Islamedia - Forum Silaturahim Masjid Perkantoran (Forsimpta) menggelar sebuah seminar "Optimalisasi Social Media Dakwah Kantor" bagi para pengurus Rohis dan Masjid Perkantoran seluruh wilayah DKI Jakarta pada hari Sabtu (1/12) bertempat di Gedung Sarinah Jakarta Pusat. Sebagai pemateri dihadirkan dua tokoh berpengaruh di dunia maya, yaitu Ustadz Ahmad Sarwat seorang Da'i Online (mantan Pemred eramuslim.com) dan Boy Hamidi (Praktisi Social Media).
Ustadz Ahmad Sarwat memaparkan bahwa para aktivis dakwah, khususnya dakwah perkantoran harus dapat melihat perkembangan zaman dalam mengelola dakwahnya. Sekarang eranya Facebook, Twitter, youtube, jadi setiap aktivis dakwah sudah seharusnya mampu menggunakan layanan ini untuk dapat menunjang dakhwanya sehingga lebih maksimal. Sebagai contoh, saya biasa merekam setiap kajian yang saya isi melalui Camera Recorder yang saya beli sendiri di Glodog, kemudian saya upload di Youtube, sehingga yang mendapatkan Ilmu dari Kajian yang saya bawakan tidak terbatas hanya yang hadir saat Kajian yang jumlahnya terbatas, namun akan semakin banyak lagi bisa mencapai ribuan.
Lebih lanjut Ustadz Sarwat juga mengkritisi beberapa pemuka agama yang menutup diri dari perkembangan teknologi informasi, khususnya social media. Seakan social media dianggap sebagai sebuah sistem yang menghancurkan. Anggapan ini sangat kurang tepat, social media itu tergantung siapa yang menggunakanya. Coba bayangkan bila setiap Ustadz mengupluad kajianya di youtube dan kemudian membuat Page Facebook serta aktif men-tweet di twitter secara Istiqomah, maka akan semakin banyak pengguna social media yang tercerahkan. Jangan sampai para Ustadz kalah dengan para aktivis JIL yang sangat massif menyebarkan fiqrohnya melalui jejaring social media.
Pembahasan mengenai social media semakin menarik saat pemateri kedua Boy Hamidi yang merupakan praktisi Social Media memaparkan beberapa hasil risetnya bahwa Social media telah dapat mengantarkan seorang Obama menjadi Presiden Amerika. Bang Boy, demikian sapaan akrabnya, memaparkan bahwa dalam setiap pidatonya, Obama akan berhenti jeda beberapa menit dalam berbicara untuk memberikan kesempatan bagi followernya untuk men-tweet pidato-pidatonya.
Bukan hanya Obama, para pegiat Social media juga berhasil menyeret penjahat perang dengan tagmelaui social media hanya dengan membuat video kemudian di upload ke Youtube. Dalam lima hari , media jejaring sosial seperti YouTube,
Facebook dan Twitter diramaikan hashtag #Kony2012 dan #stopkonny. Malahan,
video "Kony 2012" berdurasi 30 menit di YouTube hingga Sabtu siang
(9/3/2012) telah ditonton oleh 60.364.287 orang. Sejak itu kemudian Kony ditetapkan sebagai penjahat perang Uganda oleh Mahkamah Internasional di Den Haag tahun 2005 atas tuduhan penculikan massal, pelecehan seksual, pembunuhan dan tuduhan perang lain karena mengobarkan perang saudara di Uganda pada 1987-2002 tapi hingga kini belum berhasil ditangkap.
Beberapa fakta tersebut sudah saatnya para aktivis dakwah kantor juga perlu menggarap social media sebagai saran perbaikan umat, khususnya para karyawan perkantoran yang notabete merupakan Gadget Mania.

Selanjutnya, untuk menindaklanjuti seminar social media ini, pengurus Forsimpta akan melaksanakan pelatihan-pelatihan secara berkala sehingga para aktivis dakwah kantor akan dapat memanfaatkan social media untuk dapat semakin menebarkan pesan pesan positif untuk menjadi Profesional yang Islami.[ismed]