Warga Negeri Jiran Pun Prihatin Dengan Sinetron Indonesia -->

Warga Negeri Jiran Pun Prihatin Dengan Sinetron Indonesia

Selasa, 23 April 2013
Islamedia - Sinetron Indonesia yang melecehkan simbol agama Islam menjadi bahan pembicaraan warga negeri jiran. Hal ini diketahui setelah 3 Stasiun televisi, RCTI, SCTV dan Trans7 penuhi undangan KPI Pusat terkait tayangan sinteron bernapaskan agama Senin, 22 April 2013. Tayangan sinetron seperti ini banyak mendapat keluhan dari mayarakat yang mengadukan langsung ke KPI Pusat. Dalam pertemuan itu, hadir perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Sensor Film (LSF), dan Masyarakat TV Sehat Indonesia (MTSI)

Pertemuan itu dipimpin langsung Wakil Ketua KPI Pusat, Ezki Suyanto, dan Koordinator bidang Isi Siaran KPI Pusat, Nina Mutmainnah, dari pihak pengadu Masyarakat TVsehat Indonesia diwakili Fahira Idris, Ardy dan Bayu Prioko.

Keluhan Masyarakat TVsehat Indonesia atas siaran Sinetron yang mengandung unsur merendahkan Suku dan Agama tertentu. yaitu:
1. Islam KTP, di Siarkan SCTV, Tayangan dihentikan
2. Haji Medit, di siarkan SCTV, Tayangan dihentikan
3. Ustad Foto Copy, disiarkan SCTV, Skenario diubah
4. Tukang Bubur Naik Haji, disiarkan RCTI, scenario diubah
5. Berkah, disiarkan RCTI, scenario diubah
6. Oesman77, disiarkan Trans7, dipermasalahkan pemakain kata Usman karena nama salah seorang sahabat Nabi.

Nina pun mengingatkan kepada stasiun televisi yang tayangannya bermasalah tersebut untuk semakin sensitif, terutama dalam masalah agama. Ini, kata dia, pelajaran bagi lembaga penyiaran bahwa masyarakat masih sangat kritis atas tayangan yang berisi materi agama.

Peringatan, lanjut Nina, agar stasiun televisi tidak seenaknya membuat tayangan hanya berdasarkan akting dan fakta alur cerita saja, tetapi mengesampingkan sensitivitas keberagamaan para penontonnya. Apabila dalam perkembangannya stasiun televisi tetap tidak mengubah sesuai kesepakatan itu, ia berjanji akan bertindak lebih tegas.

“Ingat, saat ini bukan hanya KPI yang memantau lembaga penyiaran, tapi juga masyarakat yang sangat kritis. Termasuk, kelompok seperti Masyarakat TV Sehat Indonesia yang akan memantau perubahan ini,” katanya.

LSF yg diwakili Prof Dr. Ridwan Lubis menilai, masalah sinetron yg berkaitan dengan agama ini perlu ditanggapi serius, kita harus memiliki rasa berbangsa, harus ada misi besar dalam penyelamatan masyarakat dan bangsa, “ saya baru saja pulang dari Negara tetanggga Brunei Darusalam, ternyata disana ramai dibahas sinetron-sinetron Indonesia yang merendahkan tokoh atau simbol-simbol Islam, negara tetangga kita Prihatin”. ini bukti bahwa media penyiaran bisa menjadi pengharum atau perusak nama bangsa.

Setelah mendengarkan penjelasan MTSI & LSF, KPI Pusat meminta klarifikasi dari perwakilan RCTI, SCTV dan Trans 7. Dari klarifikasi yang disampaikan masing-masing perwakilan televisi disimpulkan, semunya menerima setiap pendapat maupun kritikan sebagai masukan untuk perbaikan isi dalam program sinetron. MTSI mendesak agar media siaran segera melakukan perbaikan dan akan terus memantau perubahan itu.