti ini, biar Allah yang menghitung niatnya :) 

Gambar

Lalu, jika memang memilih sebagai ibu bekerja, bersiap-siaplah untuk menjadi ibu yang tidak biasa. Berkurang jadwal tidur kita, juga perlu ketahanan fisik di atas rata-rata, serta mental baja. Salah satu sendi yang utama, tentu adalah keridhaan suami belahan jiwa. Jika kerja tanpa seizinnya, jatuhnya tetap dosa. Dibutuhkan komunikasi dan sinergi dengan suami yang sangat intens, agar ibu bekerja dapat menjalankan amanahnya di rumah maupun di tempat kerja dengan baik.

Saat ibu pulang kerja, bukan berarti saatnya melepas penat seharian. Karena sejak di pagar rumah pun, anak-anak berebut minta perhatian. Pun nanti saat suami datang, tetap harus disambut dengan senyuman. Ibu bekerja harus mampu memilih ‘tombol mental‘ yang pas sesuai kondisi dia berada, sektor domestikkah, atau sektor publikkah.

Seorang ibu bekerja, perlu memastikan bahwa sektor domestik bisa dikendalikan dengan baik, sebelum kakinya melangkah ke sektor publik. Jika sektor domestik belum mampu ditangani dengan baik, maka mungkin kita perlu memikirkan ulang, tentang jenis pekerjaan yang lebih mungkin kita lakukan. Karena jika memaksakan diri, ada pihak-pihak yang akan terzalimi, dan kedua sisi (domestik-publik) tidak berjalan optimal. Sedang idealnya adalah kita bisa fokus, optimal saat di rumah, juga optimal saat di tempat kerja. Bukan sebaliknya, di rumah memikirkan pekerjaan, di tempat kerja memikirkan rumah. Sa’atan wa sa’atan, masing-masing ada saatnya, dan itu perlu manajemen yang baik. Memang tak mudah, namun harus diasah. Jika memang sulit, maka tak perlu memaksakan diri. Kita masih bisa mencari peluang untuk tetap beraktivitas dan bekerja, tanpa perlu banyak meninggalkan rumah.
Gambar
Sekarang, saya ingin bahas ibu bekerja berkaitan dengan keselarasan antara sektor domestik (keluarga), sektor publik (pekerjaan) dan sektor langit (bekal agama). Jadi, ada tiga sektor yang harus kita dudukkan, mana yang lebih utama: sektor domestik, sektor publik, sektor langit. Maka, jika ada benturan diantara ketiganya yang tak bisa lagi disiasati, semoga kita tak salah memilih skala prioritas. Dua yang utama adalah sektor langit dan sektor domestik, sedangkan yang satu, sektor publik, sejatinya hanya pilihan, opsional, yang tidak boleh mengorbankan dua sektor sebelumnya.

Seorang ibu bekerja, harus final dulu pemahamannya tentang ini. Apalagi kalau dia memiliki tuntutan/kewajiban untuk berkiprah sebagai salah satu unsur penggerak dakwah. No excuse. Inilah yang saya maksudkan di atas, bahwa ibu bekerja perlu memiliki mental baja, jadwal rehat yang lebih sedikit dari rerata ibu biasa. Jika akhirnya sektor langit dan sektor domestik keteteran karena urusan sektor publik, sesungguhnya, kita belum terlalu siap mental untuk terjun di sektor publik.

Maka sungguh saya tak habis pikir, kalau ada ibu yang bekerja full time di luar rumah, lalu sabtu ahad pun tidak mau disibukkan dengan sektor langit dengan alasan, “Capek ah, saatnya istrahat“, atau “Maaf ya, tapi akhir pekan adalah family time bagi saya“. Lebih saya tidak habis pikir lagi, jika ada suami yang membolehkan istrinya bekerja setiap hari, tetapi justru melarang istrinya jika sabtu/ahad pergi berdakwah atau mengaji.

Mari kita berpikir sejenak. Bukankah ibu bekerja mau repot-repot keluar rumah untuk mencari ‘bekal’ yang secara ekonomis akan membantu biaya dalam keluarga? Memastikan bahwa pendidikan anak-anak terjamin, asupan gizi juga tercukupi, dan itu semua butuh uang, lalu seorang ibu memutuskan untuk membantu suaminya dengan bekerja juga.

Lalu, bukankah sektor langit juga sejatinya juga upaya mengumpulkan bekal, yang justru lebih abadi impact-nya dari sekedar bekal ekonomi? Jadi mestinya, justru karena kita sayang pada keluarga lah, dan tetap ingin terus bersama mereka meski nanti ajal memisahkan antar anggota keluarga, maka kita harus mengutamakan sektor langit. Karena dengan hanya mencari bekal untuk sektor langit lah, yang mampu memberikan jaminan bahwa keluarga ini akan tetap utuh meski secara jasad telah terpisahkan.

Nah, lalu kalau saking sibuknya dengan sektor publik, lalu sektor langit hanya menunggu sisa waktu luang, atau menunggu mood datang, barangkali saatnya kita untuk berhenti sejenak. Memikirkan ulang tentang hakikat kehidupan diri yang sejati: Apa yang sesungguhnya kita cari? Benarkah suasana seperti itu yang kita ingini?

‘Perhentian sejenak’ seperti ini memang perlu sering dilakukan, supaya naluri kita tak mati rasa, dan kita seolah-olah menjadi robot pekerja, yang tahu-tahu sudah tua dimakan usia. Sia-sia umur kita berbilang tahun, tanpa bekal yang berarti untuk keluarga. Padahal, niat awal kita bekerja, juga adalah demi cinta pada keluarga.

Gambar

Pada ibu bekerja, juga ada saatnya untuk ‘berubah pikiran’, mengkaji ulang, sesuai keadaan. Seorang teman kuliah saya, di suatu sekolah kedinasan yang tomboy pwol, setelah lulus bekerja dan berkeluarga bertahun-tahun, memilliki anak. Ternyata, salah satu anaknya terindikasi autis. Dia memutuskan untuk cuti di luar tanggungan negara selama 2 tahun untuk mendampingi anaknya itu yang tentu sangat membutuhkannya. Saat cuti 2 tahun habis dan anaknya masih sangat memerlukannya, maka dia memutuskan resign dari PNS. Sayangkah dengan karirnya di PNS? Padahal instansinya dikenal dengan remunerasinya yang ‘membikin cemburu banyak PNS’ lain? Tidak! Sektor domestik jauh lebih utama untuk didahulukan.

Ada juga cerita lain. Istri mantan bos suami, tampak begitu exciting saat saya membawa baby ke kantor suami. Dia banyak memberikan nasehat ini itu, tentang kesehatan bayi, dengan banyak istilah medis. Awalnya saya bingung, bukankah ibu ini FTM? Usut punya usut, ternyata beliau dulu adalah bidan. Tetapi karena suaminya seringkali dipindahtugaskan dan termasuk agak ‘rewel’ urusan makan (pagi-siang-malam menu makanan harus beda), maka dia memutuskan untuk resign dari bidan dan mendampingi suami kemanapun ditugaskan, termasuk pindah tugas ke beberapa negara.

Ini gambaran, bahwa pilihan seseorang bisa berubah menyesuaikan kondisi yang terjadi. Setinggi apapun capaian di sektor publik, kadang ada kondisi di mana ibu bekerja perlu melakukan evaluasi. Bisa karena dikaruniai ABK seperti teman saya itu, bisa juga faktor suami, atau faktor orang tua yang semakin renta. Bisa juga ada jenis pekerjaan yang lebih fleksibel. Evaluasi terus-menerus perlu diperlukan, agar langkah ibu bekerja tidak kebablasan. Karir bukanlah Tuhan yang harus diutamakan, saat sektor domestik atau sektor langit lebih membutuhkan.

Justru, jika kita memberatkan pekerjaan, barangkali perlu kita telisik lagi apa yang ada di hati: Benarkah aku bekerja karena mencintai keluargaku? Atau karena aku memiliki ambisi pribadi dalam pekerjaanku?
Gambar
Sebagai seorang muslimah, sebagai penutup tulisan ini saya juga ingin sedikit menulis tentang bagaimana kajian tentang ibu bekerja dalam fiqh. Sebelumnya saya harus mengaku dulu bahwa saya sama sekali bukan ahlinya. Tapi paling tidak kita bisa belajar dari beberapa kisah pendahulu. Salah satunya adalah kisah dari sahabat pemberani, putri dari sahabat terpercaya, Abu Bakar As-Shiddiq. Dialah Asma binti Abu Bakar. Dia bercerita, saat dia sudah menikah dengan salah satu mujahid gagah pujaan hatinya, “Ketika aku menikah dengan Zubair, ia tidak memiliki harta sedikit pun, tidak memiliki tanah, tidak memiliki pembantu untuk membantu pekerjaan, dan juga tidak memiliki sesuatu apa pun. Hanya ada satu unta milikku yang biasa digunakan untuk membawa air, juga seekor kuda. Dengan unta tersebut, kami dapat membawa rumput dan lain-lainnya. Akulah yang menumbuk kurma untuk makanan hewan-hewan tersebut. Aku sendirilah yang mengisi tempat air sampai penuh. Apabila embernya peceh, aku sendirilah yang memperbaikinya. Pekerjaan merawat kuda, seperti mencarikan rumput dan memberinya makan, juga aku sendiri yang melakukannya. Semua pekerjaan yang paling sulit bagiku adalah memberi makan kuda. Aku kurang pandai membuat roti. Untuk membuat roti, biasanya aku hanya mencampurkan gandum dengan air, kemudian kubawa kepada wanita tetangga, yaitu seorang wanita Anshar, agar ia memasakkannya. Ia adalah seorang wanita yang ikhlas. Dialah yang memasakkan roti untukku.”

Artinya apa? Bahwa Asma kurang pandai memasak, seperti saya  #eh salah fokus :D

Maksudnya, bahwa Asma juga bekerja, bahkan hingga mencarikan rumput untuk ternaknya. Juga mengurusi kebun kurma, yang letaknya jauh dari rumahnya. Dan semua itu terjadi di zaman Rasul masih hidup, seperti yang dikisahkan oleh Asma, saat ia harus berjalan jauh berkilo-kilo dari kebun kurma menuju rumahnya, sambil membawa beban berat hasil panenan kurma, lalu bertemu rombongan Rasulullah di perjalanan. Rasul sempat menawarkan untuk menaiki salah satu onta di rombongannya, namun Asma menolaknya dan memilih tetap berjalan kaki, karena dia teringat dengan suaminya yang pencemburu. Sampai di rumah, ia berkisah pada suaminya “Tadi aku bertemu Rasulullah SAW ketika aku membawa kurma di atas kepalaku. Beliau disertai beberapa orang sahabat. Beliau menyuruh untanya duduk agar aku pergi bersamanya. Aku merasa malu dan teringat sifatmu yang pencemburu.

Zubair pun menanggapi cerita istrinya, “Demi Allah, keadaanmu membawa kurma di atas kepala lebih memberatkan hatiku dari pada kau naik unta bersama beliau.”
Maka bagi saya, Asma adalah perempuan pemberani yang perkasa. Bayangkan, berjalan kaki sekitar 3,4 km dengan menyunggi berkilo-kilo kurma di kepala! Dan dia bekerja dengan keikhlasan yang luar biasa, tidak main ‘nebeng kendaraan’ teman suaminya, meski ditawari.

Kita juga bisa belajar dari kisah perempuan agung istri Rasulullah yang pertama, Hadijah RA. Bukankah beliau seorang pengusaha perempuan yang sukses go international hingga akhir hayatnya? Yang lalu memberikan banyak harta, bahkan hampir seluruhnya, untuk dakwah suaminya? Kita juga bisa belajar dari Ummu Fadhoh, seorang perempuan paruh baya yang bekerja di rumah Fatimah binti Muhammad, istri Ali.

Artinya, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga semacam ini di luar rumahnya, wajar saja. Asal memang kita memenuhi aturannya secara syar’i. Apa saja itu? Terlalu panjang jika harus dikupas di sini, dan sudah banyak pula yang membahasnya. Silahkan gugling sendiri ya :).

Selain itu, ada juga kaidah tentang hasil dari pekerjaan seorang istri, ”Khusus masalah penghasilan istri yang bekerja, semuanya menjadi haknya. Suami tidak boleh mengambil harta itu sedikitpun, kecuali dengan kerelaan hati istrinya.” (Fatwa Islam, no. 126316) . Artinya apa dong? Ya artinya bahwa jika ada kajian tentang pengelolaan penghasilan istri, berarti bekerjanya pun bukan suatu larangan (dengan syarat tertentu). Analoginya begini. Maling itu tindakan yang jelas dilarang, haram. Maka tidak ada pembahasan khusus tentang duit hasil permalingan, yang memang sudah jelas-jelas haram, karena pekerjaanya pun memang haram.

Mungkin tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena memang banyak sekali aspek-aspek yang harus kita bahas lagi. Silahkan jika ada yang ingin melengkapi baik di komentar atau postingan dengan topik yang sama. Spirit tulisan ini sekali lagi adalah agar kita mencoba saling memahami. Akan menjadi ibu yang bekerja di luar rumah (WM) atau menjadi ibu yang full dirumah (FTM), semuanya dikembalikan pada pilihan masing-masing, dan semuanya memiliki tanggung jawab yang tidak ringan.
Gambar
Sebagai penutup tulisan ini, ada baiknya kita menilik saling korespondensi yang begitu apik antara seorang ibu bekerja dan ibu rumah tangga, di sini. Sungguh, semangat yang perlu kita tiru untuk saling bersinergi, bukan menghakimi :) 

 
Nama

#2019GantiPresiden,5,#cabutpermendikbudno.30,1,#kejahatanseksual,4,#palestina #aqsa #smart171 #aaw #aqsaawarenessweek headline nasional,1,#permen,1,#Permendikbudno.30,1,#seksbebas,4,#zina,1,212mart,1,aa gym,4,aadk,1,Aaw,1,ACN,4,ada apa dengan konsen,1,adara,1,ahmat davutoglu,1,ahzami samiun jazuli,1,aid al-qarni,1,aidit,1,air zam zam,1,ajat syaikhu,2,ak parti,1,akhrawi,1,akmal sjafril,4,AKP,6,aksi 112,1,aksi 115,1,aksi 212,2,Aksi 64,2,Aksi Bela Baitul Maqdis,1,aksi bela palestina,6,aksi kemanusiaan,1,aksi peduli aleppo,1,aktivitasdakwah,146,Aku Kamu Adalah Kita,2,al aqsha,4,al irsyad,1,al zawari,1,al-aqsa,1,al-qarni,1,al-qassam,1,al-qur'an,5,al-quran,4,alamislami,926,alaqsa,4,alasan logis mengelilingi ka'bah,1,alasan nikah muda,1,aleppo,6,aleppoisburning,1,alexis,3,alkhusairi,1,Allah,3,Almuzzammil Yusuf,2,alquds,1,alqur'an,2,alquran,41,Alvin,1,ambulans,1,amerika,7,amerika serikat,1,amien,1,Amien rais,5,anak,2,anak dilarang ke masjid,1,Anak Inggris Hafal Al-Qur'an,1,anak kembar,1,anak masjid,2,anak masjid ribut,1,anak palestina,2,anak pendeta,1,anak TK CHina baca Al Quran,1,anak-anak masjid,1,analisa,24,anggota dewan PKS,2,anggota dewan sederhana,2,anggota dprd bekasi,1,anggota odoj meninggal dunia,1,anggota parlemen,1,anggota PKI,1,Anggota TNI,1,anggota TNI Hafal Al Qur'an,1,anggota TNI Hafal Qur'an,1,angsuran bank,1,ani yudhoyono,1,anies baswedan,57,Anies sandi,8,anjing,1,anti lgbt,2,anti vaksin,7,Anya,1,aqsha,2,arab,1,arab israel,1,arab saudi,7,arab saudi jamin kesehatan warga yaman,1,arabic,3,ari purbono,1,arie untung,1,arifin ilham,3,artefak,1,as-sisi,1,asma nadia,2,asyuro,1,ataturk,1,ateisme hanya kenakalan saja,1,atheis,1,Aung San Suu Kyi,2,australia,1,Awkarin,1,ayah,8,ayat ayat cinta,2,azan,1,azan pengeras suara,1,azan turki,1,bachtiar nashir,1,bachtiar nasir,2,bahasa arab,1,baliho KB,1,bandara paris,1,bandung,4,bangkok,1,banjir,2,banjir Jakarta,1,bank riba,2,bantuan,1,bantuan kemanusiaan,1,bantuan turki,1,bantuan turki gaza,1,barat,1,barokah,1,basar asad,1,bashar asad,1,batik trusmi,1,bayan,4,bayar puasa,1,bds,1,bebas hutang,1,Begin Again,1,Belanda,1,belum hamil?,1,Bencana Purworejo,1,bendera,1,Bendri Jaisyurrahman,1,beras maknyus,2,berau,2,berita,4933,berita duka muhammad ali,1,berita nasional,4,beritafoto,51,bermain di masjid,1,bhiksu budha,1,bid'ah,1,bila ingin disebut Allah,1,bin,1,binali,1,birokrasi,1,bisnis,2,boikot,1,boikot starbuck,2,bom,1,bom depok,1,brasil,2,Britain,1,brunei,5,budha,2,bukan negero dongeng,1,buku,19,bunda yoyoh,15,burqa,2,buruh,1,busana,1,buya hamka,5,cadar,5,caesar,1,cagub jabar,1,cahyadi takariawan,1,caisar,1,cara mendidik anak,1,charles darwin,1,Charlie Hebdo,1,chelsea,1,China,4,cicak,1,cincin,1,cinta masjid,1,cirebon,1,corona,9,covid19,2,crane,2,cupink topan,2,daerah,7,dahlan iskan,4,dakwah,147,dakwahkantor,1,davutoglu,1,Deen Mohammad Shaikh,1,dembaba,2,demokrasi,1,demokratis,1,denny indrayana,1,denny JA,1,depok,2,derajat,1,dewan dakwah,1,Dibutuhkan Masjid Ramah Anak,1,Didin Hafidhuddin,1,dina lorenza,1,diskriminasi,1,Dk pbb,1,doa,1,doa gempa,1,dokter pembersih sepatu,1,dokter Tirta,1,Domingus Roudolsifa,1,Donal Trump,1,donald trump,3,Dosen Amerika Masuk Islam,1,dosen FMIPA UNY,1,dosen katolik masuk islam,1,dprd semarang,1,Dr Zakir Naik,5,dropship dalam Islam,1,Dropship halal,1,dropship haram,1,dsp pks,1,dunia,60,dunia islam,235,duniaislam,13,duta besar israel,1,duterte,1,e-ktp,1,egi john,4,Egyptair,1,ekonomi syariah,1,ekonomisyariah,90,ektp kepercayaan,2,elang gumilang,1,embunpagi,29,Entertainment,2,erdogan,57,Erez,1,eropa,3,Esebius Pomats,1,etika membutuhkan agennya,1,Eurasia,1,event,50,facebook,3,fahmi salim,1,farid nu'man,1,Fariq Zakir Naik,1,fatih,1,fds,1,felix siau,1,felix siauw,9,Feminisme,2,feriza,1,fethullah gulen,1,film 212,6,film islami,1,film pendek,3,fiqih,1,firanda adireja,1,FISIP Universitas Indonesia,1,flp,1,forum,1,foto,1,fpi,5,FPI Gaza,1,FPI Palestina,1,FPI peduli Palestina,1,FPKS,2,fpks dprd jakarta,2,fpks Jakarta,1,freemansory,1,gadis gereja masuk islam,1,gaji halal,1,gaji kecil,1,gardu listri,1,garuda,1,gatot,3,gay,1,gaza,26,gema keadilan,1,gempa,4,gerakan,14,gereja,1,gereja katolik,1,gerhana bulan,2,gerhana bulan total,1,ghazwul fikri,6,ghilad salit,1,gnpf mui,3,gnpf ulama,1,gojek,1,good governance,1,gpmp,1,Grand Metropolitan Mall Bekasi,1,gulen,2,gus nur,1,habib rizieq,10,habib salim,2,hadits,12,hafal al-qur'an,2,Hafalan Surat Yasin,1,hafidz anah,1,hafidz anak,1,hafidz quran,1,hafiz indonesia,1,Hafiz Indonesia RCTI,1,hagia sophia,2,haji,22,hak allah,1,halal haram dropship,1,hamas,7,hamil,3,hamka,2,handhphone ViTELL,1,hary tanoesoedibjo,1,hasan al banna,1,hasyim asyari,1,headline,8050,headline nasional,4,Helvy Tiana Rosa,1,hidayah,4,hidayatullah,1,hidup,1,hidup sederhana,1,hijab,2,hijrah,20,hikmah,27,Hindu Masuk Islam,2,Hizbut Tahrir,5,Hizbut Tahrir Indonesia,1,hmi,1,hoax,4,hti,11,hti dibubarkan,1,hukum dropship,1,hukum sropshipping,1,hukuman mati,1,hutang,1,ibadah haji,1,IBF 2918,1,ibnu mubarak,1,Ibnu Riyanto,1,ibu,2,ibu walikota padang,1,icc,1,idul adha,5,idul fitri,3,idul Fitri,4,idul Fitri Muhammadiyah,1,idulfitri,2,ikhwanul muslimin,2,iklan,15,ikrar syahadat,2,ikrar syahadat di yogyakarta,1,ikrimah,1,ilmu syar'i,1,ilmuan,1,IM,2,imam,1,imam malik,1,imunisasi,1,Indahnya Masjid MALL,1,indonesia,50,indonesia abstain suriah,1,Indonesia PBB,1,Indonesia salah PKI,1,indonesia tanpa jil,2,indosat,1,infoumat,20,injil barnabas,1,innalillahi muhammad ali,1,inspirasi,737,internasional,1836,intifadhah,1,Intifaha 3,1,intoleransi,1,irak,1,iran,1,Irfan Hakim Hafiz Indonesia,1,Irjen Pol. Prof. Dr. Iza Fadri,1,irwan prayitno,3,irwansyah,1,isbal,1,isil,1,isis,1,islam,11,Islam Bersatu,1,islam bukan agama arab,1,islam liberal,1,islam papua,1,islam-download.net,1,islamediaredaksi,38,islamophobia,1,Ismail Yusanto,1,israel,26,Israel hentikam bantuan luar negeri,1,Israel pasang kamera pengintai,1,istambul,1,istiqlal,2,istiqomah,1,istri,2,Italia,3,itikaf,3,itj,3,itj bandung,1,ITJ Jakarta,1,jamaah,1,Jamaah Tabligh,1,jamin kesehatan,1,jangan ada tebang pilih dalam kasus penistaan agam,1,jangan lakukan ini,1,janji kampanye,1,janji pemerintah,1,jepang,1,jidat hitam,1,jihad,2,jihad islam,1,jilbab,3,jilbab diskriminasi,1,jilbab pramugari,1,JK,1,jodoh,1,jomblo,1,jordania,1,jual cincin,1,jurnal ramadhan,1,jurnalistik,3,jurnalistik dakwah,1,Jusuf Kalla,2,Juventus,1,ka'bah,3,kairo,1,kajian,29,kalender arab saudi masehi,1,kalender hijriah,2,kalender masehi,1,kanada,1,kangen band,1,Kapan Muhammadiyah Lebaran,1,kapan nikah,2,Kapolda Sumsel,1,karikatur,8,kaset,1,kashmir,1,kasunanan surakarta,1,Katharina Sutarni Sutanty,1,Katharina Sutarni Sutanty masuk islam,1,katolik,1,katolik masuk islam,2,katolik merapi,1,katolik papua,1,kawin,1,kdm,1,kebakaran,1,Kebangkitan,2,kedaulatan rakyat,1,kejam,1,kekejaman PKI,1,keluarga,183,kemenag,1,kenaikan upah,1,kepala suku papua,1,Kepanduan,1,kepenulisan,1,kesehatan,44,kesultanan yogyakarta,1,ketahanan keluarga,1,Kevin James,1,KH Arifin Ilham,1,khalid,1,khalid misy'al,1,Khilafiyah,1,khitbah,1,khusuf,1,khutbah,3,khutbah idul adha,1,khutbah idul fitri,1,khutbah jumat,1,Kiai Idham Chalid,1,kiamat,1,kiblat,1,kislap,1,kitab suci,1,kitabisa,1,kiyai slamet,1,KMGP,1,knrp,20,knrp jawa timur,2,kodam,1,koin,1,komnas,1,komunis,3,komunis china,2,Komunitas aci,1,konsep diin,1,konsep kebahagiaan dalam islam,1,konstantinopel,2,korban tragedi mina asal indonesia,1,korea,1,korupsi,3,korupsi e-KTP,1,KPK,3,krl,2,kronologis penembakan al-qarni,1,kudeta,2,kudeta gagal,1,kudeta militer turki,1,kudeta turki,4,kultwit,226,kurban,2,Kuwait,1,larangan mendidik anak,1,Letkol I Wayan Arta,1,Letkol I Wayan Arta Hafal Al-Qur'an,1,LGBT,14,LGTB,1,Libya,2,Lifestyle,1,logo HTI,1,logo palu arit,2,logo pki,1,london,2,lowongan,1,LPOI,1,lukis wajah nabi,1,lukman hakim saifudin,2,ma,1,Maariya Aslam,1,mabit,2,Madinah,2,madrasah,1,mahathir,4,maher zain,1,mahmud,1,mahram,1,Mahyeldi Ansyarullah,1,Makanan,1,makkah,2,malaysia,3,malik,1,Mall Pasar Raya Manggarai,1,Malta,1,mandi wajib,1,mandul,1,manggarai,1,manhaj,16,manusia dan kebahagiaan,1,marah,1,marbot masjid,1,maroko,1,Mas Gagah,1,masjid,4,Masjid Ahmet Akseki Camii,1,masjid al aqsa,2,Masjid Al Latief,1,Masjid Al Latief Pasar Raya manggarai,1,masjid blom m square,1,masjid di turki,1,masjid gede kauman,2,masjid kokas,1,masjid nabawi,1,Masjid Pasar Raya Manggarai,1,masjid turki,2,masjidil haram,3,masuk islam,4,mata uang,1,mavi marmara,1,MCI,2,membawa anak ke masjid,1,Memeluk Islam,1,menang,1,menangis,1,mendagri tjahjo kumolo,1,mendidik anak,2,mengelilingi ka'bah,1,menghormati yang tidak berpuasa,1,menikah muda,1,meninggal dunia,3,menteri agama,3,mentoring,1,menulis,2,menuntut ilmu,1,menyebabkan stroke,1,merasa benar,1,merdeka,1,mesir,161,messi,2,Mesut ozil,1,mie babi,1,mie instant korea,1,migran,1,milad fpi,2,militer turki,1,mimpi,1,mimpi bertemu Rasulullah,1,mina,4,minta maaf PKI,1,minta maaf ramadhan,1,misyal,1,MLM haram,1,MLM itu haram,1,modern,1,mogok,1,Mossad,1,mtq,1,mts walisongo,1,MTT,2,mualaf,46,mualaf Budha,1,mualaf center indonesia,1,mualaf hindu,1,Mualaf Hindu Masuk Islam,2,mualaf kristen,1,Mualaf Pakistan,1,muallaf,14,mudik,1,Muhamad Ali meninggal dunia,1,Muhammad Abduh Tuasikal,1,Muhammad Al Fatih,1,muhammad ali,5,muhammad ali bicara kematian,1,muhammad ali masuk islam,1,muhammad ali mati,2,muhammad ali meninggal dunia,2,muhammad ali wafat,2,Muhammad badie,1,Muhammad Najeeb Abdur Razzaq,1,Muhammadilah Idul Fitri,1,muhammadiyah,8,muhammadiyah idul fitri 2016,1,Muhammadiyah Idul Fitri 6 Juli,1,Muhammadiyah Lebaran Rabu,1,muharam,1,MUI,5,munajat 212,1,murabithun,1,mursi,7,mursyid am,1,museum,1,museum nasional,1,Muslim,11,muslim bosnia,1,muslim myanmar,2,Muslim Paris,1,muslim perancis,2,muslim rohingya,3,muslimah,48,mustafa kemal pasha,1,mutabaah harian ramadhan,1,muzammil hasballah,6,myanmar,6,Nabawi,1,nabi,2,nama foundation,2,nandang burhanudin,1,nasihat,96,nasioanal,1,nasional,774,nasional. palestina,1,nasional. pilgub jabar 2018,1,nasional. pks,1,nasional. spi Jakarta,3,nasonal,2,nasyid,74,nativisasi,2,nato,1,Nazia Ali,1,nenek ikrar syahadat,1,Nenek Katharina Sutarni Sutanty,1,nenek katolik masuk islam,1,nenek masuk islam,1,neno warisman,1,netanyahu,2,new york times,1,ngo,1,Nico Ardiansyah,1,nikah,109,nikah 17 tahun,1,Nikah massal gaza,1,nikah muda,1,nikah murah,1,nikah tanpa pacaran,1,nimr al nimr,1,novel baswedan,8,november,1,NU,3,nusantara,1,obama,2,odoj,18,oemar mita,1,ok oce,1,oki setiana dewi,2,Okoso Zukin,1,opini,269,orang benar,1,orang merasa paling benar,1,ormas seragam tni,1,oslo,1,ottoman,3,pahlawan,1,palestin,1,palestina,1047,palestina suruah,1,palestinaterkini,64,pangeran saudi,1,pantai padang,1,panti wreda,1,papua,3,parenting,12,paris,1,parlemen,1,partai 212,3,partai berkuasa,1,partner,2,Pasar Raya Manggarai,1,PBB,3,PBB Suriah,1,pedang,1,peduli,208,pemakaman muhammad ali,1,pembunuhan ahli drone,1,pemeluk katolik masuk islam,1,Pemerintah Turki,1,pemilu,2,pemilu 2019,1,pemilu turki,1,pemimpin serbia,1,pemkot,1,pemuda papua ikrar syahadat,1,pemuda papua masuk islam,1,pemukim ilegal,1,pemukim yahudi,1,penakhlukan konstantinopel,1,Penaklukan Konstantinopel,1,penembakan,1,penemu,1,Pengadilan Surambi,1,pengajian,1,pengeras suara,2,Penghafal Al-Quran,1,pengungsi,2,pengungsi suriah,1,pengusaha golf masuk islam,1,pengusaha muslim,1,penista agama,1,penjahat peranng,1,penjajah israel,1,penyimpangan asyuro,1,peradaban,1,perancis,3,perasaan,1,perempuan peradaban,1,Peringatan Milad ke 563 Tahun Penaklukan Konstantinopel,1,pernikahan,2,perppu ormas,2,Persahabatan,1,persatuan islam,1,Persatuan Ulama Muslim Internasional,1,persis,2,philipina,1,pilgub jabar,2,pilkadadki,5,pilpres,1,Piprim Basarah Yanuarso,2,pki,4,PKI menyerang Gontor,1,pks,75,PKS Kota Tegal,1,pksmuda,1,PLN,2,plularitas,1,poligami,2,polisi sholeh,1,polisi tilawah al quran,1,politik,19,potong kuku,1,PPP,1,prabowo,1,prabowohatta,1,prancis,1,prasasti,1,Prasetyo Budi .W,1,presiden,2,presiden mesir,1,presiden pks,1,presiden Turki,1,pria suriah,1,proklamasi,1,puasa,2,puasa senin kamis,1,puasa syawal,1,puisi,3,pulung sampah padang,1,purwokerto,1,putin,3,Putra Arifin Ilham,1,putri yusuf mansur,1,putri Yusuf Mansur Mimpi Bertemu Rasulullah,1,qatar,8,qunut,2,Qunut Shubuh,2,qur'an,3,qurban,6,r4biah,8,rabia,1,rabiah,1,Rabithah Alawiyah,1,radio,1,Radovan Karadzic,1,raja arab,1,raja faisal,1,raja salman,5,rakyat,1,ramadan,1,ramadhan,99,ramadhan 1437,1,Ramadhan di Paris,1,ramah anak,1,referendum,1,referendum turki,2,rekaman kajian,1,rekaman kajian ilmiah,1,Relawan PKS,1,remaja,46,resensi,3,resepsi mahal,1,resepsi pernikahan,1,resolusi,2,resolusi dk pbb,1,reuni 212,14,Revolusi,1,reyhan,1,reza noah,1,rezeki,1,rezeki milik siapa,1,riba,3,ridley,1,ridwan kamil,13,ridwan tulus,1,Rimpu Bima NTB,1,Rimpu Colo,1,Rimpu Mpida,1,rindu sang murabbi,1,Rodrigo Duterte,1,rohingya,14,rohis,2,rokok,1,ronaldo,1,rumah makan,1,Rumah Tangga Sakinah,1,rumah zakat,2,rusia,4,Ruu kk,1,ruu pks,4,ruutpks,2,RZ,1,sabana,1,sadiq khan,4,sakinag,1,salah alarouri,1,salaman,1,salim a fillah,4,salim segaf,1,Sally Giovani,1,Sally Giovanni,1,samuel etoo,1,sandiaga uno,8,saptuari,5,saptuari sugiharto,1,sari roti,2,sarjana,1,sastra,163,saudi,2,sby,2,SDIT,1,sedekah,1,sedih,1,sejarah,12,sejarah islam,4,sejarah palestina,1,sekolah,5,sekolah pemikiran islam,7,selfie,1,semarang,1,seni,9,senyum,1,setya novanto,1,shalit,1,shamsi ali,1,shaum,1,SHIELD,3,shoes and care,1,shola idul fitri,1,sholat,2,sholat ashar,1,sholat berjamaah,2,silatnas 2017,1,sim gratis,1,sirah,1,siroh,52,smart171,1,Smartphones,1,soeharto,1,soekarno,1,sohibul iman,4,solo,2,somalia,2,Sonia Ristanti,1,sosial,2,spanduk,1,spi,12,spi bandung,11,Spi fatahillah,1,spi jakarta,38,SPI Tangerang,1,spj,1,sri lanka,1,steven indra wibowo,1,suami sholeh,1,suara ibu,1,suara pembaca,1,suarapembaca,107,sudah hamil?,1,Sudan,2,sudrajat syaikhu,2,sukmawati,18,sukmawatii,1,suku pedalaman,1,suku wana,1,sulawesi tenggara,1,suleiman,1,sultan murad,1,sumbar,1,sundar,1,surah,1,surahman hidayat,1,suriah,26,suster katolik,1,swedia,1,swiss,2,syafii antonio,2,syahadat,3,syahid,1,syaikh yusuf al-qaradawi,2,syam,1,Syamsul Falah,1,syariah,146,syariat,1,syawal,1,syeik al-qarni,1,Syeikh Al-Qarni,1,syekh,1,syiah,7,Syiekh Sholah al Budair,1,taaruf,2,taat suami,1,Tabloid Indonesia Barokah,1,tabrakan mobil di saudi,1,tahuidullah,1,takdir,1,tanpa riba,3,tanyajawab,75,tarbawi,45,tarhib,1,tato,1,taujih,2,taujih online,53,Tausyiah,17,Tech,6,tedc,1,teheran,1,teknologi,4,teladan,91,Telkomsel,2,tenggelam,1,tentang dahlan iskan,1,Tentang Oki Setiana Dewi,1,Tentara,1,tentara israel,1,Tentara Korea,1,tepi barat,1,tere liye,2,teror,2,teuku wisnu,4,thulabiy,133,tidur,1,tidur sahur stroke,1,tidur setelah sahur,1,tikam,1,tilawah,3,time,1,timur tengah,1,tinggalkan riba,1,tips,9,tips menulis,1,tips trik menulis,1,Tirta Mandira Hudhi,1,TNI,4,togutil,1,tokoh,15,tol bawah laut,1,toleransi,1,tolikara,1,tqd,11,tradisi bid'ah,1,tragedi,2,trump,7,Tsabit bin Ibrahim,1,tsaqofah,140,tsunami,2,tukang sayur,1,tuna rungu mualaf,1,tunahan kuzu,1,tunisia,1,turki,72,tvone,1,ubn,1,uganda,1,uighur,3,ukhuwah,11,ukmi,1,ulama,1,ulil,1,Ulil Abshar Abdala,1,umahat,62,umar,1,umar bin abdul azis,1,umat,14,Ummi Pipik,1,Unesco,2,uni eropa,1,Univsersitas Islam Gaza Palestina,1,upah minimum,1,usradz Firanda adirja,1,ustadz,66,ustadz abdul somad,20,ustadz adi hidayat,8,Ustadz Arifin Ilham,4,ustadz Felix,4,ustadz hanan attaki,1,Ustadz Hasan Lubis,1,ustadz hilmy,1,ustadz zulkifli,1,utang,1,utsmani,1,vaksin,8,van damme,1,video,18,vitell logo pki,1,wahabi,1,wahyu dan kenabian,1,wali kota padang,1,walid,1,Walikota Bogor Bima Arya,2,walikota muslim london,1,walikota padang,1,walimah murah,1,wanita amerika,1,warga amerika ikrar syahadat,2,warga gaza,1,warga palestina,1,warga suriah,1,warga yaman,1,wawancara,37,White helmet,1,wilders,2,wirausaha,17,Wirda Salamah Ulya,1,Wirda Yusuf Mansur,1,worldview islam,2,xinjiang,1,Yaminah Elsyaib,1,Yasser arafat,1,Yerussalem,3,yudas iskariot,1,yunani,1,yusuf alqaradawi,1,yusuf mansur,1,Yusuf Qaradawi,1,yvonne,1,zakat,6,Zakir Naik,7,
ltr
item
Islamedia - Media Islam Online: IBU BEKERJA bukan vs IBU RUMAH TANGGA
IBU BEKERJA bukan vs IBU RUMAH TANGGA
http://muktiberbagi.files.wordpress.com/2014/03/multitasking01.jpg?w=308
Islamedia - Media Islam Online
https://www.islamedia.id/2014/03/ibu-bekerja-bukan-vs-ibu-rumah-tangga.html
https://www.islamedia.id/
https://www.islamedia.id/
https://www.islamedia.id/2014/03/ibu-bekerja-bukan-vs-ibu-rumah-tangga.html
false
4462325520328585611
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content