Islamedia - "Sebaik-baik
manusia ialah yang memberi manfaat kepada orang lain." ( H.R Al-Baihaqi )
Mereka adalah para penebar kebaikan-kebaikan,
yang tidak pernah lelah untuk terus menciptakan generasi-generasi Dakwah.
Mereka selalu
menyiapkan waktunya untuk memberikan Pembinaan kepada anak-anak Yatim dan
Dhuafa yang tingkah laku dan pola pikirnya tidak sama dengan kebanyakan
anak-anak pada umumnya. Walaupun sebenarnya mereka adalah orang-orang yang
sibuk dengan aktivitas mereka sendiri, tapi demi anak-anak yang mereka sendiri
saja tidak punya hubungan saudara atau hubungan darah dengan mereka, mereka
rela meyisihkan waktunya untuk membina anak-anak tersebut menjadi anak-anak
yang sholeh dan sholehah. Dan ini semua mereka lakukan, karena mereka sadar
Bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Di setiap hari
minggu pagi sekitar jam 10, mereka sudah siap dengan berbagai materi dan
games-games menarik lainnya untuk membuat anak-anak Yatim dan Dhuafa itu
bahagia dan pastinya tidak hanya bahagia, tapi juga bisa menjadi anak-anak yang
berguna bagi Agama dan Negara ini tentunya. Walaupun terkadang mereka harus
membatalkan beberapa agenda lainnya yang terkadang jauh lebih penting dari pada
memberikan pembinaan kepada anak-anak itu, tapi tidak ada sedikitpun penyesalan
atau kekecewaan yang mendalam di hati dan wajah mereka karena harus
mengorbankan waktu mereka untuk hal tersebut. Mereka sadar dan ikhlas atas apa
yang mereka lakukan.
Terkadang mereka
harus membujuk anak yang merajuk karena tidak mau ikut pembinaan karena di
ganggu atau di jahilin dengan anak yang lain, atau mereka harus benar-benar
melakukan sebuah ide yang super dahsyat untuk bisa mendidik anak-anak yang
mentalnya sangat diluar batas mental anak pada umumnya, tak jarang juga mereka
membuat sebuah ide kreatif untuk membuat anak-anak yatim dan dhuafa itu tidak
bosan untuk terus mengikuti pembinaan. Ya,, semua itu mereka lakukan atas dasar
keikhlasan dan karena kecintaan mereka kepada Allah.
Suatu hari aku
pernah bertanya kepada salah satu diantara mereka, “Mbak, kenapa kok mau
membina anak-anak itu, padahal mereka itukan bandel-bandel ya kan mbak,,terus
pada tidak mau nurut kalau di omongin, daripada membina anak-anak seperti
mereka, kan ada anak-anak yang jauh lebih baik yang mau di bina mbak..?”, jawab
mereka, “bukan itunya mbak,,mungkin diluar sana banyak anak-anak yang jauh
lebih baik, yang apabila kita bina, dia akan segera menjadi baik.
Saya ikut
menjadi Pembina mereka, bukan itu yang saya lihat mbak, kalaulah semua orang
seperti saya membina anak-anak yang mentalnya jauh lebih baik dan saya di bayar
jauh lebih besar mungkin itu akan jauh lebih baik bagi saya, tapi bagaimana
dengan anak-anak yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya,
bagaimana dengan anak-anak yang mau jajan saja harus mencari uang dulu, atau
bagaimana dengan anak-anak yang butuh pelajaran-pelajaran dan
permainan-permainan lebih yang tidak didapatkan dengan Cuma-Cuma..?, siapa yang
akan merubah mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah,?, siapa yang
akan mendidik mereka menjadi generasi penerus dakwah di muka bumi ini,?,
padahal jumlah mereka saat ini tidak sedikit, kalau saya hanya memikirkan ego
saya, mungkin saya tidak mau mbak ikut menjadi pembina di sini..”, Mendengar
jawaban itu, hati ini terhenyut, dan mengeluarkan airmata.
Di zaman seperti
ini, ternyata masih ada anak-anak muda yang rela mengorbankan waktunya untuk
hal-hal seperti itu, disaat anak-anak muda lainnya pada sibuk pergi Dugem, ke
Mall atau menghabiskan waktunya untuk hal-hal keduniaan, tapi tidak dengan
mereka, mereka justru sibuk dengan hal-hal yang bermanfaat, walaupun itu
sendiri membuat mereka menjadi terbelenggu.
Bukan hanya sekedar
itu saja yang mereka lakukan, masih banyak hal lainnya yang jauh lebih miris
bila kita menyaksikan pengorbanan mereka.
Dan Alhamdulillahnya,
banyak anak-anak hasil binaan mereka yang saat ini sudah menjadi anak-anak yang
seperti mereka harapkan. Ada yang lulus di Perguruan Tinggi Negeri dengan
Prestasinya, ada yang masuk kerja di perusahaan ternama tanpa uang sogokan, ada
yang menjadi aktivis dakwah di kampusnya. Dan banyak lagi anak-anak yang
berhasil lainnya. Padahal anak-anak itu adalah anak-anak miskin yang tidak
pernah mendapat perhatian dari keluarganya, yang tidak pernah mendapat
pelajaran-pelajaran lebih dari Bimbingan belajar, mereka hanya mendapat
pembinaan dari kakak-kakak Pembina mereka dari Mahasiswa-mahasiswa yang
bersedia mengorbankan waktu, pikiran dan tenaganya untuk mendidik mereka
menjadi anak-anak yang berguna bagi agama dan negara.
Siapa Mereka..?
Mereka adalah Para
Pementor anak-anak asuh yatim dan dhuafa binaan Rumah Zakat, yang rela
mengorbankan seluruh potensi yang mereka punya untuk mencerdaskan anak-anak
yang haus akan ilmu pengetahuan. Mereka bukanlah orang-orang yang di bayar
dengan bayaran yang lebih untuk melakukan itu, mereka hanya bermodalkan
keikhlasan dan ketulusan sehingga mereka mau melakukan itu semua, karena mereka
yakin bahwa apa yang mereka lakukan ada Allah yang akan membalasnya yang
balasannya jauh lebih besar sebesar dan seluas langit dan bumi.
Begitu juga dengan
kita, amal apa yang sudah kita lakukan untuk bisa membuat Rasul tersenyum, yang
walaupun orang mencemo’oh, mengejek, atau menyuruh kita berhenti, tapi kita
tetap melakukannya..?
Sudahkah ada..?
Selly Iramadani
Terusan Boelevard Timur
Raya