
Termenung
aku di ujung malam tanpa kata
terpikir
akan aku dan negeriku.
Aku
cinta bangsaku
bangga
akan benderaku
tapi…..
apa
yang sudah aku perbuat, apa yang sudah aku berikan
dan
kembali aku hanyut dalam lamunan.
Tersurat
dalam realita,
pemuda
seusiaku sudah mahir berkarya mereka mampu
terbangkan
sang garuda
tancapkan
cakar seantero dunia.
Namun
sebaliknya…
kita
hanya bisa mengupas kulit bangsa, merobek-robek
baju
peradaban negara
lihatlah
parang-parang kita usungkan
sunyata
perang kita teriakkan dengan
nafsu-nafsu
busuk tak terkendali
Apakah
kita bangsa pemarah
Apakah
kita orang-orang tak bermarwah
Kini
aku sadar, aku hanya bergelut dengan waktu
tanpa
menghasilkan apa-apa.
Aku
malu, sungguh aku malu
malu
dengan mereka yang harumkan nama bangsa
Jelas
aku cemburu
cemburu
dengan mereka yang berprestasi
Sudahlah,
lupakan saja masa kelam kita dahulu dan kini
Sambutlah
mentari pagi ini dengan jiwa baharu
Kita
pasti bisa, bisa harumkan nama bangsa
dengan
tiga dimensi kata
dimensi
ilmu, hati dan budi
Wahai
sang pejuang
berkaryalah
untuk bangsa,
Republik
Indonesia.
TAUFIK
MH
Rumah
Pena Malaysia, 8/4/2013