[#AYTKTM] Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melingkar -->

[#AYTKTM] Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melingkar

Admin
Sabtu, 04 Januari 2014
Islamedia - “Halaqoh kami telatnya sering gak tanggung-tanggung, 1 jam atau pun 2 jam. Maklum udah pada kerja dan berumah tangga. Itu gak terjadi beberapa kali saja, tapi jari yang ada udah gak cukup lagi ngitungnya”


“Halaqoh kami nerapin kalau ngapal atau setor ayat itu sama suratnya, Alhamdulillah saya yang paling banyak dari yang lain, tapi karena sistemnya gitu, jadi hapalan saya mandet. Karna kan ada juga tipe orang yang perlu di semangatin sama yang lain”
“Halaqoh kami pernah Murobbi tidak bisa hadir, dan diamanahkan untuk halaqoh mandiri. Tapi sedih, tidak ada yang datang"
“Saya kerjanya di kontraktor, dimana saya sendiri perempuan. Alhamdulillah itu tidak masalah . dan bahkan sudah deal sama bos yang kebetulan bukan agama islam. Karena saat di wawancara saya ditanya. Apa yakin saya mau kerja dengan menggunakan rok dan jilbab lebar? Saya jawab yakin dan jika saya tidak diterima cuma karena masalah itu, saya terima. Alhamdulillah saya diterima dan betah saja kok”
Itulah ada kisah sebut saja inisialnya WD (walaupun bukan itu). Saya mendapat cerita ini langsung dari sumbernya. Oleh sebab itu, saya suka sekali menjadi pendengar dan dipercaya menerima kisah-kisah yang penuh hikmah. Dan tak jarang juga saya sering belajar dan mengambil hikmah itu untuk kehidupan saya sendiri. 
WD adalah seorang aktivis dakwah sekolah dan di lanjutkan dakwah kampus. Mengapa saya mengangkat cerita WD ini? Karena saya begitu salut dengan kesabarannya menghadapi halaqoh yang bias digolongkan tidak sehat itu dan kondisi pekerjaannya yang kurang kondusif. Halaqoh bagi saya, sangat menentukan untuk istiqomahnya seseorang. Nah, dengan halaqoh seperti itu, WD tetap saja dengan jilbab syar’i nya, tetap saja berkontribusi untuk sekolah dan kampusnya walaupun sudah tamat serta yang utama tetap di jalan dakwah. Saya hanya bisa berucap subhanallah dengan setulus hati pada saat mendengarnya secara langsung. Bahkan pengakuan WD, sudah tidak tau berapa kali ia menangis pada saat menunggu halaqoh.
Singkat cerita, dengan kesabarannya itu, sampailah ke batas ia seharusnya melanjutkan ke jenjang baru, menikah. Sebenarnya saat itu, WD belum ada rencana menikah. Tetapi, karena ada beberapa ajakan taaruf ataupun yang ingin melamarnya, WD pun merasa sudah seharusnya ia menikah. WD termasuk wanita yang cerdas, cantik, sholehah, mandiri, istiqomah menurut yang saya amati. Jadi wajar, banyak yang ingin menjadikannya istri. Beberapa proses pun dilakukan. Sempat juga ada tawaran dari yang bukan aktivis dakwah. Tetapi ia kembali berpikir ulang dan menganalisa. Karena bagaimana mungkin ia akan membangun rumah tangga dengan “start” yang tidak sama? Hal ini kembali ke pribadi masing-masing orang, itu prinsipnya dan saya juga sepakat dengannya.
Proses sampai taaruf, khitbah dan walimah pun tidak semulus berjalan di jalan yang lurus. Allah begitu sayang dengannya. Tak cukup dengan ujian di halaqoh, bahkan setelah ia bersabar dengan segala ujian tadi, jalan berkelok pun harus ia lalui untuk menuju hari H. Lantas, apa yang ia rasakan setelah proses itu?
“Allah memang Maha Baik, Murobbi saya begitu berusaha maksimal dalam mencarikan calon suami untuk saya. Walaupun ada yang gagal, tetapi apa yang akhirnya apa yang saya peroleh? Suami yang hapalan alqur’annya lebih dari pada saya, suami yang hapalan hadistnya lebih dari pada saya, suami yang pergerakan dakwahnya sangat aktif, suami yang siap membantu saya dalam urusan rumah tangga, suami yang tetap pada prinsipnya melakukan pernikahan yang syar’i dan suami yang menjadi murobbi tetap saya, insyaAllah”
“Bagaimana jikalau saya menyerah dengan segala ujian tadi? Saya pun tidak tau jawabannya. Maka bersabarlah dengan segala ujian yang Allah berikan kepada kita. Pasti ada hikmah dan hal baik dari ujian itu yang ingin Allah hadiahkan kepada kita. Jika punya masalah dengan halaqoh yang seharusnya menambah keimanan kita, ingatlah, halaqoh itu terdiri dari jamaah manusia

Sudah tugas kita saling mengingatkan agar masalah itu terpecahkan dan menjadi akhir yang indah nantinya”
Dan saya pun kembali teringat dengan pesan-pesan murobbi dan saudari seperjuangan.
“cara jitu untuk selalu istiqomah itu, senantiasa lah bergabung dengan orang sholeh-sholehah. Walaupun kita merasa tak pantas, walaupun kita merasa malu karena ibadah kita tak sebanding dengan mereka, tetaplah bersama mereka”
Jadi, apapun yang terjadi kami tetap melingkar  #AYTKTM

IrSur
kepulauan meranti, Riau


[Lomba #AYTKTM]