Islamedia - Bertempat di Universitas Andalas (UNAND) berbagai organisasi mahasiswa hadir untuk melaksanakan aksi longmarch dari kampus UNAND menuju pasar baru pada hari rabu (13/2/2013) kemarin.
Aksi ini dilakukan dalam rangka mengingatkan mahasiswa dan juga masyarakat sekitar UNAND untuk menolak perayaan hari Valentine. Aksi damai tersebut diikuti oleh beberapa lembaga mahasiswa seperti Asosiasi Mahasiswa Asrama (AMA) UNAND, Asosiasi Pelajar Islam Sumatra Barat (Assalam Sumbar), Beastudi Etos Padang, dan FSLDK Sumbar.
Aksi tersebut dimulai setelah sholat ashar atau sekitar pukul 16.45 WIB. Meskipun sebelum aksi hujan deras sempat mengguyur UNAND dan sekitarnya dan rintik hujan masih selalu menyertai peserta selama berjalannya aksi, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para mahasiswa yang telah mempersiapkan diri untuk menyatakan penolakannya pada perayaan valentine tersebut.
Asosiasi Mahasiswa Asrama (AMA) UNAND yang merupakan organisasi yang menghimpun seluruh mahasiswa asrama yang berada di Universitas Andalas membagikan selebaran yang berisikan pernyataan sikap mereka (aliansi peserta aksi) terhadap valentine day kepada pengendara dan juga masyarakat sekitar kampus.
Dalam selebaran tersebut mereka coba memaparkan sejarah hadirnya perayaan Valentine Day kepada masyarakat dan juga menegaskan bahwa Valentine bukan berasal dari kebudayaan umat islam dan tidak pantas untuk umat islam ikut memeriahkannya.
Aksi yang mereka lakukan tersebut juga ingin menegaskan kepada masyarakat, bahwa masyarakat Minang yang memiliki falsafah hidup “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” (yang artinya: budaya berlandaskan hukum, dan hukum berlandaskan Qur’an) tidak boleh membiarkan nilai luhur yang ada dalam masyarakatnya semakin terkikis oleh pengaruh kebudayaan luar yang merusak umat Islam dan masyarakat Minang khususnya.
Valentine Day memang selama ini dikenal sebagai hari yang amat mempromosikan budaya maksiat dan hura-hura dalam kehidupan masyarakat.
Dengan mengatas namakan “cinta” mereka melegalkan berbuat zina pada malam tersebut, hal ini terbukti dengan meningkatnya penjualan kondom di Indonesia menjelang perayaan Valentine day dan juga ditemukannya paket coklat yang disertai dengan kondom. Kita tahu apa artinya fenomena tersebut.
Sebagai umat islam maka tidak ada alasan untuk kita merayakan atau sekedar membenarkan keberadaan valentine day di kalangan masyarakat. Oleh karena itu kita harus ikut ambil bagian dalam memberikan pencerdasan kepada masyarakat agar generasi muda tidak dihancurkan dengan perilaku yang menyimpang.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al Baqarah: 120) [han/im]
Aksi ini dilakukan dalam rangka mengingatkan mahasiswa dan juga masyarakat sekitar UNAND untuk menolak perayaan hari Valentine. Aksi damai tersebut diikuti oleh beberapa lembaga mahasiswa seperti Asosiasi Mahasiswa Asrama (AMA) UNAND, Asosiasi Pelajar Islam Sumatra Barat (Assalam Sumbar), Beastudi Etos Padang, dan FSLDK Sumbar.
Aksi tersebut dimulai setelah sholat ashar atau sekitar pukul 16.45 WIB. Meskipun sebelum aksi hujan deras sempat mengguyur UNAND dan sekitarnya dan rintik hujan masih selalu menyertai peserta selama berjalannya aksi, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para mahasiswa yang telah mempersiapkan diri untuk menyatakan penolakannya pada perayaan valentine tersebut.
Asosiasi Mahasiswa Asrama (AMA) UNAND yang merupakan organisasi yang menghimpun seluruh mahasiswa asrama yang berada di Universitas Andalas membagikan selebaran yang berisikan pernyataan sikap mereka (aliansi peserta aksi) terhadap valentine day kepada pengendara dan juga masyarakat sekitar kampus.
Dalam selebaran tersebut mereka coba memaparkan sejarah hadirnya perayaan Valentine Day kepada masyarakat dan juga menegaskan bahwa Valentine bukan berasal dari kebudayaan umat islam dan tidak pantas untuk umat islam ikut memeriahkannya.
Aksi yang mereka lakukan tersebut juga ingin menegaskan kepada masyarakat, bahwa masyarakat Minang yang memiliki falsafah hidup “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” (yang artinya: budaya berlandaskan hukum, dan hukum berlandaskan Qur’an) tidak boleh membiarkan nilai luhur yang ada dalam masyarakatnya semakin terkikis oleh pengaruh kebudayaan luar yang merusak umat Islam dan masyarakat Minang khususnya.
Valentine Day memang selama ini dikenal sebagai hari yang amat mempromosikan budaya maksiat dan hura-hura dalam kehidupan masyarakat.
Dengan mengatas namakan “cinta” mereka melegalkan berbuat zina pada malam tersebut, hal ini terbukti dengan meningkatnya penjualan kondom di Indonesia menjelang perayaan Valentine day dan juga ditemukannya paket coklat yang disertai dengan kondom. Kita tahu apa artinya fenomena tersebut.
Sebagai umat islam maka tidak ada alasan untuk kita merayakan atau sekedar membenarkan keberadaan valentine day di kalangan masyarakat. Oleh karena itu kita harus ikut ambil bagian dalam memberikan pencerdasan kepada masyarakat agar generasi muda tidak dihancurkan dengan perilaku yang menyimpang.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al Baqarah: 120) [han/im]