Islamedia - Kondisi
umat Muslim dunia saat ini memang sangat jauh dari ideal, bahkan jauh dari
keadaannya di masa lampau ketika peradaban Islam mencapai puncak kejayaannya.
Namun kita tidak boleh membayangkan usia peradaban layaknya usia manusia. Oleh
karena itu, kita pun tak boleh berpikir bahwa permasalahan umat bisa
terselesaikan dengan kerja keras selama beberapa tahun saja.
Itulah
nasihat yang diberikan oleh Dr. Ugi Suharto, salah seorang pendiri Institute
for the Study of Islamic Thought (INSISTS), dalam acara Tasyakuran 11 Tahun Perjalanan Dakwah INSISTS di Hotel Sofyan
Betawi, Jakarta, pada hari Ahad, (12/1/2014) lalu. Kepada para aktivis
INSISTS dan mitra-mitra dakwahnya, Dr. Ugi berpesan agar memelihara kesabaran
dan tidak terjebak dalam ketergesa-gesaan.
“Bisa
jadi, apa yang kita kerjakan sekarang ini hasilnya baru akan disemai jauh
setelah kita semua meninggal. Tidak mengapa. Bagaimana pun, kita harus
berkontribusi. Bahkan jika kita tahu besok akan kiamat, maka benih di tangan
tetap harus ditanam,” pesan beliau kepada para peserta acara tasyakuran.
Untuk
mengembalikan harkat dan martabat umat Islam, tidak bisa tidak, harus dengan
menumbuhkan tradisi ilmu yang pernah ditegakkan oleh generasi terdahulu. Oleh
karena itu, INSISTS berupaya semaksimal mungkin untuk berperan dalam dunia
pendidikan dan pemikiran. Meski demikian, harus pula dipahami bahwa metode
perjuangan yang seperti ini membutuhkan waktu yang cukup panjang.
“Kita
ingin membela umat ini. Oleh karena itu, kita harus bersabar atas keadaannya.
Tidak boleh menyesali keadaan dan mencaci umat sendiri. Tengoklah kesabaran
para Nabi dalam berdakwah. Ingatlah dakwah Nabi Nuh as yang 950 tahun lamanya.
Apa yang kita kerjakan saat ini belum ada apa-apanya, tapi insya Allah kita lakukan yang terbaik,” ungkap Ugi.
Buah
dari kesabaran itu sebagian sudah bisa dirasakan kini. Jika dulu orang tidak
tahu apa itu worldview, maka kini
sudah banyak yang membahas worldview
Islam. “Dulu, hampir tak ada yang membicarakan soal worldview selain INSISTS. Sekarang, istilah ini sudah jadi kosa
kata yang dibicarakan oleh banyak orang di kalangan intelektual,” kata Dr.
Hamid Fahmy Zarkasyi, pengelola Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor
yang juga menjabat sebagai Direktur INSISTS.
Selama
11 tahun perjalanan dakwahnya, INSISTS telah berhasil mengkader banyak
cendekiawan Muslim di sejumlah kota yang kini aktif menyuarakan Islamisasi ilmu
pengetahuan. Selain mengadakan kajian-kajian, seminar-seminar dan diskusi rutin,
INSISTS juga sudah menerbitkan sejumlah buku bertemakan pemikiran Islam.[AKM/Islamedia/YL]