Islamedia - Kepada
Muhammad Mursi, bapak kami yang
dikecam dan diasingkan karena menjadi pahlawan bagi negerinya.
Terbaik 1 (pertama) Lomba Menulis "Selaksa Cinta untuk Presiden Mursi"
Barangkali
tidak banyak yang tahu bahwa Bapak adalah pahlawan bagi orang yang mengaku
bertuhan satu dan menjadikan Muhammad ibn Abdullah sebagai pembawa kebenaran.
Ini terjadi karena memang tidak sedikit yang sengaja “melucuti” sisi
kepahlawanan Bapak. Tujuan mereka satu: menyingkirkan penghalang dalam
perburuan misi keduniaan. Ya, Bapak dianggap penghalang bagi ambisi-ambisi
mereka.
Mereka
sangat membenci Bapak. Mereka membenci sosok yang jelas-jelas mendedikasikan
hidupnya untuk memperjuangkan tegaknya panji Islam. Bapak adalah ancaman besar
bagi tercapainya misi dunia mereka. Selama Bapak masih mempunyai ruang gerak
untuk menyerukan Islam, mereka tidak akan pernah merasa tenang.
Sekali
lagi, Bapak adalah ancaman besar. Mereka tidak akan pernah rela jika Bapak
berucap meskipun hanya satu kata. Mereka akan sangat marah jika Bapak bergerak
meski hanya menyunggingkan senyum. Dan mereka merasa sangat terancam ketika ada
kabar bahwa Bapak tengah memikirkan cara untuk mengangkat satu orang rakyat
dari kubangan kemiskinan.
Bapak
tahu mengapa mereka sampai seperti itu? Karena
kata-kata, tindakan, dan pemikiran Bapak selalu melahirkan kebaikan dan hal itu
bertolak belakang dengan keadaan diri mereka.
Bisa
jadi mereka merasa iri karena belum bisa menemukan sosok pahlawan sekaliber
Bapak dari kalangan merekai. Oleh sebab itu, bagaimana pun caranya atau seperti
apapun jalannya, mereka akan selalu memburu ruang gerak Bapak untuk
dihancurkan. Satu ancaman yang tak kalah membuat mereka gentar, bahwa Bapak adalah
satu-satunya Presiden
yang hafal Al Quran. Mereka sangat
khawatir dengan lahirnya manusia-manusia pilihan yang mampu menyimpan Al Quran
dalam memorinya, apalagi jika orang itu adalah seorang Presiden. Bapak, betapa
istimewanya engkau!
Betapa
sebenarnya mereka adalah golongan manusia pengecut. Mereka berani menyerang
Bapak dengan menggunakan perantara orang, senjata, dan uang. Sampai-sampai
militer mereka kerahkan untuk menghancurkan ruang kerja kepresidenan Bapak.
Tidak cukup sampai di situ, mereka juga membubuhi racun di kepala rakyat agar
berpaling membencimu.
Mereka
menutup rapat semua kebaikanmu agar tak sedikit pun terlihat orang. Mereka
menggembor-gemborkan ghazwul fikr
untuk menentang Islam dan segala kebenarannya dengan sangat lembut, hingga
makar mereka itu seolah-olah menjadi kebenaran yang sesungguhnya. Fakta-fakta
tentang kepahlawananmu mereka kikis demi runtuhnya tanggung jawab yang
diberikan langsung oleh rakyatmu. Mereka tidak rela jika Bapak yang memikul
tanggung jawab sebagai orang nomor satu di Mesir.
Jika
boleh kami katakan, makar yang mereka buat tak ubahnya seperti pentas dagelan[1].
Bagaimana tidak? Di tengah krisis kebebasan memilih pemimpin negeri dari
unsur-unsur kepentingan politik, Bapaklah orang pertama yang terpilih sebagai Presiden melalui proses
demokrasi yang sesungguhnya. Kami yakin, negara-negara di dunia ini iri dengan
prestasi sistem pemerintahan negeri Bapak. Dan sudah barang tentu hal itu
merupakan dambaan setiap rakyat yang menghendaki sebenar-benar demokrasi. Akan
tetapi, yang dilakukan para tirani itu adalah sebaliknya.
Mereka
mendustakan kebenaran yang nyata-nyata telah sampai kepada diri mereka dengan
terpilihnya Bapak sebagai Presiden!
Lebih dari itu, mereka juga sengaja tidak menganggap ada prestasi kepahlawananmu
selama memimpin negeri para Cendekiawan
Muslim. Sebaliknya, kepemimpinan Bapak dituding semakin memperburuk kondisi
negeri.
Wahai
Bapak kami, bersabarlah!
Saat
ini, mereka merongrong Bapak melalui media informasi yang juga sudah
“teracuni”. Berita yang tersebar hampir seluruhnya menyuarakan bahwa Bapak
memang layak untuk dikecam dan diasingkan. Cara ini mereka gunakan untuk
membuat publik yang tidak atau belum paham realitas yang sebenarnya “tercuci
otaknya” sehingga meyakini bahwa Bapaklah pihak yang harus disingkirkan. Dan
melalui cara ini pula mereka menyulut api permusuhan di antara kita. Api itu semakin berkobar
karena hembus kedengkian dan perselisihan yang menjadi napas mereka. Akhirnya,
pilar persaudaraan di antara kita pun terbakar habis.
Wahai
Bapak kami, bersabarlah!
Sungguh,
merekalah “orang asing” yang menjadi musuh besar Islam. Mereka selalu
mencampuri urusan Islam agar tidak ada satu celah kecil pun untuk agama ini
melebarkan sayap dan kehancurannya adalah tujuan utama mereka. Benarlah apa
yang dikatakan oleh Imam Syahid Hasan al Banna: “Campur tangan asing dalam urusan umat itu tidak akan masuk kecuali
melalui pintu persengketaan, perselisihan, dan sistem kepartaian yang buruk.
Kalau salah satu partai menang, maka musuhnya akan senantiasa mengintai,
menunjukkan sikap perlawanan pada yang lain dan bersikap seperti kera di depan
kucing. Di balik itu rakyat tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerugian
yang besar menyangkut harga diri, kemerdekaan, moral, dan
kepentingan-kepentingannya.”
Terlepas
dari segala makar dan intrik politik mereka, rakyat yang mendukung perjuangan
Bapak saat ini masih bertahan di dalam barisan. Itu sebagai wujud loyalitas dan
kesungguhan mereka untuk menegakkan kalimat Allah di bumi ini. Jika jumlah
mereka (diberitakan) hanya sedikit, pada hakekatnya Bapak mendapat dukungan
penuh dari pasukanNya yang tak terjamah penglihatan manusia. Sesungguhnya
pertolongan Allah akan menyertai perjuangan umat dan gema kemenangan Islam itu
semakin bergemuruh mendekat.
Wahai
Bapak kami, bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak
terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan
dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami
ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. (QS Al
Muzammil: 10-12)
[1] Drama lucu (lawak)
Tri Agustina (Pemalang)
Terbaik 1 (pertama) Lomba Menulis "Selaksa Cinta untuk Presiden Mursi"