[ Lomba #AYTKTM ] Ibuku Yang Luar Biasa -->

[ Lomba #AYTKTM ] Ibuku Yang Luar Biasa

Selasa, 05 November 2013
Islamedia - Sore itu, ku coba menghampiri ibuku yang sedang duduk santai di ruang tengah sembari menonton tv. “mmm, bu ada yang mau fifi omongin sama ibu”

“apa nak?” beliau berusaha menjadi pendengar yang baik.

“begini bu, belakangan ini fifi perhatikan kok sepertinya ada yang beda ya dengan sikap kak amel pada ibu, tampak seakan-akan nggak suka sama ibu gitu. Ada apa bu ya?”

“ah masak? Perasaanmu aja kali. Nggak boleh su’udzon sama orang lain lho!” ucap ibu

“Astaghfirullah” aku diam.

Tapi benar kok, ini bukan ngada-ngada dan bukan sekedar firasatku aja, kenyataan emang seperti itu. Aku ingat sekali kejadian itu, kak amel kakak iparku. Waktu itu dia ngambek sama ibu gara-gara dilarang ikut suaminya oleh ibu buat keluar sebentar disuruh ibu belikan obat, sedang kondisinya sudah malam dan demi kesehatan kak amel dan kehamilannya. Semenjak itu sikap kak amel berubah.

***

Waktu malamnya, saat hampir aku terlelap dalam mimpi. Di ruang tengah tak sengaja aku mendengarkan sepenggal percakapan ibu dengan ayah.

“ayah, tadi sore fifi bilang gini sama ibu. Kok kayaknya belakangan ini ada yang beda dengan sikap kak amel, seperti nggak suka sama ibu. Yach ibu jawab kalo itu cuma persaannya dia aja” Ayah hanya diam menyimak.

“sebenarnya ibu juga merasa seperti itu yah, cuma berusaha ibu sembunyikan aja dari fifi. Khawatir dia kecewa dan bersikap dingin sama amel” lanjut curhatan ibu.

Tiba-tiba pandanganku semakin gelap, dan akhirnya pulas tertidur.

***

Pukul 06.30 pagi saat sarapan sudah siap, semua penghuni rumah bergegas meninggalkan semua aktifitas masing-masing menuju meja makan untuk sarapan bersama. Begitu pula halnya denganku.

“mel,,, ini ibu masakin ikan asin kesukaanmu nak, mudah-mudahan kamu suka dan mau masuk ke perutmu” sembari ibu menyodorkan ikan ke tangannya.

“Apa yang kamu pingen bilang aja, biar dibelikan. Jangan sampai perutmu kosong kasihan bayimu, dipaksain makan walau sedikit yang penting terisi, kamu juga nggak lemas” lanjut ibu

“enggeh bu” ucap kak amel dingin

Huft, aku diam dan kecewa padanya. Ingin marah rasanya.

Dan aku perhatikan lekat-lekat sosok ibuku yang luar biasa. Beliau tetap bersikap baik dan lembut bak seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Beliau selalu sabar, tak pernah mengeluh walau sikap kak amel tak acuh. Bahkan kadang bagiku dia sangat menjengkelkan, namun ibu tetap menutupi kekurangannya (menganggap tak ada yang terjadi) dan selalu menyayanginya.

Sempat aku berfikir, bisakah aku seperti ibu? Walau disakiti dan sering dikecewakan, beliau tetap bersikap baik, lembut, menyayangi, dan sabar.

Ya Allah ya Rabb, semoga kelak aku bisa seperti ibuku. Aamiin,,,

Firda Kamalia