[#AYTKTM] Dakwah, Jangan Tinggalin Aku Lah -->

[#AYTKTM] Dakwah, Jangan Tinggalin Aku Lah

Admin
Senin, 30 Desember 2013
Islamedia - Pulang kampung enaknya naik kereta

Kereta melaju sampai Stasiun Juanda
Jangan menyerah negeriku tercinta
Indonesia, harapan itu masih ada

Kereta melaju sampai Stasiun Juanda
Pesawat terbang membelah angkasa
Indonesia, harapan itu masih ada
Ayo, saatnya bekerja untuk Indonesia

Pesawat terbang membelah angkasa
Pramuka pergi berkemah di Kawah Ratu
Ayo, saatnya bekerja untuk Indonesia
Indonesia itu Alhamdulillah ya sesuatu

Pramuka pergi berkemah di Kawah Ratu
Menyusuri lembah tak kenal lelah
Indonesia itu Alhamdulillah ya sesuatu
Dakwah, jangan tinggalin aku lah
***
Setelah memasuki dunia kampus, aku baru mengetahui kalau dakwah itu ternyata bukan hanya melalui Rohis saja. Rohis hanya merupakan salah satu sayap dalam dakwah, yaitu sayap syiar. Masih banyak sayap lain yang harus diemban menjadi suatu amanah dakwah.
Sang Maha Sutradara telah mengatur sebuah skenario kehidupan terbaik dalam episode perjalanan dakwah kampusku. Setiap Aktivis Dakwah Kampus (ADK) mendapatkan perannya masing-masing sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki.
Aku sendiri didaulat untuk menjadi mas’ul sayap Networking dan Fundrising (NF) yang bergerak di bidang jaringan dan pendanaan dakwah kampus. Sebuah sayap yang memiliki peran cukup frontal dalam menunjang sayap-sayap dakwah lainnya.
Aku pernah merasakan bagaimana sulitnya mencari sponsor dan bantuan dana ketika hendak mengadakan kegiatan keislaman di kampus. Namun, hal ini tidak lantas menyurutkan semangat dalam berdakwah.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-‘Ankabuut: 2-3, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." Perjuangan berat dalam mencari sponsor dan bantuan dana dibayar lunas dengan antusiasme para peserta dalam mengikuti kegiatan keislaman tersebut. Allah memang Maha Adil, kawan.
***
Semakin bertambah hari, amanah dakwah semakin bertambah sedangkan pelaku dakwah semakin berkurang. Banyak kader yang berguguran di jalan dakwah. Layaknya pertandingan dimana semakin mendekati babak final maka semakin berkurang tim yang bermain di dalamnya. Seringkali diri ini harus sendirian mengemban amanah dakwah. Bahasa gaulnya itu “one man show”. Aku teringat perkataan Umar bin Khattab ra, “Jika ada 1000 orang yang berjuang di medan dakwah, maka aku adalah salah satunya. Jika ada 100 orang yang berjuang di medan dakwah, maka aku adalah salah satunya. Jika ada 10 orang yang berjuang di medan dakwah, maka aku adalah salah satunya. Dan jika hanya ada satu orang yang berjuang di medan dakwah, maka akulah orangnya.” Kata-kata ini begitu menggugah dan membakar semangatku dalam berdakwah. Bahkan dalam suatu syuro, aku pernah berkata, “Jika organisasi ini tidaklah bernafaskan dakwah, tentu ana sudah meninggalkannya sejak lama.”

Ketika Ujian Akhir  Semester (UAS), ada momen bagus yang dapat dimanfaatkan untuk berjualan makanan ringan (snack). Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Teman-temanku tidak ada yang bisa mengantarkan snack ke kos dan kontrakan teman-teman. Namun, tanggung jawabku sebagai mas’ul membuat diriku mengambil keputusan untuk tetap menjalankan misi ini sendirian. Dengan berbekal ucapan “Bismillahirrahmanirrahim”, aku pun mulai menyebarkan snack.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Muhammad: 7, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Aku yakin Allah akan menolong hamba-Nya dengan mempermudah diriku dalam belajar dan memahami materi UAS. Allah memang tidak pernah mengingkari janji-Nya dan alhamdulillah diriku berhasil mendapatkan nilai yang cukup memuaskan pada UAS tersebut.
***
Pernah suatu ketika ada seorang anggota sayap NF yang menghilangkan satu plastik barang dagangan yang berisi beraneka macam pin. Pada saat syuro, ia memberikan laporan kehilangan tersebut kepadaku. Dari nada bicaranya, aku menangkap sebuah perasaan bersalah yang luar biasa. Ia merasa perbuatannya sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa dimaafkan.
Aku tidak mau kejadian ini menyebabkan dirinya mundur teratur dari dakwah seperti yang telah terjadi sebelumnya pada teman-temanku yang lain. Aku pun menyampaikan sebuah pernyataan bernada semangat, “Anggap saja hilangnya barang dagangan tersebut sebagai investasi kegagalan. Kita dapat mengambil hikmah bahwa belajar kegagalan itu mahal. Sehingga pembelajaran berharga ini dapat menjadi penyemangat kita dalam menyusuri jalan dakwah yang panjang dan berliku ini.”
Kita memiliki satu hak dan satu kewajiban yang sama sekarang. Hak untuk merasakan kenikmatan dakwah dan kewajiban untuk menjaga komitmen dalam dakwah. Bukan dakwah yang membutuhkan kita, tetapi kita yang membutuhkan dakwah.
Dakwah, jangan tinggalin aku lah!
***
Bayu Rhamadani Wicaksono
Perumahan Mangun Jaya Indah II.
Tambun Selatan-Bekasi

[Lomba #AYTKTM]