Islamedia - Puluhan warga Suriah di Mesir yang mendukung pemberontakan di Suriah berunjuk rasa di depan Markas Besar Liga Arab di Kairo pada Kamis (30/8).
Mereka meneriakkan yel yel "hidup Mursi, hidup Mursi" dan memuji pidato Presiden Mesir Mohamed Mursi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) yang berlangsung di Teheran pada Kamis (30/8).
Pidato Presiden Mursi yang mengecam pemerintah Suriah itu membuat delegasi Suriah di KTT GNB "walk out" atau keluar dari ruangan pertemuan sebagai protes atas pidatonya.
Delegasi Suriah mengecam pidato Mursi yang menyebut "penindasan" yang dilakukan pemerintah Suriah terhadap rakyat sendiri.
Menurut koran Arab News, Presiden Mursi dalam pidatonya mengatakan, pemberontakan di Suriah merupakan perlawanan rakyat terhadap pemerintah penindas.
Mursi, yang dilantik sebagai presiden pada 30 Juni 2012 menggatikan Presiden Hosni Mubarak yang digulingkan dalam revolusi pada awal tahun lalu, mengatakan revolusi Mesir merupakan landasan bagi Revolusi Musim Semi Arab (Arab Spring).
Revolusi Mesir yang dimulai pada 25 Januari 2011 merupakan landasan revolusi Arab menyusul Tunisia dan kemudian diikuti oleh Libia dan Yaman dan kini melanda Suriah.
Pidato Mursi itu membuat "gerah" delegasi Suriah sehingga mereka pun melakukan aksi "walk out".
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem menilai pidato Mursi itu dapat memperkeruh situasi di Suriah dan memperluas pertumpahan darah.
Presiden Mursi sebelumnya mengusulkan pembentukan komite yang beranggota empat negara mencakup Mesir, Iran, Turki dan Arab Saudi untuk mencari titik temu penyelesaian krisis Suriah yang telah berlangsung selama 17 bulan.
Kunjungan Mursi ke Iran dalam kapasitas sebagai Ketua GNB, dan akan menyerahkan kepemimpinan organisasi internasional tersebut kepada Iran.(MI)
Mereka meneriakkan yel yel "hidup Mursi, hidup Mursi" dan memuji pidato Presiden Mesir Mohamed Mursi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) yang berlangsung di Teheran pada Kamis (30/8).
Pidato Presiden Mursi yang mengecam pemerintah Suriah itu membuat delegasi Suriah di KTT GNB "walk out" atau keluar dari ruangan pertemuan sebagai protes atas pidatonya.
Delegasi Suriah mengecam pidato Mursi yang menyebut "penindasan" yang dilakukan pemerintah Suriah terhadap rakyat sendiri.
Menurut koran Arab News, Presiden Mursi dalam pidatonya mengatakan, pemberontakan di Suriah merupakan perlawanan rakyat terhadap pemerintah penindas.
Mursi, yang dilantik sebagai presiden pada 30 Juni 2012 menggatikan Presiden Hosni Mubarak yang digulingkan dalam revolusi pada awal tahun lalu, mengatakan revolusi Mesir merupakan landasan bagi Revolusi Musim Semi Arab (Arab Spring).
Revolusi Mesir yang dimulai pada 25 Januari 2011 merupakan landasan revolusi Arab menyusul Tunisia dan kemudian diikuti oleh Libia dan Yaman dan kini melanda Suriah.
Pidato Mursi itu membuat "gerah" delegasi Suriah sehingga mereka pun melakukan aksi "walk out".
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem menilai pidato Mursi itu dapat memperkeruh situasi di Suriah dan memperluas pertumpahan darah.
Presiden Mursi sebelumnya mengusulkan pembentukan komite yang beranggota empat negara mencakup Mesir, Iran, Turki dan Arab Saudi untuk mencari titik temu penyelesaian krisis Suriah yang telah berlangsung selama 17 bulan.
Kunjungan Mursi ke Iran dalam kapasitas sebagai Ketua GNB, dan akan menyerahkan kepemimpinan organisasi internasional tersebut kepada Iran.(MI)