Islamedia -Penderitaan muslim Rohingya asal Myanmar harus mendapat perhatian serius dari Presiden SBY.
Selain SBY harus mendorong mendorong Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan seluruh pemimpin dunia untuk mendesak Myanmar menghentikan pembantian ini, SBY juga segera membebaskan dan memberikan suaka politik terhadap pengungsi Rohingya di Indonesia yang nasibnya terlunta-lunta selama 10 bulan.
"Pemerintah harus reaktif dan peduli terhadap pengungsi rohingya yang nasibnya terlunta-lunta di Indonesia. Mereka lari dari negaranya untuk mencari kebebasan ke negara lain seperti Indonesia, tetapi yang didapat justru ketidak jelasan nasibnya di tempat penampungan imigrasi Indonesia," kata anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Herlini Amran, Kamis, 26/7.
Kemarin (Rabu, 25/7), Herlini berkunjung ke Rumah Detensi Imigrasi Tanjung Pinang. Selain memberi penguatan dan motivasi kepada pengungsi Rohingya untuk terus dapat tabah, sabar dan banyak berdo'a di bulan Ramadhan yang suci ini, Herlini juga memberikan bantuan Al Quran kepada pada pengungsi sebagai sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Di Tanjung Pinang ini terdapat 82 orang pengungsi asal Rohingya, yang 13 diantaranya anak-anak, dan yang paling kecil bahkan ada yang masih berumur 9 tahun. Menurut Herlini, warga Rohingya itu menghendaki suaka politik dari negara lain.
"Pemerintah harus proaktif memberikan suaka politik kepada muslim Rohingya yang lari dari negaranya karena hampir 20 tahunan hidup dalam teror dan penindasan," demikian Herlini.(rmol)
Selain SBY harus mendorong mendorong Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan seluruh pemimpin dunia untuk mendesak Myanmar menghentikan pembantian ini, SBY juga segera membebaskan dan memberikan suaka politik terhadap pengungsi Rohingya di Indonesia yang nasibnya terlunta-lunta selama 10 bulan.
"Pemerintah harus reaktif dan peduli terhadap pengungsi rohingya yang nasibnya terlunta-lunta di Indonesia. Mereka lari dari negaranya untuk mencari kebebasan ke negara lain seperti Indonesia, tetapi yang didapat justru ketidak jelasan nasibnya di tempat penampungan imigrasi Indonesia," kata anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Herlini Amran, Kamis, 26/7.
Kemarin (Rabu, 25/7), Herlini berkunjung ke Rumah Detensi Imigrasi Tanjung Pinang. Selain memberi penguatan dan motivasi kepada pengungsi Rohingya untuk terus dapat tabah, sabar dan banyak berdo'a di bulan Ramadhan yang suci ini, Herlini juga memberikan bantuan Al Quran kepada pada pengungsi sebagai sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Di Tanjung Pinang ini terdapat 82 orang pengungsi asal Rohingya, yang 13 diantaranya anak-anak, dan yang paling kecil bahkan ada yang masih berumur 9 tahun. Menurut Herlini, warga Rohingya itu menghendaki suaka politik dari negara lain.
"Pemerintah harus proaktif memberikan suaka politik kepada muslim Rohingya yang lari dari negaranya karena hampir 20 tahunan hidup dalam teror dan penindasan," demikian Herlini.(rmol)