Jelma Tentara Langit -->

Jelma Tentara Langit

Abu Rafah
Senin, 17 Februari 2014
IslamediaBertahun-tahun silam, ribuan mungkin jutaan, bahkan sebelum manusia itu diciptakan, kuasa Allah Tuhan semesta menurunkan hujan sebagai rahmat bagi mahluk semuanya, tidak hanya manusia tapi semuanya yang menjadi penghuni bumi dan alam raya. Intinya tetap sama agar manusia selalu menyembah-Nya, bertasbih di setiap tetes airnya. Butir-butir bening itu adalah keajaiban yang tidak ada harganya, tak ada yang bisa menggantikannya dengan harta dengan segalanya. 

“Apa yang engkau akan lakukan bila tidak ada lagi air di dunia kecuali hanya segelas saja?” Kata pengawal setia sang raja. “Aku akan tukar dengan separuh kerajaan yang aku punya”. Begitulah Jawab sang raja atas pertanyaan pengawalnya. Begitulah berharganya dia, yang selalu turun dari langit dengan volume dan kwantitas yang terukur sesuai kebutuhan mahluk dunia. Dengan takaran yang sudah terukur besarnya sehingga tidak berbahaya saat menembus rambut-rambut mereka, saat mengguyur tanaman-tanaman dan kebun-kebun manusia. Ia menjadi penyejuk atas dahaga kerongkongan segala kehidupan, :  Dan Kami jadikan segala yang hidup dari air”. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. 21:30) Sungguh Allah maha perkasa maha bijaksana.

Tuhan kita selalu mengulang-ulang firman-Nya : “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit”. (Q.S. 2:22, 6:99, 13:17, 14:32, 15:22, 16:65) agar manusia selalu ingat dengan kenikmatan yang tak ada hitungnya. Perhatikanlah manusia, jangan kalian lupa dengan ayat-ayat yang selalu kau baca, kau lihat dan kau dengar dengan telinga. : “Tidakkah kalian memperhatikan air minum kalian?” (Q.S. 56:68) agar manusia tunduk kepada kelemahannya, sebab ternyata yang dia minum bukan karya tangannya, bukan juga hasil riset dan jerih payahnya, dia hanya mengambil belas kasihan dan rahmat air langit yang berjatuhan di sekitar bumi tempat hidupnya.

Lihatlah manusia ! Betapa di antara kita banyak lupa atau pura-pura lupa, banyak tak mengerti atau memang pura-pura tak mengerti, atau juga memang tak mau mengerti. Berapa generasi yang sudah menjadi bukti, dengan kesombongannya mereka dihabisi tak tersisa sama sekali. Ayo manusia, kita mengingat mereka yang sudah tiada. Seandainya kita mengambil ibroh dari mereka niscaya Allah akan memberi seperti apa yang Allah janjikan untuk Kaumnya Nuh Alaihis salam Nabi-Nya, : “niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (Q.S. 71:11,12) Sayangnya mereka tidak mau mendengar Nabinya, hujan yang lebat yang turun semakin hebat, sungai yang mengalir terus mengalir, arusnya tak terbendung, membesar menguat bahkan menggunung. Allahu Akbar, mereka hilang terombang ambing amukan air yang meluluh lantakkan kebun-kebun mereka, tanaman dan pertanian mereka, rumah dan gedung-gedung mereka, harta bahkan anak-anak mereka.

Lihatlah manusia, Fir’aun yang merasa bisa mengalirkan air dari bawah kakinya, : Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihatnya?”. Oh.. begitu perkasa ucapannya, begitu digdaya dan kuasa lidah dan mulutnya, tapi sayang umbar janjinya tak sebanding dengan kemampuannya. Saat dia ditantang Musa Alaihis salam mengubah ketentuan langit dengan mendatangkan matahari dari barat dan menenggelamkannya di timur dia gagap, otaknya tak lagi bisa berfikir jernih, mulutnya tak lagi bisa berucap, kelu dan kaku tak bisa menjawab, tapi sekali lagi dia masih punya kesombongan, rasa besar kepalanya yang mencuat, bukan akal, mulut atau hatinya. Dan kesombongannya itu di tenggelamkan di dasar air bersama dengan kebebalan tentara yang menjadi kaki tangan kekuasaan dan jabatannya. Allah maha perkasa maha kuasa.

Manusia kini semakin congkak, sombong dan bebal sebebal mereka yang sudah dibinasakan, dilantakkan, dicampakkan di dasar keninaan. Manusia! Belajarlah dari alam. Bukankah kalian sudah benar-benar melihat dengan mata kalian? Mendengar dengan telinga kalian? Seandainya Allah tunda saja hujan beberapa saat hancurlah kehidupan, atau Dia ganti saja titik-titik bening itu menjadi titik-titik debu atau pasir apa yang bisa kalian lakukan? Coba lihat saudara kita di kaki gunung Sinabung! Lihat mereka yang hidup di genangan dan aliran banjir beberapa waktu lalu. Tidakkah kita lihat kekuasaan langit hari itu? sekali lagi Allah maha kuasa mengganti titik bening dengan titik pasir atau batu sekalipun. Baru sehari atau dua hari saja debu menjelma bak titik-titik bening di bumi Jawa Timur, Jawa Tengah bahkan langit Djogjakarta. Kota-kota itu lumpuh tak berdaya menahan laju keperkasaan tentara langit nan kecil sekecil semut itu. Kelud adalah salah satu mahluk yang selalu taat atas titah Tuhannya.

Sesungguhnya manusia, kalian tidak sama sekali punya kuasa bahkah terhadap makanan yang kalian santap sekalipun. Tidak juga terhadap minuman untuk menghilangkan dahaga kerongkongan kalian sendiri.  Berfikirlah manusia! Itu karena belas rahmat dan rohimnya Allah Tuhan semesta. Siapa yang akan memberi kalian minum jika hujan yang ratusan tahun bahkan jutaan tahun lalu berganti debu dan batu? :

Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”. (Q.S. 67:30)

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?”. (Q.S. 56:68,69,70)

Kuasa langit di atas segalanya!



Oleh: Muhammad Khumaidi