Mengambil Ibroh dari Kisah Pelari yang Tuntaskan Tugasnya Hingga Akhir -->

Mengambil Ibroh dari Kisah Pelari yang Tuntaskan Tugasnya Hingga Akhir

Admin
Jumat, 15 November 2013
Islamedia - Kisah Derek Redmond, pelari asal Inggris di Olimpiade Barcelona 1992 yang juga mantan pemegang rekor lari 400 meter, menjadi unggulan pada semifinal nomor lari 400 meter pada saat itu. Kemudian, bencana terjadi 250 meter menjelang finish.

Otot hamstring-nya robek, hal yang paling ditakuti sekaligus paling menyakitkan bagi atlet olahraga manapun. Redmond terjatuh, kesakitan... Mimpinya untuk meraih emas untuk negerinya, musnah..., mengalirkan butiran air dari kelopak matanya, dengan penuh penyesalan dan kesakitan.

Petugas medis dengan tandu bergegas menghampiri, mencoba mengobati penyesalan dan sakit pemuda 27 tahun itu. Saat itulah, Redmond tahu, apa yang harus dilakukannya. Tak menghiraukan sakit yang merobek-robek otot kakinya, dia berdiri, berlari dengan pincang, menyusuri lintasan hingga finish.

Tiba-tiba, pria berbadan besar masuk ke lintasan, melewati kerumunan, menerobos penjagaan security. Pria itu adalah sang ayah. Sambil berlari dan merangkul putranya yang menangis, dia berkata "Kau tak perlu melakukan hal ini. Kau sudah berusaha...".

"Aku akan menyelesaikannya."Redmond memutuskan.


"Baiklah," jawab ayahnya, "kita akan menyelesaikannya... bersama!"

Sang ayah melingkarkan lengannya pada tubuh anaknya yang bercucuran peluh dan airmata, dan menolongnya menyusuri lintasan penderitaan yang masih tersisa.

Sang anak menangis memeluk ayahnya, lebih kepada tangisan kasih sayang pada sang ayah, bukan menangis karena siksaan di kakinya.

Petugas medis terus berusaha membujuk Redmond agar berhenti, sang ayah membela anaknya yang masih menangis di pelukannya. "Biarkan dia menyelesaikannya!" sang ayah menjawab lantang.

Dan tak jauh dari garis finish, sang ayah membiarkan anaknya berlari, dan mengakhiri lomba.

Kegigihan Derek memukau penonton saat itu, 65.000 penonton menyaksikan mereka, menyemangati mereka, bersorak bertepuktangan, dan sebagian menangis. melakukan standing ovation pada saat ia memasuki garis finish.
Derek kalah dari lomba, namun ia memenangkan hati penonton.


Dia mengalahkan rasa sakitnya, dan memenangkan lomba untuk dirinya sendiri. dan, pria yang mendukung sepenuhnya aksi Derek itu adalah ayahandanya, Jim Redmond.

Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan. Namun lihatlah komentar Ayahnya.

“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Derek Redmond memang tidak mencapai tempat pertama, tapi dia memutuskan untuk menyelesaikan lombanya! Tanpa menghiraukan sakit, tanpa menghiraukan air mata yang merintangi jalannya, dia memutuskan melakukan yang terbaik yang dia bisa. Didukung oleh cinta yang sangat kuat, oleh seorang ayah yang membangkitkannya ketika dia terjatuh.

Kisah nyata ini mengandung pelajaran penting untuk kita semua. Bahwa dalam kondisi bagaimanapun, kita harus terus bergerak dan berikhtiar untuk menyelesaikan tugas, menuntaskan amanah, sesakit apapun kondisi yang sedang dialami, selagi masih mampu bergerak, maka tetaplah bergerak sampai benar- benar tak mampu lagi bergerak.

Bukankah Allah telah menegaskan dalam kitab suci-Nya? bahwa Allah takkan membebani kita diluar batas kemampuan kita? jangan pernah merasa menjadi manusia dengan sejuta masalah, yakinlah bahwa Allah memberikan ujian dengan kepastian bahwa kita mampu menyelesaikannya.[youtube/IM]