Islamedia - Kamis (14/2/2013), Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
se-Universitas Brawijaya (UB) Gelar aksi simpatik kampanye #GerakanMenutupAurat.
Kampanye ini dilakukan dengan long march keliling kampus dan Jalan Veteran, Kota Malang.
Mereka mengangkat spanduk dan poster. Diantaranya, 'Jilbab nyaman di dunia, selamat di akhirat', 'Hijab a Fun Way to Heaven', dan sebagainya.
Sebenarnya Hari Hijab Internasional diperingati setiap 4 September. Ketua LDK UB, Zulkarnain menyatakan Seksi kerohanian Islam sengaja berkampanye Gerakan Tutup Aurat bersamaan dengan Valentine Day.
"Biasanya Valentine Day dirayakan dengan hura-hura, dan seks bebas. Kampanye ini untuk melawan tradisi itu," kata Zulkarnain.
Sasaran demo ini adalah mahasiswi dan pemudi yang sering membuka aurat. Makanya, mereka juga long march ke timur menuju Malang Town Square (Matos).
Rohaniawan yang terdiri mahasiswa ini tidak hanya berkampanye melalui demonstrasi. Sosialisasi melalui media online dan pemasangan spanduk juga dilakukan.
Zulkarnain mengungkapkan gerakan menutup aurat harus melibatkan berbagai pihak. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan pun harus terlibat.
Menurutnya, Rohis juga mendorong pemerintah agar mewajibkan pegawai dan siswa menutup aurat.
"Dorongan ke pemerintah, kami lakukan melalui Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)," terangnya.[trbn/im]
Kampanye ini dilakukan dengan long march keliling kampus dan Jalan Veteran, Kota Malang.
Mereka mengangkat spanduk dan poster. Diantaranya, 'Jilbab nyaman di dunia, selamat di akhirat', 'Hijab a Fun Way to Heaven', dan sebagainya.
Sebenarnya Hari Hijab Internasional diperingati setiap 4 September. Ketua LDK UB, Zulkarnain menyatakan Seksi kerohanian Islam sengaja berkampanye Gerakan Tutup Aurat bersamaan dengan Valentine Day.
"Biasanya Valentine Day dirayakan dengan hura-hura, dan seks bebas. Kampanye ini untuk melawan tradisi itu," kata Zulkarnain.
Sasaran demo ini adalah mahasiswi dan pemudi yang sering membuka aurat. Makanya, mereka juga long march ke timur menuju Malang Town Square (Matos).
Rohaniawan yang terdiri mahasiswa ini tidak hanya berkampanye melalui demonstrasi. Sosialisasi melalui media online dan pemasangan spanduk juga dilakukan.
Zulkarnain mengungkapkan gerakan menutup aurat harus melibatkan berbagai pihak. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan pun harus terlibat.
Menurutnya, Rohis juga mendorong pemerintah agar mewajibkan pegawai dan siswa menutup aurat.
"Dorongan ke pemerintah, kami lakukan melalui Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)," terangnya.[trbn/im]