Islamedia - Komentar Conselor Mahmoud Khudairi - mantan ketua Komite Perundang-undangan Majelis Shaab Mesir- seputar kemungkinan pengembalian Majelis Shaab lewat...
jalur kebijakan Pengadilan Administrasi dalam sidang 24 September mendatang menuai banyak reaksi di tengah arus perpolitikan Mesir.
Amr Moussa -mantan Sekjen Liga Arab- menyatakan tak ada gunanya membahas kemungkinan kembalinya Majelis Shaab. Kata kunci yang terpenting saat ini adalah undang-undang. Semua pihak harus menghormati kabijakan peradilan yang merupakan representasi hukum perundang-undangan, tanpa perlu ada tarik ulur demi menjaga stabilitas negara.
Moussa menambahkan bahwa sebelum ini presiden Mohamed Morsi telah menyatakan bahwa pemilu ulang Majelis Shaab yang baru akan dibicarakan dalam referendum, lalu apa lagi yang ingin dirobah?
Mantan kandidat presiden ini menambahkan bahwa karakteristik utama sebuah pemerintahan yang baik berkaitan erat dengan penghormatan terhadap hukum, prinsip yang diakui dan hukum yang ditetapkan. Hal ini menjadi pemisah kekuasaan, melanggar undang-undang akan menimbilkan ketidakstabilan undang-undang seluruhnya.
Hal ini dikuatkan oleh Hamdeen Sabahi -mantan kandidat presiden pemilu yang lalu-, bahwa komentar beberapa petinggi Ikhwan dan FJP seputar pengembalian Majelis Shaab yang telah dibubarkan oleh MK bertentangan dengan janji yang telah diucapkan presiden Mohamed Morsi.
Dalam komentarnya kemarin, Hamdeen menyebutkan bahwa presiden telah mengumumkan akan menjalankan dan menghormati Deklarasi Konstitusi dengan menyelenggarakan pemilu Majelis Shaab yang baru 2 bulan setelah dilakukan referendum konstitusi negara yang baru. Dan mengajak semua pihak untuk fokus mencarikan solusi permasalahan dan kebimbangan rakyat saat ini dan pelaksanaan pemilu parlemen untuk menampung aspirasi rakyat.
Menanggapi hal ini Dr. Tarek Al-Zomor -juru bicara Jamaah Islamiyah-menyatakan bahwa koalisi antar parpol dan kekuatan politik yang mengatas namakan sipil dan liberal pada pemilu parlemen mendatang tak akan membuahkan hasil, karena mereka terdiri dari partai politik yang wujud sejati keberadaan mereka tak terlihat di lapangan. Mereka akan kehilangan kursi yang telah diperoleh di Majelis Shaab yang lalu. Zomor menambahkan bahwa kelompok Islam akan memenangkan pemilu parlemen mendatang hingga 85% kursi di parlemen.(HaR/ah)
(Harian Al-Ahram, Senin, 10 september 2012. Hal. 5/Sinai)
Amr Moussa -mantan Sekjen Liga Arab- menyatakan tak ada gunanya membahas kemungkinan kembalinya Majelis Shaab. Kata kunci yang terpenting saat ini adalah undang-undang. Semua pihak harus menghormati kabijakan peradilan yang merupakan representasi hukum perundang-undangan, tanpa perlu ada tarik ulur demi menjaga stabilitas negara.
Moussa menambahkan bahwa sebelum ini presiden Mohamed Morsi telah menyatakan bahwa pemilu ulang Majelis Shaab yang baru akan dibicarakan dalam referendum, lalu apa lagi yang ingin dirobah?
Mantan kandidat presiden ini menambahkan bahwa karakteristik utama sebuah pemerintahan yang baik berkaitan erat dengan penghormatan terhadap hukum, prinsip yang diakui dan hukum yang ditetapkan. Hal ini menjadi pemisah kekuasaan, melanggar undang-undang akan menimbilkan ketidakstabilan undang-undang seluruhnya.
Hal ini dikuatkan oleh Hamdeen Sabahi -mantan kandidat presiden pemilu yang lalu-, bahwa komentar beberapa petinggi Ikhwan dan FJP seputar pengembalian Majelis Shaab yang telah dibubarkan oleh MK bertentangan dengan janji yang telah diucapkan presiden Mohamed Morsi.
Dalam komentarnya kemarin, Hamdeen menyebutkan bahwa presiden telah mengumumkan akan menjalankan dan menghormati Deklarasi Konstitusi dengan menyelenggarakan pemilu Majelis Shaab yang baru 2 bulan setelah dilakukan referendum konstitusi negara yang baru. Dan mengajak semua pihak untuk fokus mencarikan solusi permasalahan dan kebimbangan rakyat saat ini dan pelaksanaan pemilu parlemen untuk menampung aspirasi rakyat.
Menanggapi hal ini Dr. Tarek Al-Zomor -juru bicara Jamaah Islamiyah-menyatakan bahwa koalisi antar parpol dan kekuatan politik yang mengatas namakan sipil dan liberal pada pemilu parlemen mendatang tak akan membuahkan hasil, karena mereka terdiri dari partai politik yang wujud sejati keberadaan mereka tak terlihat di lapangan. Mereka akan kehilangan kursi yang telah diperoleh di Majelis Shaab yang lalu. Zomor menambahkan bahwa kelompok Islam akan memenangkan pemilu parlemen mendatang hingga 85% kursi di parlemen.(HaR/ah)
(Harian Al-Ahram, Senin, 10 september 2012. Hal. 5/Sinai)