Islamedia - Pendiri Jakarta, yang saat itu bernama Jayakarta, pada 485 tahun silam adalah seorang santri, Fatahilah. Itu artinya sekarang saatnya Jakarta diberesin oleh santri juga.
Hal itu disampaikan calon gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid dalam orasi pada kampanye akbar di gedung olahrga Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan (Minggu, 1/7).
"Jika Fatahilah masih hidup dia akan mengeluh. Wahai rakyat Jakarta, kenapa warisan kotaku seperti ini? Apakah tidak ada santri yang bisa beresin Jakarta?" ujar Hidayat saat beorasi.
"Kalau dulu santri yang dirikan Jakarta ini, sekarang saatnya santri yang beresin Jakarta," imbuh alumnus Pondok Pesantren Gontor Ponorogo ini.
Di samping itu, jangan juga asal memilih santri. Karena, lanjut Hidayat, warga Jakarta harus memilih yang berpengalaman, tapi pengalaman yang sukses, bukan pengalaman yang gagal.
"Hidayat-Didik punya pengalaman beresin birokrasi tanpa korupsi. Saat jadi Ketua MPR, pertanggungjawaban saya diterima dengan wajar tanpa pengecualian," terang Hidayat.
Karena itu, pasangan Hidayat, Didik J, Rachbini, mengimbau warga Jakarta khususnya para pendukungnya mengerahkan semua kekuatan dalam 10 hari ini untuk memenangkan pilgub dan menjadikan pemilu Jakarta menjadi 1 putaran.
"Kita sudah menderita selama 5 tahun, jangan ditambah 5 tahun lagi. Untuk itu mari beresin Jakarta dengan satu putaran," ujar Didik dalam orasinya.
"Untuk itu, Ayo Beresin Jakarta. Itulah motto kita untuk memberesin Jakarta karena Jakarta butuh perubahan secepatnya. Beresin macet Jakarta," teriak Didik yang disambut puluhan ribu simpatisan dengan kata 'Beresin!' (rmol)
Hal itu disampaikan calon gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid dalam orasi pada kampanye akbar di gedung olahrga Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan (Minggu, 1/7).
"Jika Fatahilah masih hidup dia akan mengeluh. Wahai rakyat Jakarta, kenapa warisan kotaku seperti ini? Apakah tidak ada santri yang bisa beresin Jakarta?" ujar Hidayat saat beorasi.
"Kalau dulu santri yang dirikan Jakarta ini, sekarang saatnya santri yang beresin Jakarta," imbuh alumnus Pondok Pesantren Gontor Ponorogo ini.
Di samping itu, jangan juga asal memilih santri. Karena, lanjut Hidayat, warga Jakarta harus memilih yang berpengalaman, tapi pengalaman yang sukses, bukan pengalaman yang gagal.
"Hidayat-Didik punya pengalaman beresin birokrasi tanpa korupsi. Saat jadi Ketua MPR, pertanggungjawaban saya diterima dengan wajar tanpa pengecualian," terang Hidayat.
Karena itu, pasangan Hidayat, Didik J, Rachbini, mengimbau warga Jakarta khususnya para pendukungnya mengerahkan semua kekuatan dalam 10 hari ini untuk memenangkan pilgub dan menjadikan pemilu Jakarta menjadi 1 putaran.
"Kita sudah menderita selama 5 tahun, jangan ditambah 5 tahun lagi. Untuk itu mari beresin Jakarta dengan satu putaran," ujar Didik dalam orasinya.
"Untuk itu, Ayo Beresin Jakarta. Itulah motto kita untuk memberesin Jakarta karena Jakarta butuh perubahan secepatnya. Beresin macet Jakarta," teriak Didik yang disambut puluhan ribu simpatisan dengan kata 'Beresin!' (rmol)