Islamedia - Ketua fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyatakan saat ini Sekretariat Gabungan (setgab) sedang berada di perpecahan. Bahkan Hidayat menyebut partai koalisi seperti PAN, PKS, PKB dan PPP hanya disuruh mengikuti apa yang diinginkan Demokrat.
"Kalau menginginkan kokoh dan kuat (setgab), seharusnya saling mendengar dan menguatkan. Kita hanya diminta menjadi pengekor dan tidak positif bagi demokrasi dan penguatan," ujar Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (23/11).
Anggota Komisi VIII DPR ini membeberkan beberapa indikasi sebagai bukti ketidak harmonisan setgab, antara lain RUU Kamnas yang langsung disampaikan ke DPR tanpa melakukan pembahasan terlebih dahulu di setgab.
Selain itu, lanjut dia, laporan Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang langsung melaporkan dugaan kongkalingkong kepada KPK, harusnya menurut dia, dibahas terlebih dahulu di setgab.
"PAN sudah meneriakkan, bahkan sudah menyuarakan untuk keluar koalisi karena suaranya tidak didengar," tutur dia.
Untuk itu dia berharap, kalau memang masih ingin mempertimbangkan setgab, seharusnya di antara partai koalisi harus saling mendengar dan menguatkan.
"Jangan hanya mengundang kalau ada kepentingan," pungkas dia.(merdeka.com)
"Kalau menginginkan kokoh dan kuat (setgab), seharusnya saling mendengar dan menguatkan. Kita hanya diminta menjadi pengekor dan tidak positif bagi demokrasi dan penguatan," ujar Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (23/11).
Anggota Komisi VIII DPR ini membeberkan beberapa indikasi sebagai bukti ketidak harmonisan setgab, antara lain RUU Kamnas yang langsung disampaikan ke DPR tanpa melakukan pembahasan terlebih dahulu di setgab.
Selain itu, lanjut dia, laporan Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang langsung melaporkan dugaan kongkalingkong kepada KPK, harusnya menurut dia, dibahas terlebih dahulu di setgab.
"PAN sudah meneriakkan, bahkan sudah menyuarakan untuk keluar koalisi karena suaranya tidak didengar," tutur dia.
Untuk itu dia berharap, kalau memang masih ingin mempertimbangkan setgab, seharusnya di antara partai koalisi harus saling mendengar dan menguatkan.
"Jangan hanya mengundang kalau ada kepentingan," pungkas dia.(merdeka.com)