Islamedia - Banda
Aceh, Kemarin (Senin, 22/4), puluhan teknokrat muslim peduli sesama
yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus Forum Ukhwah Aneuk Teknik
(LDK FUAT) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala mengunjungi tempat
penampungan sementara warga etnis muslim Rohingya yang berada di gedung
Dinas
Sosial Krueng raya, Aceh Besar. Kunjungan ini dilakukan setelah
berhasil mengumpulkan sejumlah bantuan dari posko yang gelar sejak
tanggal 16-20 April silam yang bertempat di Sekret FUAT FT (Mushalla
Baitul Mashna’).
Kedatangan puluhan Mahasiswa Teknik ini disambut dengan antusias dari pengelola dinas sosial, relawan serta warga etnis Rohingya. Berbagai jenis bantuan yang telah di paketkan sesuai jumlah warga etnis Rohingya yang berada di penampungan telah disalurkan. Bantuan yang kita salurkan meliputi pakaian layak pakai, odol, sikat gigi, sandal, shampo, sabun, beras, snack (makanan ringan), alat shalat, mainan untuk anak-anak, dll.
Adapun
kendala yang dialami oleh rombongan FUAT adalah susahnya berkomunikasi
dengan mereka karena hanya seorang dari etnis Rohingya yang mampu
berkomunikasi dalam bahasa inggris. Selebihnya melalui bahasa isyarat.
Ikhwan
Reza yang merupakan Ketua Umum LDK FUAT yang menjadi ketua rombongan
sekaligus penerjemah menerangkan bahwa “mereka (etnis Rohingya)
bersyukur bisa sampai ke Aceh setelah bertahan disamudra luas untuk
menyelamatkan diri dari tindak zhalim pemimpin mereka.” Permasalahan
yang terjadi disana hanyalah mereka tidak diakui dan tidak ada Muslim
yang menjadi bagian pengambil kebijakan, jadi mereka tidak mempunyai power untuk melawan atas penindasan yang mereka alami.

Kunjungan
ini hanya berlangsung sekitar 2 jam. “Ingin rasanya berlama-lama
menemani mereka disini, tapi karena ada beberapa orang rombongan yang
harus kembali lagi kekampus untuk melanjutkan amanahnya sebagai
mahasiswa, maka mereka pun pamit pulang setelah makan buah dan makanan
ringan lainnya dan juga jalan-jalan melihat kondisi penginapan serta
ditutup dengan photo bareng bersama.” Ucap Ikhwan Reza yang juga
Mahasiswa Teknik Sipil tersebut.
Rombongan juga saling berbincang dengan pengungsi rohingya, dan berupaya menghibur serta memotivasi mereka, bahwa kita saudara. (HLY)