Islamedia - Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Akhwat, sebutan ini biasanya diberikan
buat wanita sholeha yang identik dengan kerudung raksasa dan jilbab
longgarnya. Akhwat juga sangat menjaga diri dari hal-hal yang
bertentangan dengan agama. Saat ketemu dengan saudari seiman, senyum dan
salam selalu menghiasi wajah dan lisannya. Diapun juga senantiasa
menjaga pandangan dari laki- laki bukan mahram. Dan yang paling dikenal
dari sosoknya adalah rasa malu, yang membuatnya semakin terlihat cantik.
Seorang akhwat juga seringkali diidentikan dengan kelembutan. Tapi
lembut bukan berarti lemah dan cengeng. Tapi... gimana dunk dengan
fenomena yang ada sekarang ini, dimana beberapa akhwat yang rajin banget
update status di dunia maya tentang curahan hati mereka?Bahasa yang
mereka pakai juga romantis mendayu- dayu, atau trenyuh sekalian, yang
intinya dipasang untuk mewakili hatinya yang lagi galau. Padahal kalau
jaman dulu buku diari tuh disimpan dan di jaga banget biar orang nggak
tau, tapi sekarang makin banyak diumbar biar semua orang ngerti. Nggak
tahu tujuannya biar membuat orang iba sama dia atau justru menarik
simpati (khususnya para ikhwan).
Sayang banget ya, padahal kalo situasi hati udah nggak enak, nulis
status yg bikin nelangsa malah bakal nambah sedih suasana. Udah gitu
belum tentu masalah bakal keluar dan nemuin jalan keluar, ya nggak?.
Mungkin kalo kita ambil jalan pintas dengan curhat langsung aja sama
Allah, pasti akan lebih adem dan damai di hati.
Selain itu, seorang akhwat juga identik dengan gampang nangis dan
ngerasa iba dari pada laki-laki. Menangis sih boleh- boleh aja,
manusiawi banget kok. tapi kalau dijadikan kebiasaan itu menandakan
orangnya mudah rapuh alias cengeng. Seorang akhwat harus bisa belajar
menyikapi sesuatu secara dewasa. Kenapa? karena merekalah yang dekat
dengan dunia dakwah yang tentunya akan berhadapan dengan 1001 karakter
manusia, lengkap dengan pernak pernik kesulitan dan keunikannya. Kalau
hati nggak luas, dewasa, dan mudah rapuh, wah bisa- bisa dakwah berhenti
di tengah jalan.
Jadi akhwat kudu kuat
Kita semua adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk mengesakanNya.
Atau dengan kata lain menegakkan Kalimat Laailaha Ilallah di dunia ini.
Dan ini bukan perkara simple. Rasulullah dulu berdakwah hingga giginya
patah, dilempari batu, di caci maki, dibilang orang gila, diteror,
diancam mau di bunuh, dll. Bener- bener deh, jalan dakwah memang sangat
berat dan nggak hanya sebatas teori, atau sekedar kata ‘Jadilah..!’ maka
akan terjadi. Yang ada ‘jadilah!’ lalu kita harus bergerak untuk
menjadikannya, dan baru hal itu akan jadi kenyataan.
So, buat kamu para akhwat, Selamat datang di dunia dakwah.… dan kamu kudu kuat.
Jadilah yang terkuat dalam kesabaran seperti Sumayyah binti Khayyat yang
walaupun disiksa dan di buang ke padang pasir yang sangat panas dan
menyengat, serta diletakkan di atas dadanya sebongkah batu yg berat agar
dia keluar dari din, tapi dia tidak meratap, dan tetap mengucapkan,
Ahad.. Ahad..
Jadilah sekuat Nusaibah binti Ka'ab yang tidak menangis walau tangannya
terpotong, demi membela Rasulullah SAW di perang Uhud. Atau setangguh
the Black Rider, si penunggang kuda berbaju hitam, Khaulah binti Azur
yang membuat Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya
tercengang melihat ketangkasannya memacu kuda ke tengah-tengah medan
tempur.
Jadilah sekuat Rumaisa binti Marhan atau Ummu sulaim yang tegas menolak
lelaki kafir yang ingin menikahinya, walaupun dia sangat kaya.
Jadilah sekuat dan seikhlas siti Hajar yang rela dan tetap kuat saat
ditinggal Nabi Ibrahim 'Alaihissalam di padang pasir yang tandus dan
gersang bersama putranya,
Ismail