Islamedia - "Bila kau bukan anak raja,juga bukan anak ulama besar. Maka
menulislah" --Imam Al
Ghozali
Itulah kalimat awal yang harus kita renungi. Ketika ada orang yang ingin di
kenang. Atau ingin tenar di dunia. Maka menulislah.
Tapi bukan itu yang menjadi garis besar. Dakwahlah yang menjadi muara
segalanya. Karena Nya tulisan kita sampaikan.
Ini hanya tulisan sederhana. Dan muara dari semuanya. Karna Nya saya
membenamkan tinta. Kita sering kali membaca tulisan Imam Bukhori dengan Shahih
Bukhori nya. Begitupun Imam Muslim dengan Shahih Muslim nya. Kitab Imam Bukhori
sudah berumur 12 abad, dan bukunya bisa dirasakan manfaatnya pada abad ini.
Artinya Imam Bukhori masih mengajari umat ini selama 12 abad. Subhanallah
Dalam kitab Riyadus Shalihin. Imam Nawawi yang masih saja menjadi referensi
saya, dan tentu saja juga kita semua.
“Apabila Anak Adam mati maka terputuslah amal nya kecuali tiga perkara:
Shadaqah jariyah , Ilmu yang bermanfaat dan Anak yang shalih yang mendoakan
orang tuanya”
Mungkin, Kita bukan sekelas orang-orang hebat. Seperti Imam Bukhori maupun Imam
Muslim. Ataupun yang lainnya. Setidaknya kita bisa meninggalkan
jejak-jejak ilmu. Apalagi dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Ada anggapan barat yang mengatakan. "Sejarah di tulis oleh para
pemenang"
Maka menulislah. Ketika suatu saat kebatilan menang. Kau telah menuliskan
kebenaran hingga kau mampu menggetarkan kebatilan tersebut. Menulislah. Maka
suatu saat hak yang menang. Kau telah melukiskan sejarah hebat untuk anak cucu
kita.
Hancurkan kebatilan dengan guratanmu!!
Buat mereka terpana oleh tajamnya penamu!!
"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu
tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala" --Sayyid Quthb
Semoga bermanfaat dan tentu saja meningkatkan semangat saya untuk menulis
seterusnya.
Abdurahman Al Faruq
Siswa
SMA IT Nur Hidayah Surakarta