Islamedia - Pernahkah kita memperhatikan tingkah
laku hewan ternak? Ayam, misalnya. Hanya butuh waktu beberapa hari saja
melatihnya. Maka ia segera tahu dimana kandang yang harus dia tuju, dan
segera setiap sore tanpa diperintah lagi dia akan pulang dan masuk ke
kandangnya.
Mereka juga tahu dimana tempat makannya.
Mereka juga tahu memilih makanan yang baik dan bermanfaat bagi tubuh
mereka dan menghindari makanan yang akan mencelakakan mereka.
Banyak contoh-contoh hewan yang
memperlihatkan kepatuhannya dengan memberikan latihan pembiasaan
terhahap mereka. Burung beo misalnya, setelah dilatih, ia segera bisa
mengucapkan salam kepada setiap ada tamu yang datang. Beo juga senang
dan tak lupa mengucapkan kata selamat pagi kepada tuannya saat
memberinya makan setiap pagi.
Kucing juga demikian, ia tidak akan
buang kotoran sembarangan setelah dilatih, dan selalu menimbun
kotorannya dengan tanah. Hal itu selalu ia lakukan dengan teratur.
Begitu juga anjing, kuda, burung merpati, gajah, ikan lumba-lumba dan
banyak lagi contoh hewan lain yang bisa dilatih dengan cara pembiasaan
dan kebiasaan itu selalu melekat dalam diri mereka dan takkan pernah
mereka lupakan selamanya.
Mungkin itu pula yang diinginkan Allah
kepada manusia di bulan Ramadhan. Puasa melatih dan membiasakan manusia
menahan lapar dan dahaga di siang hari selama sebulan penuh. Seharusnya
kebiasaan itu bisa melatih manusia agar tidak makan dan minum secara
berlebihan, melatih manusia untuk mengendalikan nafsu makannya secara
berlebihan. Kita tahu bahwa makan berlebihan dan tidak terkendali akan
menimbulkan berbagai penyakit berbahaya seperti obesitas, hipertensi,
diabetes melitus, asam urat, jantung koroner dan lain-lainnya.
Puasa juga melatih manusia untuk menjaga
sikap dan perbuatan dan perkataan mereka agar melakukan hal-hal yang
baik. Sikap dan perbuatan yang baik tentu memberikan nilai tambah yang
baik bagi orang lain. Menjaga ucapan dan perkataan yang baik tentu saja
menyenangkan bagi orang lain tidak menimbulkan sakit hati dan tidak
merugikan orang lain. Sebaliknya sikap tersebut menimbulkan simpati
kepada mereka pelakunya. Subhanallah, sungguh mulia agama Islam. Allah
sebagai Khaliq Maha Tahu dengan apa yang terbaik untuk umatnya.
Kesimpulannya, jika dalam bulan
Ramadhan, selama sebulan penuh kita benar-benar berlatih untuk
mengendalikan makan-minum, hawa nafsu, maka di akhir Ramadhan dan
seterusnya seharusnya sudah terlihat hasil dan perubahannya. Jika selama
sebulan penuh kita berlatih untuk melakukan shalat, termasuk shalat
malam (qiyamulail), seharusnya di akhir Ramadhan seharusnya ada
perubahan dan perbaikan. Bulan selanjutnya seharusnya ada perubahan,
kita seharusnya sudah terbiasa melakukan shalat wajib, shalat sunat
serta shalat malam. Jika hewan bisa dilatih dan dibiasakan seharusnya
manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan dilengkapi dengan akal dan
fikiran bisa melakukannya secara lebih baik.
Jika selama bulan Ramadhan kita melatih
sikap dan perkataan yang baik secara serius dan sungguh-sungguh, maka
setelah berlatih sebulan penuh seharusnya sikap tersebut terus tertanam
dalam diri kita dan mejadi perilaku sehari-hari. Selanjutnya jika terus
dibina dan terus diperbaiki maka ia akan menjadi karakter kita seumur
hidup.
Jika semua perubahan dan perbaikan itu
tidak kita peroleh dan tidak kita upayakan selama bulan Ramdhan, maka
benar apa yang dikuatirkan Nabi Muhammad SAW akan jadi kenyataan:
“tidak ada yang dapat mereka peroleh setelah selama bulan penuh berpuasa
kecuali sekedar merasakan haus dan lapar”. Sungguh sayang dan rugi jika
kesempatan “berlatih” sekali setahun tersebut tidak kita manfaatkan
sebaik mungkin. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi
tersebut. Aamin…
Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar