Islamedia - Warga muslim Amerika bernafas sedikit lega dengan kegagalan kandidat anggota Kongres yang dikenal berpandangan miring terhadap kalangan etnis dan agama minoritas, dalam pemilihan pekan lalu.
"Hasil menggembirakan ini jelas menunjukkan bahwa arus utama Amerika menolak para kandidat pejabat publik bigot anti-Muslim itu, dan membuktikannya dalam pemungutan suara," urai Nihad Awad, Direktur Eksekutif Nasional Council on American-Islamic Relations (CAIR) seperti laporan OnIslam.
Pemilihan Kongres pada Selasa (6/11) lalu menunjukkan gagalnya para kandidat yang kerapkali menyampaikan retorika keji melawan kaum Muslim.
Di Florida, aleg Partai Republik Allen West kehilangan kursi dan kalah dari penantangnya Patrick Murphy dari Partai Demokrat.
West pernah menggambarkan Islam sebagai "ideologi politik teokratik totalitarian" yang merupakan "musuh yang teramat sangat jahat dan ganas".
Caleg islamofobik lainnya yang juga berasal dari Partai Republik, Adam Hasner, juga tidak didukung oleh para pemilih di Florida.
Hesner dikenal mengampanyekan kegiatan yang ditujukan untuk mencemarkan citra kaum Muslim.
Pada tahun 2009, ia menyuarakan pelarangan "Hari Muslim Florida" yang menandakan pencapaian warga Muslim.
Dua tahun sebelumnya, ia mensponsori pembuatan film dokumenter yang menakut-nakuti warga Amerika agar menjauh dari Islam dan Muslim. Film itu ditujukan bagi kalangan legislator.
Film dokumenter berjudul "Obsession: Radical Islam's War Against the West", yang menampakkan gambaran fitnah bagaimana Islam radikal berkampanye melawan kaum Kristen, Amerika, dan Barat itu, dipertontonkan di kampus-kampus Amerika.
Film tersebut menampilkan wawancara dengan para pengamat yang dikenal berpandangan anti-Islam, termasuk Martin Gilbert, Daniel Pipes, dan Steve Emerson.
Kandidat islamofobik berikutnya, Terry Kemple, juga kalah dalam pencalonannya menjadi Dewan Sekolah Daerah Hillsborough.
Isu utama yang diusung Kemple selama pemilihan ialah untuk melarang para pembicara Muslim masuk ke sekolah-sekolah lokal.
Pemilihan Selasa lalu menghasilkan dominasi Partai Demokrat di Majelis Tinggi Kongres atau Senat AS, sedangkan Partai Republik masih mendominasi Majelis Rendah Kongres atau DPR AS.
Kesadaran Politik
Para pemimpin Muslim menyampaikan pujian atas upaya-upaya Muslim Amerika dalam meningkatkan kepedulian masyarakat tentang Islam, sehingga turut menyebabkan kekalahan para kandidat yang islamofobik.
"Pemilihan sekarang ini menjadi saksi meningkatnya kesadaran politik dan upaya-upaya mobilisasi di kalangan Muslim Amerika hingga sanggup memberikan pukulan telak kepada 'mesin' Islamofobia," kata Awad dari CAIR.
Di antara caleg yang menjadi pecundang pada pemilihan Selasa lalu ialah wakil Partai Republik bernama Joe Walsh, yang kalah menduduki kembali jabatannya sebagai aleg dari Illinois.
Walsh membuat geram kaum Muslim pada awal tahun ini, ketika ia mengatakan bahwa Islam radikal sudah berada di tengah-tengah Amerika Serikat.
"(Islam radikal) itu ada di sini. Ada di Elk Grove. Ada di Addison. Ada di Elgin. Ada di Amerika sini," kata Walsh saat itu.
Di Arkansas, caleg Republik Charlie Fuqua gagal terpilih menjadi anggota Kongres dikalahkan caleg Demokrat, James McLean.
Dalam sebuah buku, Fuqua menyerukan pendeportasian atau pengusiran semua warga Muslim dari Amerika Serikat.
Di Minnesota, Republikan Chip Cravaack juga kehilangan kursinya. Cravaack ialah seorang pendukung utama hak angket yang diajukan aleg Peter King dari Partai Republik yang mengangkat isu radikalisasi Muslim AS.
Kaum Muslim menyampaikan kemarahannya atas berbagai ulah Partai Republik yang memainkan kampanye anti-Islam melalui para calegnya untuk memenangkan suara.
Mantan Jubir Gedung Putih di masanya, Newt Gingrich suatu ketika menggambarkan Syariat Islam sebagai ancaman mematikan bagi Amerika Serikat.
Mantan kandidat dari Partai Republik, Rick Santorum, juga menggambarkan Syariat Islam sebagai "bahaya laten" untuk Amerika.
Mantan kandidat lainnya, Herman cain, juga mengatakan bahwa ia tidak akan menunjuk seorang Muslim pun untuk menduduki jabatan dalam pemerintahannya.
Cain, yang belakangan mengundurkan diri dari pencapresannya, kemudian meralat sikapnya itu dengan menyerukan disumpah ulangnya pejabat yang beragama Islam dengan dalih pembuktian loyalitas, sebuah seruan yang dikritik banyak pihak karena jelas-jelas inkonstitusional.
Baru-baru ini, legislator Republikan dari Missouri menggambarkan Islam itu ibarat penyakit polio, sedangkan Republikan lainnya dari Alaska mencap Muslim sebagai "penjajah" masyarakat Amerika. [onidlsm]
"Hasil menggembirakan ini jelas menunjukkan bahwa arus utama Amerika menolak para kandidat pejabat publik bigot anti-Muslim itu, dan membuktikannya dalam pemungutan suara," urai Nihad Awad, Direktur Eksekutif Nasional Council on American-Islamic Relations (CAIR) seperti laporan OnIslam.
Pemilihan Kongres pada Selasa (6/11) lalu menunjukkan gagalnya para kandidat yang kerapkali menyampaikan retorika keji melawan kaum Muslim.
Di Florida, aleg Partai Republik Allen West kehilangan kursi dan kalah dari penantangnya Patrick Murphy dari Partai Demokrat.
West pernah menggambarkan Islam sebagai "ideologi politik teokratik totalitarian" yang merupakan "musuh yang teramat sangat jahat dan ganas".
Caleg islamofobik lainnya yang juga berasal dari Partai Republik, Adam Hasner, juga tidak didukung oleh para pemilih di Florida.
Hesner dikenal mengampanyekan kegiatan yang ditujukan untuk mencemarkan citra kaum Muslim.
Pada tahun 2009, ia menyuarakan pelarangan "Hari Muslim Florida" yang menandakan pencapaian warga Muslim.
Dua tahun sebelumnya, ia mensponsori pembuatan film dokumenter yang menakut-nakuti warga Amerika agar menjauh dari Islam dan Muslim. Film itu ditujukan bagi kalangan legislator.
Film dokumenter berjudul "Obsession: Radical Islam's War Against the West", yang menampakkan gambaran fitnah bagaimana Islam radikal berkampanye melawan kaum Kristen, Amerika, dan Barat itu, dipertontonkan di kampus-kampus Amerika.
Film tersebut menampilkan wawancara dengan para pengamat yang dikenal berpandangan anti-Islam, termasuk Martin Gilbert, Daniel Pipes, dan Steve Emerson.
Kandidat islamofobik berikutnya, Terry Kemple, juga kalah dalam pencalonannya menjadi Dewan Sekolah Daerah Hillsborough.
Isu utama yang diusung Kemple selama pemilihan ialah untuk melarang para pembicara Muslim masuk ke sekolah-sekolah lokal.
Pemilihan Selasa lalu menghasilkan dominasi Partai Demokrat di Majelis Tinggi Kongres atau Senat AS, sedangkan Partai Republik masih mendominasi Majelis Rendah Kongres atau DPR AS.
Kesadaran Politik
Para pemimpin Muslim menyampaikan pujian atas upaya-upaya Muslim Amerika dalam meningkatkan kepedulian masyarakat tentang Islam, sehingga turut menyebabkan kekalahan para kandidat yang islamofobik.
"Pemilihan sekarang ini menjadi saksi meningkatnya kesadaran politik dan upaya-upaya mobilisasi di kalangan Muslim Amerika hingga sanggup memberikan pukulan telak kepada 'mesin' Islamofobia," kata Awad dari CAIR.
Di antara caleg yang menjadi pecundang pada pemilihan Selasa lalu ialah wakil Partai Republik bernama Joe Walsh, yang kalah menduduki kembali jabatannya sebagai aleg dari Illinois.
Walsh membuat geram kaum Muslim pada awal tahun ini, ketika ia mengatakan bahwa Islam radikal sudah berada di tengah-tengah Amerika Serikat.
"(Islam radikal) itu ada di sini. Ada di Elk Grove. Ada di Addison. Ada di Elgin. Ada di Amerika sini," kata Walsh saat itu.
Di Arkansas, caleg Republik Charlie Fuqua gagal terpilih menjadi anggota Kongres dikalahkan caleg Demokrat, James McLean.
Dalam sebuah buku, Fuqua menyerukan pendeportasian atau pengusiran semua warga Muslim dari Amerika Serikat.
Di Minnesota, Republikan Chip Cravaack juga kehilangan kursinya. Cravaack ialah seorang pendukung utama hak angket yang diajukan aleg Peter King dari Partai Republik yang mengangkat isu radikalisasi Muslim AS.
Kaum Muslim menyampaikan kemarahannya atas berbagai ulah Partai Republik yang memainkan kampanye anti-Islam melalui para calegnya untuk memenangkan suara.
Mantan Jubir Gedung Putih di masanya, Newt Gingrich suatu ketika menggambarkan Syariat Islam sebagai ancaman mematikan bagi Amerika Serikat.
Mantan kandidat dari Partai Republik, Rick Santorum, juga menggambarkan Syariat Islam sebagai "bahaya laten" untuk Amerika.
Mantan kandidat lainnya, Herman cain, juga mengatakan bahwa ia tidak akan menunjuk seorang Muslim pun untuk menduduki jabatan dalam pemerintahannya.
Cain, yang belakangan mengundurkan diri dari pencapresannya, kemudian meralat sikapnya itu dengan menyerukan disumpah ulangnya pejabat yang beragama Islam dengan dalih pembuktian loyalitas, sebuah seruan yang dikritik banyak pihak karena jelas-jelas inkonstitusional.
Baru-baru ini, legislator Republikan dari Missouri menggambarkan Islam itu ibarat penyakit polio, sedangkan Republikan lainnya dari Alaska mencap Muslim sebagai "penjajah" masyarakat Amerika. [onidlsm]