Islamedia - Perkenalkan
saya dari ODOJ’34 akhwat yang tak perlu dituliskan inisial apalagi nama
saya. Tulisan ini saya tulis karena memang banyak hal-hal yang tak
masuk akal dari ODOJ yang sudah menyebar di semua kalangan, pulau-pulau,
Negara-negara, mungkin antar benua. Mengapa saya memilih web islamedia
ini sebagai sarana? karena di web ini lah saya mengetahui program ODOJ
dan di web ini juga saya banyak mendapat informasi-informasi yang
bermanfaat. Terima kasih Islamedia…
Anggota ODOJ, Tak Masuk Akal
Gimana
bilang masuk di akal? Anggota nya di-invite secara acak oleh admin,
terdiri dari berbagai daerah,usia,profesi,latar belakang, dan lain-lain.
Tapi dalam waktu yang cukup singkat sudah merasa begitu dekat, begitu
kenal lama dan saling percaya. Masing-masing anggota gak segan saling
menyemangati, mengingatkan, membaca segala curhatan beberapa anggota
bahkan membantu atau memberi solusi. Biasa saja? Ya, biasa bagi yang
sudah bertatap muka. Tapi ini tak masuk akal bagi yang belum pernah
bertatap muka sekali pun. Walaupun ada yang sudah saling bertemu dengan
anggota dalam grupnya, tetapi saya belum sekalipun.
Admin ODOJ, Tak Masuk Akal
Semakin
banyaknya orang yang bergabung di ODOJ, maka semakin banyak pula admin
yang dibutuhkan. Saya sangat berterimakasih sekali dengan admin yang
pertama sekali meng-invite saya di grup 34. Karena tau kah? Admin harus
melayani begitu banyak nomor, mendata, bersabar dan memasukkan
masing-masing nomor ke grup yang ada. Bukan hitungan jari lagi banyaknya
nomor yang dilayani, karena kita sama-sama tahu anggota grup ODOJ sudah
masuk ke >30.000 orang! Itupun setelah memasukkan nomor, harus siap
memiliki gadget yang siap dipenuhi oleh notif masing-masing grup.
Bayangkan saja membawahi 10 grup dengan minimal notif 100/hari. Kalau
saya mumet udah tuh. Nah, untuk admin yang ditunjuk dari anggota juga
tak masuk akal. Karena admin ini harus siap-siap standby jika list
tilawah belum dicantumkan oleh pj harian, memastikan grup nya khatam,
menghubungi anggota yang belum ada kabar,dan lain-lain. Bahkan
admin-admin dari anggota ini dengan ikhlasnya juga membawahi beberapa
grup dengan beberapa app juga.
PJ Harian, Tak Masuk Akal
Jadi
setiap hari sudah ada jadwal masing-masing PJ harian. Nah, dari
pengalaman grup 34. Setiap PJ punya ide masing-masing untuk menyemangati
anggota lainnya segera menyelesaikan ODOJ nya. Ada yang diberi gambar
rumah, es-krim, baju, toga,roket, pesawat, tenda dll. Secara pribadi,
hal ini jelas sangat memotivasi saya. Karena kalau lewat dari maghrib
hanya dapat tenda :D. PJ harian juga siap-siap untuk tidur larut,
menunggu grupnya selesai khatam ataupun menyelesaikan lelangan.
Pengurus ODOJ, Tak Masuk Akal
Pengurus
diambil dari anggota ODOJ yang dengan ikhlas mengemban amanah ini untuk
pertemuan akbar Mei 2013. Pengurus ini digaji mengurusi semuanya? Oh
tidak! Bahkan, pengurus menargetkan rekor MURI untuk pertemuan itu.
Ketawa, senyum sinis? Boleh-boleh saja! Karena ODOJ yang ditargetkan
dengan 11.000 anggota, eh malah kebablasan hampir menuju 3x lipatnya.
Tak Masuk akal kan?
Waktu ODOJ, Tak Masuk Akal
Jadi, di
ODOJ kita diharuskan sudah menyelesaikan tilawah paling lambat pukul
18.30. Jelas, ini sangat “memaksa” saya yang biasanya baru selesai odoj
ba’da maghrib atau isya. Ada lagi yang bahkan sebelum shubuh sudah DONE!
Saya mah hanya berucap subhanallah dan geleng-geleng kepala melihat
begitu “gila-gilaan” nya anggota ber-fastabiqhul khoirot.
Aktivitas ODOJ, Tak Masuk Akal
Aktivitas
ODOJ bagi yang membaca alqur’an bisa dihitung jari selama setahun, bisa
digolongkan tak masuk akal. Karena saya mendapat banyak cerita bahwa
ada yang belum pernah khatam sama sekali, membaca hanya 3-4 lembar per
hari, sudah bertahun-tahun tidak membaca alqur’an, dan lain sebagainya,
akhirnya BISA ODOJ! Disamping tilawah odoj, bagi perempuan yang sedang
berhalangan diganti dengan membaca terjemahan. Nah, testimoni dari
kawan-kawan memang membaca terjemahan lebih lama, karena kita harus
mengulang bacaan untuk mengerti maksudnya. Kenapa membaca terjemahan ini
tak masuk akal? Karena jujur, saya belum pernah sekali pun
meng-khatamkan terjemahan alquran.
Jadi wajarlah saya pernah
membaca bahwa “Alqur’an itu ibarat air yang menyiram kita yang
diibaratkan seperti tanah yang gersang”, karena ketika saya belum
menyelesaikan tilawah yang telah saya rutinkan, hati saya merasa
gelisah, sesak. Setelah selesai? Jelas, hati seperti terbebas dari sesak
tadi. Maka wajar juga saya pernah membaca “menciptakan ruhul jadid
dengan mendekatkan diri dengan alqur’an”, karena alqur’an itu ruh (Q.S
Asy-Syura :52). Akhirnya alqur’an pun akan membuat kita seperti
kecanduan. Bahkan ketika berpergian tidak membawa alqur’an, kita akan
merasakan ada sesuatu yang kurang. Terima kasih untuk semua yang
berperan dalam ODOJ ini, baik pengurus, anggota, admin dan lain-lain.
Ketika saya melihat negeri ini, dan merasa tak masuk akal untuk lebih
baik, saya kembali ingat masih punya ODOJ yang mungkin Indonesia menjadi
Negara pelopor program ini untuk dunia. Jadi, ada alasan saya tidak
malu meminta dengan Allah, karena Indonesia masih punya orang-orang yang
dekat dengan Allah dan ayat-ayat cintaNya, Alqur’an…
28 Desember 2013 11:57
Bumi Allah
[islamedia]
[islamedia]