Islam edia - "Realitanya, Reformasi Yang Ingin Kami Lakukan Lebih Berat Dari Yang Kami Duga." Harakah Islam di Tunisia tidak h...
Islamedia - "Realitanya, Reformasi Yang Ingin Kami Lakukan Lebih Berat Dari Yang Kami Duga."
Harakah Islam di Tunisia tidak hanya mengalami peralihan sekedar dari oposisi, tapi dari penjara dan tempat-tempat pengasingan ke kursi kekuasaan. Meskipun sudah ada beberapa upaya gerakan Islam yang mencapai tangga kekuasaan, namun pengalaman 'Harakah Nahdhah' memiliki keunikan tersendiri, baik dari awal mulanya dan perjalanan terbarunya yang hingga kini telah melewati masa dua tahun dari perjalanan panjang yang akan dilaluinya insya Allah.
Terkait dengan 'proyek percontohan' ini, Majalah Al-Mujtama melakukan wawancara ekslusif dengan Ketua Partai Harakah Nahdhah, Syekh Rasyid Ghanousi. Silakan disimak;
Peralihan 'Nahdhah' dari penjara dan tempat pengasingan ke kursi kekuasaan merupakan lompatan besar dan tidak biasa. Bagaimana pendapat anda?
Lompatan yang terjadi memang drastis dan tidak biasa. Karena ini merupakan peralihan dari kondisi yang nyaris nihil menuju kemenangan, pemerintahan dan kekuasaan. Ini merupakan karunia Allah Ta'ala, kemudian berkat darah para syuhada dan doa orang-orang di dalam penjara, di tempat-tempat pengasingan, air mata para orang tua dan orang-orang saleh serta kesabaran dan ketabahan dalam mempertahankan prinsip yang tidak dapat ditawar-tawar walaupun sumber-sumber kekuatan lebih berat ada di pihak kebatilan. Alhamdulillah, atas segala karunia dan kebaikan-Nya.
Lompatan ini tidak akan terjadi jika tidak terjadi revolusi yang diberkahi dan telah menjungkirbalikkan timbangan. Lebih tepatnya kami katakan bahwa timbangan telah dikembalikan pada posisi semula. Posisi yang benar adalah kebenaran mendominasi. Tapi selama ini, justeru kebatilan yang berkuasa lebih dari setengah abad, dan selama itu tidak merubah mereka kepada kebenaran.
Meletusnya revolusi artinya adalah bahwa kebatilan telah gagal. Meskipun mereka memiliki semua perangkat untuk memberikan iming-iming dan ancaman, namun mereka gagal merebut hati masyarakat. Karena hati manusia terdapat di antara jemari Allah, bukan di tangan mereka yang berkuasa, pemilik harta, media dan perangkat-perangkat menakutkan lainnya. Rakyat kami telah mantap memiliki timbangan yang jelas antara hak dan batil, kebaikan dan keburukan, halal dan haram, sehingga untuk seterusnya tidak akan mudah lagi ditipu, sebagaimana halnya masyarakat yang belum memiliki timbangan yang jelas dalam masalah ini, sehingga menempatkan penguasa dan media sebagai pemilik kekuasan mutlak.
Meskipun media yang selama ini menjadi antek taghut bekerja keras siang malam untuk memojokkan Harakah Islamiyah, sampai-sampai banyak orang-orang baik khawatir kalau kerja media-media tersebut berhasil memojokkan proyek Islami. Akan tetapi saya masih optimis bahwa betapapun kerja keras mereka telah berlangsung selama setengah abad, namun jika rakyat dibebaskan menentukan pilihannya, maka tanpa ragu mereka akan memilih Harakah Islamiyah.
Dalam rentang waktu yang singkat ini, setelah Harakah Islamiyah ikut berpartisipasi dalam pemerintahan, kesimpulan apa yang didapatkan?
Selalu saja ada perbedaan jauh antara teori dan praktek. Betapapun kita telah bersungguh-sungguh, selalu ada perbedaan mendasar antara apa yang dapat dijangkau sebuah pandangan dengan apa yang dapat dijangkau oleh tangan. Antara apa yang menjadi tuntutan realitas dan seberapa besar kapasitas yang dimiliki. Kami temukan bahwa relitas jauh lebih berat dan perubahan jauh lebih sulit dari apa yang kami duga, begitu pula dengan berbagai rintangan, lebih banyak dari yang kami duga.
Seberapa besar kekuatan kontra revolusi di Tunisia?
Kekuatan kontra revolusi tidak sedikit. Mereka menyusup dalam berbagai sendi masyarakat bahkan di dalam jiwa. Di media, keuangan, birokrasi dan seluruh perangkat pemerintah dan mereka dalam kondisi siap untuk menggagalkan proyek perubahan revolusioner serta berusaha keras agar tidak mencapai keberhasilan.
UU yang menjadi aspirasi rakya menjadi impian rakyat Tunisia sejak dahulu. Bagaimana dengan UU Tunisia yang baru?
Warga Tunisia sejak seabad lalu telah berusaha dan berkorban untuk memiliki UU demokratis yang dapat memadukan antara orisinilitas dengan kekinian. Inilah inti dari proyek reformasi pada abad 19. Namun penjajah datang dan menggugurkan proyek tersebut, lalu menggantikannya dengan proyek modern yang mengajak umat untuk bangkit tidak dengan landasan Islam.
Revolusi ini bangkit untuk menghadapi proyek yang mengebiri Islam tersebut. Proyek penjajah telah gagal membawa masyarakat untuk bangkit dan maju, baik secara politik maupun ekonomi, bahkan mereka telah sewenang-wenang memperlakukan kemerdekaan bangsa ini.
Tunisia kini sedang merayakan tahun kedua revolusi, apa saja prestasi yang telah dicapai sejak revolusi hingga sekarang?
Kebebasan merupakan asas keberadaan manusia antara dua fitrah, ketaatan di satu sisi (malaikat) dan kemaksiatan di sisi lain (setan). Terwujudnya kebebasan di Tunisia merupakan prestasi sejarah yang diwujudkan oleh revolusi. Hal inilah yang oleh Harakah Islamiyah yang sedang berkuasa akan terus dijaga komitmennya. Kebebasan yang sekarang dirasakan rakyat Tunisia, tidak pernah dirasakan dalam sejarah Tunisia sebelumnya, kini tidak ada lagi tahanan politik, tidak juga ada partai politik yang dilarang, tidak juga ada Koran yang dibredel. Meskipun banyak sekali tantangannya, tetap saja banyak capaian yang sudah di raih, baik di lapangan politik, ekonomi dll.
Saat pemerintahan sekarang menerima kekuasaan, indeks pertumbuhannya adalah 2 poitn di bawah nol. Namun sekarang indeks pertumbuhan ekonominya sudah mencapai 3,5% dan tersedia ratusan ribu lapangan pekerjaan, ini sesuai dengan janji kami selama kampanya, dan masa depan akan lebih baik insya Allah.
Juga terjadi peningkan standar gaji mencapai 70 dinar Tunis, hal yang tidak pernah terjadi dalam sejarah Tunisia moderen. Bantuan sosial pun meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Keluarga tak mampu yang mendapatkan bantuan sosial mencapai 400 ribu keluarga dan besar bantuan ditambah menjadi 30 dinar. Ribuan rumah rakyat dibangun, sentra-sentra industry juga didirikan di berbagai kota, sementara siswa yang mendapatkan bea siswa mencapai 200 ribu pelajar, sedangkan beasiswa untuk doktoral ditambah dari 1400 dinar menjadi 3 ribu dinar. Ini prestasi dalam kurang dari setahun, namun tidak kami katakana bahwa kami telah mewujudkan seluruh impian kami, karena sebagaimana saya sebutkan, tuntutan jauh lebih besar dari kapasitas yang kami miliki. (ah)
Harakah Islam di Tunisia tidak hanya mengalami peralihan sekedar dari oposisi, tapi dari penjara dan tempat-tempat pengasingan ke kursi kekuasaan. Meskipun sudah ada beberapa upaya gerakan Islam yang mencapai tangga kekuasaan, namun pengalaman 'Harakah Nahdhah' memiliki keunikan tersendiri, baik dari awal mulanya dan perjalanan terbarunya yang hingga kini telah melewati masa dua tahun dari perjalanan panjang yang akan dilaluinya insya Allah.
Terkait dengan 'proyek percontohan' ini, Majalah Al-Mujtama melakukan wawancara ekslusif dengan Ketua Partai Harakah Nahdhah, Syekh Rasyid Ghanousi. Silakan disimak;
Peralihan 'Nahdhah' dari penjara dan tempat pengasingan ke kursi kekuasaan merupakan lompatan besar dan tidak biasa. Bagaimana pendapat anda?
Lompatan yang terjadi memang drastis dan tidak biasa. Karena ini merupakan peralihan dari kondisi yang nyaris nihil menuju kemenangan, pemerintahan dan kekuasaan. Ini merupakan karunia Allah Ta'ala, kemudian berkat darah para syuhada dan doa orang-orang di dalam penjara, di tempat-tempat pengasingan, air mata para orang tua dan orang-orang saleh serta kesabaran dan ketabahan dalam mempertahankan prinsip yang tidak dapat ditawar-tawar walaupun sumber-sumber kekuatan lebih berat ada di pihak kebatilan. Alhamdulillah, atas segala karunia dan kebaikan-Nya.
Lompatan ini tidak akan terjadi jika tidak terjadi revolusi yang diberkahi dan telah menjungkirbalikkan timbangan. Lebih tepatnya kami katakan bahwa timbangan telah dikembalikan pada posisi semula. Posisi yang benar adalah kebenaran mendominasi. Tapi selama ini, justeru kebatilan yang berkuasa lebih dari setengah abad, dan selama itu tidak merubah mereka kepada kebenaran.
Meletusnya revolusi artinya adalah bahwa kebatilan telah gagal. Meskipun mereka memiliki semua perangkat untuk memberikan iming-iming dan ancaman, namun mereka gagal merebut hati masyarakat. Karena hati manusia terdapat di antara jemari Allah, bukan di tangan mereka yang berkuasa, pemilik harta, media dan perangkat-perangkat menakutkan lainnya. Rakyat kami telah mantap memiliki timbangan yang jelas antara hak dan batil, kebaikan dan keburukan, halal dan haram, sehingga untuk seterusnya tidak akan mudah lagi ditipu, sebagaimana halnya masyarakat yang belum memiliki timbangan yang jelas dalam masalah ini, sehingga menempatkan penguasa dan media sebagai pemilik kekuasan mutlak.
Meskipun media yang selama ini menjadi antek taghut bekerja keras siang malam untuk memojokkan Harakah Islamiyah, sampai-sampai banyak orang-orang baik khawatir kalau kerja media-media tersebut berhasil memojokkan proyek Islami. Akan tetapi saya masih optimis bahwa betapapun kerja keras mereka telah berlangsung selama setengah abad, namun jika rakyat dibebaskan menentukan pilihannya, maka tanpa ragu mereka akan memilih Harakah Islamiyah.
Dalam rentang waktu yang singkat ini, setelah Harakah Islamiyah ikut berpartisipasi dalam pemerintahan, kesimpulan apa yang didapatkan?
Selalu saja ada perbedaan jauh antara teori dan praktek. Betapapun kita telah bersungguh-sungguh, selalu ada perbedaan mendasar antara apa yang dapat dijangkau sebuah pandangan dengan apa yang dapat dijangkau oleh tangan. Antara apa yang menjadi tuntutan realitas dan seberapa besar kapasitas yang dimiliki. Kami temukan bahwa relitas jauh lebih berat dan perubahan jauh lebih sulit dari apa yang kami duga, begitu pula dengan berbagai rintangan, lebih banyak dari yang kami duga.
Seberapa besar kekuatan kontra revolusi di Tunisia?
Kekuatan kontra revolusi tidak sedikit. Mereka menyusup dalam berbagai sendi masyarakat bahkan di dalam jiwa. Di media, keuangan, birokrasi dan seluruh perangkat pemerintah dan mereka dalam kondisi siap untuk menggagalkan proyek perubahan revolusioner serta berusaha keras agar tidak mencapai keberhasilan.
UU yang menjadi aspirasi rakya menjadi impian rakyat Tunisia sejak dahulu. Bagaimana dengan UU Tunisia yang baru?
Warga Tunisia sejak seabad lalu telah berusaha dan berkorban untuk memiliki UU demokratis yang dapat memadukan antara orisinilitas dengan kekinian. Inilah inti dari proyek reformasi pada abad 19. Namun penjajah datang dan menggugurkan proyek tersebut, lalu menggantikannya dengan proyek modern yang mengajak umat untuk bangkit tidak dengan landasan Islam.
Revolusi ini bangkit untuk menghadapi proyek yang mengebiri Islam tersebut. Proyek penjajah telah gagal membawa masyarakat untuk bangkit dan maju, baik secara politik maupun ekonomi, bahkan mereka telah sewenang-wenang memperlakukan kemerdekaan bangsa ini.
Tunisia kini sedang merayakan tahun kedua revolusi, apa saja prestasi yang telah dicapai sejak revolusi hingga sekarang?
Kebebasan merupakan asas keberadaan manusia antara dua fitrah, ketaatan di satu sisi (malaikat) dan kemaksiatan di sisi lain (setan). Terwujudnya kebebasan di Tunisia merupakan prestasi sejarah yang diwujudkan oleh revolusi. Hal inilah yang oleh Harakah Islamiyah yang sedang berkuasa akan terus dijaga komitmennya. Kebebasan yang sekarang dirasakan rakyat Tunisia, tidak pernah dirasakan dalam sejarah Tunisia sebelumnya, kini tidak ada lagi tahanan politik, tidak juga ada partai politik yang dilarang, tidak juga ada Koran yang dibredel. Meskipun banyak sekali tantangannya, tetap saja banyak capaian yang sudah di raih, baik di lapangan politik, ekonomi dll.
Saat pemerintahan sekarang menerima kekuasaan, indeks pertumbuhannya adalah 2 poitn di bawah nol. Namun sekarang indeks pertumbuhan ekonominya sudah mencapai 3,5% dan tersedia ratusan ribu lapangan pekerjaan, ini sesuai dengan janji kami selama kampanya, dan masa depan akan lebih baik insya Allah.
Juga terjadi peningkan standar gaji mencapai 70 dinar Tunis, hal yang tidak pernah terjadi dalam sejarah Tunisia moderen. Bantuan sosial pun meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Keluarga tak mampu yang mendapatkan bantuan sosial mencapai 400 ribu keluarga dan besar bantuan ditambah menjadi 30 dinar. Ribuan rumah rakyat dibangun, sentra-sentra industry juga didirikan di berbagai kota, sementara siswa yang mendapatkan bea siswa mencapai 200 ribu pelajar, sedangkan beasiswa untuk doktoral ditambah dari 1400 dinar menjadi 3 ribu dinar. Ini prestasi dalam kurang dari setahun, namun tidak kami katakana bahwa kami telah mewujudkan seluruh impian kami, karena sebagaimana saya sebutkan, tuntutan jauh lebih besar dari kapasitas yang kami miliki. (ah)